Mon maap judulnya ganti.
Gegara... gatau sih.
Gak srek aja ama Couple bad boy makannya di ganti jadi Arindra.
Menurut klean gmna?***
"Arin! Beuh gua di tinggal bjir!" Pekik Reyhan ketika Arin sudah hilang dari pandangan nya.
"Kira kira kemana ya? Kantin? Coba dulu lah." Tanya Reyhan pada dirinya sendiri.
Langkahnya terus menuju kantin.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Reyhan menatap bingung pada kantin yang mendadak hening. Semua mata memandang ke arahnya.
"Apaan sih liat liat!" Pekiknya risih.
Mengingat ia baru pertama kali ke kantin.
"Itu siapa?"
"Ganteng banget bjir!"
"Ah jatah gue itu mah!"
"Halalin adek bang!"
"Imanku runtuh seketika"
"Aku hamil anak mu bang!!"
Pekik siswi siswi ambigu. Maklum lah mereka jarang melihat Reyhan.
Mata Reyhan terus menyusuri seluruh sudut kantin, mencari keberadaan Arin. Pasalnya gadis itu terlihat tidak baik baik saja saat meninggalkan kelas. Bibir nya pucat pasi.
Sayangnya ia tidak menemukan wujud Arin di seluruh penjuru kantin.
***
Sementara di sudut lain.
Flash back on.
+62351...
Gue.. Ga bisa lepas dari lo!Arin lantas mengernyitkan keningnya, heran.
Meski nomor itu telah ia hapus dari ponselnya. Nyatanya Arin masih hafal betul deretan nomor nomor itu. Kiasan masa lalu lantas berputar cepat. Tangannya mendadak dingin. Bibirnya pucat pasi.Hingga akhirnya, Lamunannya terhenti. Seorang guru masuk. Bersama seorang murid lelaki di belakangnya.
Arin membeku.
Bahkan mungkin ia bisa mati. Karena menahan napas terlalu lama.
"Selamat pagi anak anak. Ada murid baru lagi minggu ini. Silahkan perkenalkan nama kamu."
Lelaki itu lantas tersenyum manis. Manis sekali. Bahkan taraf ketampanan nya hampir menyamai Reyhan.
"Riki Aditya. Dari SMAN 11 Bandung." Ucapnya singkat.
"Oke kamu silahkan menuju bangku kosong yang masih di sediakan. "
"Baik bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arindra
Teen FictionKamu bukan Aku. Jadi, jangan pura pura paham bagaimana lukaku.