6. Senyum tipis & chat pertama

16 6 2
                                    

Hai, kamu! 😍
Gimana kabarnya hari ini?
Semoga baik baik aja ya

Happy reading...
Jangan lupa vote, komen, dan share cerita aku ke temen-temen kalian

Semoga senang!!😄
Maaf kalo masi banyak typo

Support Nasha terus ya!!
Biar tambah semangat update nya!!💘

Ily All❤

PART 6. SENYUM TIPIS DAN CHAT PERTAMA

Berjuang itu butuh usaha lah!
-

Kinan Bellezueve.


***

Sore hari ini Naiara memilih untuk jalan jalan di tanam kompleknya. Dia tidak sendirian, karena Satrya menemaninya. Udara sore hari ini cukup sejuk karena ada banyak pohon di kanan kiri taman.

Banyak berbagai kalangan yang hampir memenuhi area di taman ini. Mulai dari anak anak, remaja, dan lansia.

Kalangan anak anak bersama orang tuanya. Kalangan remaja sedang bucin. Dan lansia yang menikmati masa tua nya itu.

"Bang-Sat nanti mampir ke minimarket depan komplek ya?" ajak Naiara kepada Satrya.

Satrya sedikit sebal karena Naiara terus memanggilnya Bang-Sat.

"Hm ya."

Mereka berdua terus mengitari sekeliling taman sambil ngobrol ngobrol tidak jelas.

Satrya sudah melihat gelagat aneh dari Naiara. Sudah jelas, sejak tadi Naiara memperhatikan penjual es krim di sebrang jalan.

"Karena gue peka, gue tau dek kalo lo pengin es krim kan? Bilang kek ga usah pake kode kodean emang gue morse apa." tebakan Satrya selalu tepat.

"Bentar lo tunggu di bangku. Gue beli es krimnya dulu." sambung Satrya lalu pergi begitu saja ke penjual es krim.

"BANG SATRYA EMANG DEBESSSS!!" teriak Naiara saat Satrya sudah sampai di penjual es krimnya.

Akhirnya Naiara memilih untuk duduk di salah satu bangku taman. Dia tidak menyadari bahwa ada seseorang duduk di sampingnya.

Merasa ada bayangan laki laki duduk di sampingnya Naiara menoleh.

"Eh Kak Rava yaa?" ujar Naiara sedikit gugup.

"Bukan." jawab orang itu.

Dahi Naiara berkerut "Tapi kamu mirip Kak Rava. Atau jangan jangan kamu bunuh Kak Rava terus ambil mukanya di tuker sama kamu? Yakan? Ngakuu?! To-!!"

Mulut Naiara di bekap oleh orang itu. Mulut Naiara ya ampun deh toa mesjid.

"Gue Rava!" bentak Rava tepat di depan muka Naiara. Dia bisa bisa budeg gara gara ucapan yang mengira kalau dirinya pembunuh oleh gadis polos di sampingnya.

"Oh kirain hehe maap ya Kak. Aku gak tau oh ya rumah kakak di daerah komplek ini? Blok mana Kak?" tanya Naiara panjang lebar.

"Gue gak bawa rumah."

GUARDAMI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang