04. Langit Vs Alzhar

4.8K 589 135
                                    

HAPPYREADING!

Hari minggu, Gilsara menguap, lalu bangun dari tidurnya. Duduk ditepi kasur setelah menguap cukup lebar, dan menatap jendela yang masih tertutup di pagi hari ini. Tentu, masih pukul 05.00 subuh. Gilsara sudah siap mandi. Karena hari ini, Gilsara akan olahraga pagi bersama Kendrick dan Sarah. Hanya bertiga. Kendrick dan Sarah sudah berjanji akan bermain dan berolahraga bersama minggu ini, dan menghabiskan waktu 24 jam bersama. Tidak mungkin Gilsara lupa dengan janji mereka.

Tangan Gilsara terulur, mengambil ponsel retaknya diatas nakas. Menekan dan mengotak-atik layar itu. Lalu menekan nomer seseorang untuk ditelepon. Iya, ponsel Gilsara masih hidup. Namun, layarnya cacat. Gilsara belum menceritakan ponselnya yang terlempar kepada Kendrick. Lebih tepatnya lupa.

"Hallo."

Gilsara berseru sedikit bergumam. Bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman kecil. "Bunda gak lupa?"

Sarah disana berdehem pelan. "Bunda lagi dijalan, sambil lari ini."

"Ogheyy," gumam Gilsara membalas setengah sadar seraya mengucek-ngucek matanya. Mencoba mengambil seluruh kesadarannya yang belum sepenuhnya kembali.

"Cepat mandi, sayang! Kalau Bunda udah sampe di rumah kalian, kalian berdua harus udah siap!"

"Iya-iya!" Gilsara berdiri, menatap layar ponselnya yang sedari tadi berkedip-kedip. Lalu menatap sekitar kamar dengan linglung. "Bun--"

Tut tut ....

Gilsara berdecak, kala ponselnya mati diwaktu yang tidak tepat. Dengan kesal dia melempar benda pipih itu keatas kasur. Lalu berjalan mendekati lemari, membukanya, Gilsara mengambil salah satu baju disana.

"Hape gue burik amat. Kek yang punya," gumamnya setengah sadar. Tentu saja untuk dirinya.

Setelah itu, Gilsara kembali berjalan memasuki kamar mandi. Untuk melakukan ritual bersih-bersihnya, dan mulai menyiapkan diri.

OoO

Kendrick diam, termenung menatap dirinya dalam pantulan cermin dengan helaan napas pelan. Mengusap wajahnya yang terdapat sesuatu. Lalu menyalakan air keran dan mulai membasuh wajahnya yang memang sudah basah. Setelah itu berdiri tegak kembali, mengambil handuk kecil dari sisi kaca dan berbalik, berjalan keluar dari kamar mandi. Mengusap wajahnya dengan handuk itu, Kendrick lalu melempar handuk kecil itu keatas ranjang.

"Mas, sebelum kalian pergi, sarapan dulu. Aku udah siapin roti dengan selai buat kamu dan Gilsara." Ratna datang dari luar dan tersenyum kearahnya, Kendrick spontan mengangguk menanggapi ucapannya. "Aku keluar dulu."

Kendrick berdehem pelan, menatap punggung Ratna yang mulai meninggalkan kamar. Sekali lagi, Kendrick menatap dirinya didepan pantulan cermin yang berada disana.

"Saya lelah." Kendrick menghela napas panjang. Wajahnya terlihat tak bertenaga. Kentara sekali Kendrick terlalu pasrah dengan keadaannya. Tangan Kendrick terulur, membuka laci meja didepannya. Saat dia hendak mengambil sesuatu disana, saat itu juga suara seseorang menghentikan niatnya.

"Ayah! Ayah udah siap?!" Gilsara membuka pintu kamar lebar, spontan Kendrick menutup kembali laci meja itu. Dia berbalik, menatap Gilsara yang menatapnya sedikit ... kesal. "Ayah belum siap?!"

GILSARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang