awal

54 8 2
                                    

[Hayuk jan lupa vote:)]


Dengan seragam putih biru khas SMP aku melangkahkan kaki masuk sekolah baruku.

Plang besi bertuliskan "SMKN 2 Kasihan Bantul" terpampang nyata di depan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plang besi bertuliskan "SMKN 2 Kasihan Bantul" terpampang nyata di depan mata. Tanpa kusadari aku menyunggingkan senyum karena bisa mewujudkan impianku untuk bersekolah di tempat ini. Aku menghirup udara pagi nan segar dalam-dalam dan melangkahkan kaki mantap memasuki area sekolah.

Sampai didalam sekolah, aku disambut oleh pemandangan kerumunan murid dari berbagai SMP berkumpul berbaris rapi. Awalnya aku sangat cemas jika aku tidak punya teman pertama di sekolah, takut lingkungan baru, takut akan terjadi sesuatu yang tidak pernah aku duga dan yang pasti aku takut berpisah. Aku memejamkan mata sebentar memutar memori mengingat pesan ibu "nak, kalau kamu takut terlebih dahulu, bagaimana kamu akan tumbuh?"

Aku membuang napas kasar. "Ya. Ini saatnya! Akan kutunjukkan pada ibu kalau aku bisa!" seruku dalam hati. Hal pertama yang harus aku lakukan dalah mencari papan informasi. Sambil berjalan pelan aku melihat kesana-kemari mencari objek yang kutuju. Selama aku berputar-putar mencari papan informasi aku bergumam "Ah, sial! Di mana benda itu berada?"

Tidak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba saja aku melihat papan informasi di depan mataku. Aku segera berlari ke arah objek itu. Sekarang mari kita lihat di mana nomor 102 berada. Raut wajahku tiba-tiba berubah kecewa. "bukankah seharusnya nomor pesertaku tertulis di papan ini?" aku mulai cemas jikalau namaku benar-benar tidak tertulis. Kalau tidak tertulis untuk apa aku jauh-jauh datang kemari? Saking cemasnya keringatku bercucuran deras melunturkan bedak yang kupakai.

Di saat itu juga, kurasakan ada sosok tinggi berdiri di belakangku persis. Baru saja ia akan menepuk bahuku, namun ia kalah cepat dariku. Aku sudah menoleh terlebih dahulu.

"E-eh maaf, dek. Ngomong-omong kamu ada kesulitan, ya?" Tanya laki-laki itu dengan suara medhoknya.











































"Eum ... i-iya ma ... aas-"aku melirik melihat nametagnya.





















Kira-kira, siapa laki-laki yang ada di belakang tadi?

Mau tahu jawabannya?

Jangan lupa klik tanda bintang untuk vote supaya biar tahu jawabannya dan tidak ketinggalan ceritanya. Dengan kalian membubuhkan tanda vote, Ly bisa semangat menulis cerita untuk kalian!

Jangan lupa tambahkan cerita ini ke dalam daftar bacaanmu supaya koleksimu makin lengkap!

Terima kasih dan salam halu!

[Hiatus] Urip kok Tenanan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang