Part 3 ••Penguntit••

24 10 3
                                    

Carolina dengan heboh memasuki ruang kelas. Ia langsung menghampiri Aelna yang sedang terduduk manis sambil membaca novel dikursinya.

Teriakan Carolina membuat Aelna sedikit terkejut. "Bisa ga sih Lo kalem sedikit?" Ucap Aelna sedikit kesal.

Carolina tidak mendengarkan ucapan Aelna, ia malah sibuk menunjukkan layar ponselnya pada Aelna, agar Aelna juga melihat apa yang ia lihat diperjalanan menuju sekolah tadi.

"Na, coba lu liat ini. Gua takut banget kalau sampai ini beneran." Ucap Carolina sambil bergidik. Aelna pun dengan malas melihat ponsel Carolina. Tentu saja ia dipaksa oleh temannya itu.

Setelah melihat layar ponsel Carolina. "Apaan sih berita kayak begini doang Lo heboh banget." Malas Aelna, sebenarnya ia sudah menebak bahwa berita yang dibawa Carolina sangat tidak berfaedah.

"Astaga, Aelna ini tuh beneran. Ada orang yang melihat kejadian langsung!" Seru Carolina meyakinkan Aelna. Namun tetap saja Aelna tidak terpengaruh, Aelna yakin itu hanya berita hoax, atau itu hanyalah khayalan jurnalis saja. Sudah kehabisan ide kali. Itu adalah isi pikiran Aelna.

"Lo percaya gak sih sama adanya manusia vampir?" Tanya Carolina.

"Udah deh jangan kebanyakan nonton film, gini nih akibatnya."

"Lo mah ga asyik, gua itu serius nanya , Na!"

"Enggak, gua gak percaya hal kaya begituan, apalagi dijaman modern sekarang. Itu semua gak masuk akal!" Kini Aelna menjadi mumet sendiri karena Carolina terus membicarakan tentang vampir padanya.

Berita yang mereka liat itu, adalah berita terupdate yang sedang ramai diperbincangkan. Bahkan satu kelas ini sangat heboh. Berita itu tentang seorang vampir yang sedang memangsa domba, dan pemilik domba tersebut melihat dengan mata kepalanya sendiri, dan melaporkan kepada pihak berwajib. Muncul lah berita tersebut.

Semua orang sangat ketakutan, mereka pada percaya bahwa itu sungguhan. Lain dengan Aelna yang menyangkal bahwa tidak adanya manusia vampir seperti itu. Ia tidak mempercayai nya.

***
Bel istirahat berbunyi, Aelna dan El sedang duduk di kursi kantin menunggu makanan tiba.

Saat dikantin pun, Aelna mendengar jelas bahwa semua murid yang kini memenuhi area kantin membahas tentang manusia vampir itu.

"Yampun, heran deh gua. Kenapa pada percaya sama berita begituan sih? Gak habis pikir gua." Ucap Aelna yang tidak tahu dengan siapa ia berbicara. El yang mendengar hanya tertawa kecil.

"Lo percaya juga sama berita itu El?" Tanya Aelna. El mengangkat kedua bahunya, "Percaya ga percaya sih."

"Walaupun lo gak percaya sama adanya manusia vampir itu, Lo harus tetap berhati-hati." Lanjut El. Kini Aelna hanya mengiyakan ucapan El.

Dalam hati El merutuki makhluk tersebut, kenapa makhluk itu tidak bisa menahan nafsu nya? Mengapa makhluk itu bisa sampai ketahuan oleh manusia? Dasar makhluk tidak berguna. El yakin bahwa makhluk itu sudah tidak ada didunia ini, sudah pasti makhluk tersebut telah dimusnahkan.

Bel tanda jam istirahat habis, murid-murid kini kembali kekelas masing-masing. El dan Aelna kembali kekelas bersama.

Tapi, Aelna merasakan bahwa ada yang memperhatikannya. Aelna jadi semakin penasaran siapa yang memperhatikannya untuk apa tujuannya?

Aelna mempunyai ide untuk menangkap penguntit nya. Aelna dan El sengaja berjalan cepat dan mengumpat disalah satu pohon besar.

Rencananya berhasil, kini Aelna melihat seseorang yang sedang kebingungan seperti kehilangan jejak. Aelna dan El menghampiri seseorang tersebut dan menginterogasinya. Sebelum pertanyaan pertama terlontarkan dari mulut Aelna orang tersebut melarikan diri. Dan itu membuat Aelna berteriak dan mengejarnya.

El menghentikan aksi pengejaran Aelna dengan orang tersebut.
"Udah Na, gak usah dikejar." Sambil menahan lengan tangan Aelna.

Aelna pun menraik nafas dengan kasar, berusaha untuk tenang. El langsung membawa Aelna balik kekelas.

El kini sangat waspada pada misinya, sebenarnya ia mengetahui terlebih dahulu tentang seseorang yang menguntit Aelna. Tapi, ia tidak gegabah untuk menghadapinya, kini ia hanya harus fokus pada misinya.

***
Kini para penghuni kawasan timur sedang berkumpul untuk membicarakan sesuatu yang penting.

"Bulan purnama merah akan datang dalam waktu dekat. Itu berarti cucu penguasa timur sudah memasuki umur yang telah ditentukan." Ucap salah satu penghuni timur mewakili penguasa timur.

"Sudah diputuskan, bahwa salah satu dari kita akan menjalani misi ini."

"Bila ia, tidak sanggup menjalankan misi ini sesuai perjanjian ia akan mendapat hukuman seumur hidup."

El yang mendengar itu, menjadi semakin bertekad bahwa ia tidak boleh lalai dalam menjalankan misi ini, karena kapan pun dan dimana pun ia bisa saja menggagalkan misinya dan mendapatkan hukuman.

Setelah selesai, para penghuni kawasan timur mulai membubarkan dirinya. Kecuali El, yang dipanggil untuk menghadap oleh penguasa timur.

"Waktu kita tidak akan lama lagi, saya ingin bertanya sekali lagi padamu. Apakah kamu sanggup menjalankan misi ini?" Sang penguasa timur bertanya.

"Apalagi sekarang makhluk bodoh itu sudah terang-terangan mendekatinya dan sudah sangat ceroboh untuk diketahui oleh manusia." Ucap kembali sang penguasa timur.

"Saya yakin, saya bisa melaksanakan misi ini."

"Baiklah, saya percayakan misi ini denganmu. Sesuai perjanjian kita, bila kamu gagal dalam misi ini maka kamu akan mendapat hukuman."

Setelah itu, El pergi meninggalkan penguasa timur dan kembali fokus pada misinya.

***
Maaf ya guys, ceritanya ga jls maklum masih pemula:v
Butuh saran&masukan:)
Next guys:*
Semoga suka^~^
Typo bertebaran
Jgn lupa votment:*

STAY HEALTHY ❤️

The NobleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang