02. Tuyul Sialan

5.5K 701 98
                                    

HappyReading!

Gilsara tampak berjalan, langkah kakinya membawa dia untuk keluar kelas. Kelas Gilsara telah usai, beberapa menit yang lalu. Diluar banyak orang berlalu lalang. Mahasiswa maupun mahasiswi dikelasnya tidak terlalu asik. Kelas pun berjalan dengan tenang. Mereka diam layaknya patung, ada yang berbisik-bisik hanya sebentar. Bahkan saat dosen berbicara, suasana sangat hening sampai tidak ada suara lain. Itu cukup membuat mata Gilsara mengantuk, bosan. Tidak seseru dahulu, saat dia di masa SMA. Mereka kocak, konyol dan bisa membuat semua orang tertawa. Ternyata benar, semakin beranjak dewasa dunia tidak semenyenangkan yang dipikirkan. Ekspektasi selalu tidak sesuai realita.

Gilsara menghela napas, lalu merogoh saku celananya mengambil sebuah ponsel. Tangannya yang membawa beberapa buku cukup membuat dia susah payah untuk mengambilnya. Dia lalu mulai mengotak-atik benda itu, seraya melangkah menuju dekat parkiran. Gilsara berhenti ditengah-tengah tempat dekat parkiran. Disana banyak orang. Namun, Gilsara tidak sadar, dari kedua arah sisi tubuhnya terlihat dua orang sedang berjalan mengarah padanya.

"Kak Alzhar!"

"Langit!"

Tepat saat kedua cowok itu berhenti didekat Gilsara, dua orang gadis lain memanggil nama keduanya. Gilsara yang mendengar itu, sontak menatap sisi kanannya hingga tersentak kaget saat melihat Alzhar disana. Dia lalu menatap sisi kirinya sedikit kaget kala melihat Langit juga.

"Ngapain mereka disini?" gumam Gilsara pelan dengan heran.

Langit menatap Aizana, gadis yang barusan memanggil namanya. Hanya sejenak, lalu menatap Gilsara.

Alzhar, cowok itu menatap gadis yang memanggil namanya dari belakang tubuh Gilsara. "Kenapa?"

"Tadi kata bu--"

"Iya." Seina, gadis itu mendengus kala Alzhar memotong perkataan. Dengan kesal dia menghentakkan kakinya kesal. Lalu menggenggam tangan Aizana yang berada disisinya dan membawa dia pergi dari sana. Aizana, dengan tatapan sedikit kecewa, dia menatap Langit dan Gilsara bergantian sampai dia masuk kedalam mobil bersama Seina. Sedangkan Gilsara, dia hanya menatap keduanya dalam diam. Lebih tepatnya, pada Seina. Sedikit tersenyum miris, melihat Aizana sudah mempunyai teman baru. Gilsara saja tidak ada teman satupun, bagaimana Aizana mempunyai teman selain dirinya?

Tring tring ...

Suara ponsel Gilsara berdering. Langit serta Alzhar yang kebetulan mendengarnya sontak menatap Gilsara. Ada pesan masuk ternyata, dari Gama. Gilsara lalu membuka pesannya.

Kak Gama:

Gue udah pulang.

Lo pulang sama go-jek aja.

Sorry, ada urusan.

"Parah! Main ninggalin anak orang aja!" gerutu Gilsara tanpa sadar dengan kesal. Wajahnya tertekuk kesal setelahnya.

"Gilsara--" Langit menghentikan ucapannya kala melihat Alzhar mulai mendekati Gilsara kembali. Sontak, Langit berjalan cepat dan menarik lengan Gilsara membuat tubuh Gilsara tersentak dan menghadapnya.

Gilsara membatu saat tanpa sengaja kedua netranya bertubrukan dengan netra milik Langit. Namun, Langit terlihat menatap Alzhar tajam membuat Gilsara enggan mengalihkan pandangannya dari wajah Langit. Langit mendengus, kala melihat Alzhar ternyata hanya melewati tubuh Gilsara. Mereka saling menatap tajam, Alzhar sendiri terheran-heran saat Langit bersikap seolah-olah dia tidak boleh dekat Gilsara. Sedikit terkekeh sinis, jangan terlalu percaya diri dan so tau, dia hanya ingin melewati Gilsara tidak berniat mengajak ngobrol dengan Gilsara.

GILSARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang