Bab 9, o

391 40 6
                                    

"Tenang saja yugyeom" ucap sejeong menenangkan.

Lalu datanglah pelayan membawa makanan setelah mereka cukup banyak berpikir untuk memesan.

"Kalian serasi sekali, semoga cepat menikah ya" langsung saja sang pelayan pergi. Membuat suasana canggung di antara yugyeom dan sejeong.

Dan tanpa sejeong sadar, jungkook dapat mendengar ucapan pelayan itu. Setelah kejadian itu, jungkook selalu melirik ke arah meja sejeong karena penasaran dengan apa yang mereka lakukan.

"Sejeong, sudah selesai makannya?" Tanya yugyeom sebari mengelap ujung bibirnya. "Sudah, kau makan sangat lahap ya" ucap sejeong lembut.

"Hey kalian, cepat masuk ke mobilku, kita pulang"

Yang dipanggil saling bertatap mata merasa cemas. Sang tuan terlihat marah sekarang, itu tidak terlihat baik sama sekali.

"Kau melupakan tugasmu sejeong! Dan kamu— yugyeom, tolong tidak mengulangi hal seperti ini lagi. Makan malam berdua dengan asisten ku? Tidak!"

"M-maaf tuan" ucap sejeong dan yugyeom serentak. Sejeong sibuk menggigiti kukunya tanda cemas dan khawatir jika sang tuan akan memberikan hukuman atau yang lebih buruk lagi— dipecat!

Setelah sampai di rumah, sang tuan segera memegang tangan sejeong kuat. Seperti menumpahkan kekesalannya, dan rasanya tangan sejeong sangat merah dan panas.

"T-tuan.." sang tuan segera melepas pegangan. "Kenapa kau tidak izin jika ingin makan malam?" Tanya sang tuan sebari mengalihkan atensinya ke dinding.

"Tapi—"

"Aku cemburu sejeong.. aku cemburu melihatmu dengan yugyeom.. tolong jangan seperti itu" jungkook tersenyum setelah mengakhiri kalimatnya dan masuk ke dalam kamarnya.

Sejeong memegang dada nya untuk merasakan detak jantung nya yang berdetak begitu cepat. "Ah ada apa iniiii" dan pipinya pun terasa panas.

"Apakah.. ia secara tidak langsung.. mengatakan, bahwa.. dia menyu-kai ku?" Gumam sejeong sebari masuk ke dalam kamarnya. "Ahh mana mungkin!" Lalu sejeong berguling-guling di kasur sebari tersenyum lebar.

Maniknya menatap pantulan wajahnya di kaca. "Hm.. apa yang sempurna dariku?" Gumamnya. Tangannya sibuk meraba-raba wajahnya.

"Aku.. tidak co-cok.." sejeong berhenti menatap kaca dan mulai merebahkan diri di ranjangnya. Berpikir begitu keras, mengapa orang kaya yang tampan mempesona seperti jungkook bisa cemburu kepada pembantu bodoh yang menjijikan seperti dirinya.

"Apakah maksud cemburu darinya adalah lain? Cemburu karena pekerjaan mungkin? Bukankah begitu?"

"Memikirkan nya hanya membuatku pusing!"

Tiba-tiba suara ketukan terdengar. Segeralah sejeong bangun dan membuka pintu.

"O-oh? Ada apa tuan?" Tanya sejeong penuh dengan kegugupan.

Yang ditanya tersenyum miring. "Aku tidak bisa tidur, haruskah aku tidur di sini?"

"Oh baiklah, aku akan tidur di sofa saja malam ini" saat hendak pergi ke ruang tengah, tangan jungkook mencekalnya.

"Tidak perlu" jungkook menutup pintu, membuat keduanya berada di dalam ruangan yang sama dengan kondisi tertutup. "Memangnya kenapa jika tidur di ranjang berdua?"

•••
[Vomment!]

We met, we loved [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang