6

18 4 0
                                    

[Jangan lupa vote:>]







10 Tahun yang lalu,










































~Chuuu....












































"Ariiiin lucu banget kamuuu!" Arin terkejut dan memegang pipi kanannya.
"Kamu?"

"E-eh?"

"K-kenapa?"





































































































































"Ekheeeemmm. Ciye Arin ... Ekhemm,"

Seisi kelas melukis mengedarkan pandangan ke arah Arin dan seorang anak di sebelahnya. Arin kini tertunduk malu menunduk menyembunyikan wajahnya. Seorang anak di sebelahnya tadi merunduk memastikan Arin baik-baik saja.

"Aduuh Rin maaf yaaa. Maaf banget. Tadi gak sengajaaa🤧" Ujar anak itu. Arin terlanjur marah dan pergi keluar meninggalkan gerabah yang dilukisnya.

"Riiiiiin mau kemana kamuuu" anak itu langsung menyusul Arin.

"bwahaha, kecil-kecil udah maen nyosor aja tuh anak" Ujar siswa laki-laki berbadan gempal.

"Hhhhh, sok canci banget dah tu bocah. Caper sama dia." Sahut perempuan berkucir dua.

"Yeuh bilang aja iri." balas siswa berbadan gempal tadi.

Anak itu pergi ke tempat bermain rahasia mereka. Dugaannya benar-benar tepat. Kini Arin duduk menyendiri di sebuah ayunan kayu.

"Riiin, maaf yaaa"
"Hmph, moh. Wegah."
"Pleaseeeee"

"Hiiish, tau gak sih, malu aku dilihat mereka!" Arin beranjak pergi dari ayunan kayu itu. Kini anak itu terlambat menyesali perbuatannya. "Aishhh goblok banget kowe🤧 sumpah susah banget ngerti dia"

"Rin tunggu!" Anak itu berlari menyusul Arin.
Sementara itu, di dalam kelas melukis anak-anak perempuan sibuk meneriaki Arin dengan berbagai macam kata kasar. Arin kini duduk di tempatnya semula dan melanjutkan kegiatan melukisnya.

SPLAT!

Kini celemeknya basah dengan tumpahan air bekas cat akrilik. Ia membanting kuasnya dan menatap seluruh murid.

"Siapa yang suruh begini?" Tanya Arin. Semua hening. Banyak anak perempuan bersandiwara sibuk dengan gerabahnya. "Aku gak lho, Rin" kata siswa berbadan gempal.

"Aku gak tanya kamu." Ucap Arin dengan nada geram.

"Kalo gak ngaku lebih baik aku pergi." Lanjutnya. Anak perempuan berkucir dua membuka suara, "Pergi aja lo. Haha. Sok sok-an di depan dia. Inget ya, dia punyaku!" Arin berdiri dan menatap tajam bocah itu. "Emang dia kenal kamu? Hhh nggak tuh. Sotoy banget." Balas Arin.

"Woaaah gelut!" Anak laki-laki mulai memanaskan suasana.

"Gak usah belagu!" Balas perempuan berkucir dua itu. Arin mengambil kuas penuh cat dan menyiprati wajah anak itu dengan cat. "Kamu yang belagu. Pede banget pengen jadi pacarnya. Emang Jerry Wen tau kalo kamu suka?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Hiatus] Urip kok Tenanan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang