Prolog

915 60 6
                                    

"Luna, kamu tidur lagi pas lagi kerja?!"

Gadis bernama Aluna itu merenggangkan tubuhnya, "Hah? Lah Luna tidur, Mas? Gak mungkin ah, Mas bohong kali tuh. Masa istrinya Cameron yang cantik nan imut bin kiyut ini tidur di tempat kerja sih," ucap Aluna yang ketara sekali masih memasang wajah ngantuknya.

"Aluna yang katanya cantik nan imut bin kiyut, kalo mau bilang gak ngantuk tuh bisa dikondisikan gak mukanya? Seenggaknya pura-pura biar keliatan gak ngantuk gitu," ucap Radit, manager tempat Aluna bekerja part time di salah satu cafe yang cukup terkenal di Jakarta.

Radit memang terkenal baik pada karyawannya. Tapi ia sedikit membedakan sikapnya pada Aluna karena ia seumuran dengan adiknya, jadi ia sudah menganggap Aluna seperti adiknya sendiri.

"Sana naik panggung gih, lagi banyak cogan soalnya. Biasanya mata kamu langsung seger kalo liat cogan," Radit memutar bola matanya matanya malas, sangat mengerti dengan tabiat karyawannya yang satu ini.

"Hehe Mas tau aja. Yaudah Luna mau nyari cogan dulu. Siapa tau ada yang nyangkut, bhay." Aluna keluar dari tempatnya istirahat dengan riang. Moodnya akan langsung berubah jika sudah menyangkut soal cogan. Maklum saja, Aluna adalah pecinta segala jenis cogan.

Radit menatap kepergian Aluna sambil menggelengkan kepalanya. Radit tau kehidupan Aluna cukup berat, dan Radit berharap Aluna bisa selalu tersenyum dan bahagia.

🍀🍀🍀

Aluna berjalan menaiki tangga menuju panggung lalu mengambil gitar dan segera duduk di kursi yang sudah disediakan. Ia bekerja sebagai penyanyi disana, ada gunanya juga suaranya yang merdu itu.

Aluna menaruh mic di standing mic yang ada di depannya, "Cek-cek yuhuuu istrinya Cameron Dallas mau nyanyi nich. Ini gak ada cogan yang mau nemenin nyanyi gitu? Biar tambah semangat gitu nyanyinya hehe." Aluna mengeluarkan cengiran khas miliknya.

"Ini ada yang mau nemenin nyanyi, Lun," teriak laki-laki sekitar umur 25 tahun di salah satu meja yang berisi 5 orang dan semuanya laki-laki lalu menunjuk salah satu temannya.

Beberapa orang disana memang sudah cukup kenal dengan Aluna, karena ia juga selalu ceria di hadapan pengunjung dan tidak jarang juga Aluna mengobrol bersama mereka.

"Wah boleh atuh sini naik duet sama saya. Perlu saya jemput ga nih? Kayaknya cogan deh, kudu dijemput ini sih," Aluna dengan semangat turun dari panggung menghampiri meja itu, jangan lupakan jika Aluna adalah pecinta segala jenis cogan.

"Nah Kakak-kakak cogan sekalian, mana ini yang mau nemenin cecan nyanyi? Nah kayaknya ini yang paling cogan disini. Kuy kita nyanyi, gausah seneng gitu deh. Aku tau kalo Kakak bahagia hehe." Aluna dengan santainya menyeret salah satu yang paling tampan diantara mereka dengan memasang wajah polos-polos bangsat sekaligus modus miliknya.

"Hah? Apaan?" Pria yang ditarik Aluna merasa terkejut saat ditarik, lebih tepatnya diseret secara paksa oleh Aluna.

"Udahlah Kak, gausah seneng gitu. Pasti bahagia kan bisa duet sama orang paling cantik nan imut bin kiyut yang pastinya waras ini. Jadi jangan shy-shy kambing gitu," Aluna mengedipkan sebelah matanya.

Mereka sampai diatas panggung yang saat ini sudah ditambah kursinya satu lagi saat Aluna menjemput teman duetnya.

"Oke Kakak cogan ini namanya siapa? Bisa main gitar?" tanya Alunya seraya menyerahkan gitar pada lelaki di depannya.

"Andra, iya bisa kok." Andra menerima gitar yang diberikan oleh Aluna.

"Oke Kak Andra, Kakak cogan deh, jadi pacarnya Luna mau gak? Mau dong ya pastinya," ucap Aluna kelewat polos yang langsung disambut dengan gelak tawa pengunjung yang disana.

Radit yang saat ini sedang membuat laporan di ruangan yang tidak jauh dari panggung sehingga tentu saja suara Aluna masih terdengar cukup jelas di ruangannya, ia hanya memijit pelipisnya dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Aluna barusan. Untung saja pengunjung di cafe itu rata-rata memang adalah langganan tetap, jadi mereka sudah terbiasa dengan tingkah Aluna.

Andra yang saat ini mendengar ucapan tak terduga dari Aluna-pun juga tidak jauh dari Radit yang memijit pelipisnya. Ia salah mau saja diajak nongkrong oleh teman-temannya dengan niat menghilangkan sakit kepalanya karena lelah mengurus pekerjaannya, tapi saat ini bukannya sakit kepalanya hilang malah bertambah akibat gadis kecil dihadapannya yang saat ini tengah mengeluarkan cengiran tiga jari miliknya.

Akhirnya mereka berdua menyanyikan lagu Best Part dari Daniel Caesar feat H.E.R dan mereka berdua menyanyikannya dengan baik. Andra melihat Aluna yang terlihat berbeda saat menyanyi karena ia begitu menghayati setiap lagu yang dinyanyikannya, dan Andra cukup kagum dengan itu.

🐳🐳🐳

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aluna harusnya sudah pulang karena jam kerjanya sudah habis, tapi sepertinya ia tidak ada niatan untuk meninggalkan cafe itu. Jadi ia memilih duduk di ruang loker.

"Lah Lun, gak pulang?" tanya Radit yang saat ini sedang membereskan barangnga bersiap pulang.

"Gak ah, Mas. Luna pulangnya ikut yang lain aja jam 12 pas cafe tutup," jawab Aluna santai sambil menyenderkan punggungnya di sofa panjang yang ada disana.

"Kenapa? Mau Mas anter?" tawar Radit yang dibalas gelengan kepala oleh Aluna.

"Gak usah Mas, makasih. Luna males pulang, Mas kan tau sendiri gak ada yang bakal nunggu Luna walaupun Luna pulang pagi juga."

TBC

HOLLAAAAAA NUNI YANG CANTIK NAN IMUT BIN KIYUT HIIIRRRR💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣

Entah kenapa otak cantik aku tiba2 malah dapet cerita baru, walaupun baru bikin awalnya doangan, jalan ceritanya mah bisa dipikirin belakangan wkwk

Tapi kayaknya kemampuan nulis aku makin lama malah nurun ya hiks rada aneh aja gitu baca prolognya huwaaaa maapkan dd

Dah lah gausah banyak bacod, semoga suka sama cerita aku, vomment jangan lupa and seeya next part gengs😘

Salam cinta peluk cium,
Murni Abiyati

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang