Part 2 ••Menghilang••

21 11 4
                                    

Semenjak El mengantarkan Aelna pulang kemarin, hubungan mereka semakin dekat hingga banyak gosip yang bertebaran tentang dirinya dan El. Tapi mereka berdua tidak mementingkan gosip tersebut.

El melangkahkan kakinya kekelas Aelna untuk mengajaknya makan bersama dikantin.

Ia menghampiri meja Aelna, "Na, ayo ke kantin." ajaknya. Aelna pun mengangguk mengiyakan.

Mereka berdua sedang menyantap makanannya, jangan tanya dimana Carolina berada sudah pasti ia sedang dengan pacarnya.

Sebenarnya El ingin menanyakan sesuatu kepada Aelna, tapi jika dipikir-pikir lagi masih terlalu dini untuk menyakannya, apalagi saat ini umur Aelna belum tepat. Ia akan mengulurkan waktu untuk bertanya jika umur Aelna sudah tepat.

Aelna yang melihat ekspresi El yang duduk didepannya ini aneh ia bertanya, "Lo kenapa El?"

El tersadar dari pikirannya, ia hanya menggeleng kan kepalanya dan tersenyum sebagai jawaban pertanyaan Aelna tersebut.

***
Sudah biasa El menjemput dan mengantarkan Aelna pulang sekolah. Sebelum El mengantarkan Aelna pulang, Aelna ingin mampir sebentar ke toko buku untuk membeli beberapa novel yang baru rilis.

Dengan senang El mengantarkan Aelna kemana pun dan kapan pun, ia juga rela menunggu Aelna yang saat ini sedang bolak-balik mencari novel yang diinginkan nya.

Setelah membayar semua novel nya, El mengajak Aelna untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Aelna dengan semangat mengiyakan ajakan El, karena ia sangat lapar saat ini setelah bolak-balik mencari novel.

***
Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Aelna sampai dirumah dengan selamat.

Aelna menawarkan El untuk mampir sebentar kerumahnya, walaupun ia sudah memastikan bahwa jawaban El akan menolaknya, hitung-hitung basa-basi karena El sudah menemaninya.

"Besok gua jemput ya." Ucap El.

"Iya, kan udah biasa. Lagian enakan jemput sama pulang sekolah bareng elo biar ga keliatan jomblo-jomblo amat. Kalau sama pak supir ngenes banget gua. Hehe." Jelas panjang lebar Aelna. El hanya membalas dengan senyuman tangannya mengacak lembut rambut Aelna.

Perlakuan El tersebut langsung menimbulkan semburat merah dipipinya Aelna kini. Ia sangat malu sampai hingga menutupi pipinya tersebut. Hal tersebut membuat El tertawa gemas.

"Udah sama masuk, udah malam. Gua pulang dlu ya." Ucap El sambil memakai helmnya. Aelna hanya membalas dengan anggukan dan masih memegangi kedua pipinya yang memanas.

***
Aelna kini sedang tersenyum senyum sendiri memikirkan El. Ia kembali memegangi pipinya yang mulai panas kembali. Memikirkannya saja sudah membuat pipi nya memanas apa lagi, tadi!.

"Non, makan malamnya sudah siap." Ucap bibi didepan pintu kamar Aelna yang tertutup. Aelna pun langsung turun kebawah untuk makan malam.

Saat ini Aelna sedang menyantap masakan bibi nya, bi Nina ini sudah Aelna anggap sebagai ibu keduanya. Bagaimana tidak, bi Nina yang merawat dan membesarkan Aelna sampai sekarang. Itu semua bi Nina lakukan karena kedua orang tua Aelna sibuk dengan pekerjaan nya. Entah apa itu pekerjaannya Aelna tidak mengetahui dan tidak peduli juga.

Kalau saat ini ditanya Aelna kesepian atau tidak, sudah jelas jawabannya bahwa dia kesepian ditinggal orang tua yang sibuk bekerja dan dia adalah anak satu-satunya dikeluargannya. Masih untung Aelna mempunyai bi Nina yang sangat perhatian padanya.

Setelah selesai makan malam, Aelna kembali kekamar dan memasuki alam mimpinya.

***
Tidak seperti biasanya El datang telat menjemput nya, kini Aelna takut telat kesekolah karena El sampai sekarang belum menjemput nya. Akhirnya iya memutuskan untuk berangkat bersama supir pribadinya.

Selama diperjalanan kesekolah Aelna memikirkan El, apa dia sudah di sekolah? Apa dia lupa menjemputnya? Apa dia tidak sekolah? Atau apa dia sedang ada urusan? Banyak pertanyaan yang Aelna pikirkan.

Setelah sampai sekolah, ia langsung mencari keberadaan El, dari kantin, kelas, hingga lapangan semuanya telah ditelusuri oleh Aelna. Perasaan Aelna tiba-tiba menjadi tidak enak, firasat buruk tentang El tiba-tiba menyerang pikirannya.

Selama pelajaran sekolah Aelna tidak fokus dengan guru yang menjelaskan materi didepan, pikirannya masih tertuju pada El.

***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, sosok El belum juga menampakkan wujudnya.

Aelna menunggu di halte yang berada disebrang sekolah nya, sambil melihat-lihat pesan yang dikirimkan olehnya pada El, namun tak kunjung dapat balasan.

"Oh, jdi ini anaknya." Ucap seseorang yang tak dikenal oleh Aelna. Kini orang tersebut sedang menatap Aelna, membuat Aelna ketakutan.

"M--maaf, om siapa ya?" Tanya Aelna ketakutan. Orang tersebut hanya mengangkat sebelah sudut bibirnya, yang membuat Aelna semakin ketakutan.

"Ikut saya!" Orang itu menarik pergelangan tangan Aelna dengan paksa. Aelna teriak minta tolong namun hasilnya nihil, semua warga sekolah sudah tidak ada, gerbang sekolah pun sudah ditutup.

Bughh!!

Suara tersebut langsung membuat Aelna teriak semakin ketakutan, cengkraman tangan orang itu sudah terlepas kini ia terduduk meringkuk memegangi kedua lututnya sambil menyembunyikan wajahnya.

"Na, Lo gapapa?" Suara tidak asing yang Aelna dengar membuat Aelna memberanikan diri untuk melihat sosok tersebut.

"Lo tenang ya, maafin gue karena ga bisa jagain elu. Orang itu udah pergi kok." Aelna langsung memeluk El dengan seerat-eratnya hingga tak ingin melepasnya untuk waktu yang lama.

El yang langsung membawa Aelna yang ketakutan untuk pulang. Ia menjadi merasa bersalah karena tidak ada disisi Aelna dan tidak bisa menjaga Aelna.

"Lo kemana aja sih? Gua itu khawatir sama elo!" Ucap Aelna setelah sekian lama menenangkan diri sendiri.

"Maaf Na, gua ga sempat ngabarin elo. Tadi gua ada urusan mendadak. Janji deh gua ga kayak gini lagi."

"Maafin gua ya, gua juga janji kejadian tadi ga bakal terjadi lagi sama elo." El berusaha menjelaskan sekaligus menenangkan Aelna yang sempat shock.

***
Setelah mengantar Aelna pulang, kini ia berusaha meredam amarahnya tentang kejadian yang Aelna alami tadi siang.

Sebenarnya El ingin mencari orang tersebut untuk membalasnya, tapi ia urungkan niatnya karena itu akan membuat masalah kedua kubu menjadi lebih besar.

Kini pikirannya teralihkan oleh misinya, setelah tadi ia bertemu dengan seseorang.

"Misi kamu kini sudah dimulai, kamu harus benar-benar untuk menjalankan misi ini. Karena jika kamu tidak menepati perjanjiannya kita akan mendapat masalah yang besar dari raja." Ucap seseorang yang sedang bertemu dengan El.

El hanya menganggukan kepalanya. Tanpa misi pun, ia akan tetap menjaga Aelna dengan sepenuh hati.

***
Udh bisa nebak misi El apa?
Maaf ya guys, ceritanya ga jls maklum masih pemula:v
Butuh saran&masukan:)
Next guys:*
Semoga suka^~^
Typo bertebaran
Jgn lupa votment:*

STAY HEALTHY ❤️

The NobleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang