Dua.

555 28 0
                                    

"Ibu guru, apakah anak kecil laki laki dan anak kecil perempuan tidur di ranjang yang sama tidak akan terjadi apa apa?."
~Jeon jungkook

Enjoy reading, jangan lupa vote and commentnya.

°°°

Bersekolah dengan orang yang kita sukai di satu sekolah yang sama, aku jadi merasakan ada orang yang melindungiku kapanpun jika hal yang tidak diinginkan terjadi. Itu semua terbukti dari kejadian kemarin, aku sempat akan terjatuh karena kaki ku tersandung oleh batu yang ukurannya lumayan besar didepan kelas, dia dengan sigap menangkap tubuhku. Bobot tubuhku agak berbeda dengan bobot badannya, aku mempunyai badan gendut. Hal itu tidak mudah untuk dia menangkapku, aku tau aku ini berat.

Mungkin saja jika dia tidak membantuku dengan memegang tanganku, detik itu juga aku akan nyungsep kedepan, terlebih mungkin kepala bagian depanku terbentur kena lantai depan kelas.
  
Aku ingat sekali, dia dengan sigap menarik tanganku ketika aku akan tersandung, Aku melihat rupa wajahnya yang begitu tampan hanya untuk ukuran anak kecil seperti dia. Aku sangat yakin jika teman teman dikelasku akan menyukai dia dari segi manapun, terlebih lagi mereka pasti menyukainya dari bentuk wajah maupun dalam hatinya.
  
Dia memang memiliki sikap yang begitu harus aku acungi jempol, seketika aku merasa beruntung sekali dapat bertemu dengan dia di pulau jeju kali itu. Jadi, sekarang hubungan kita kali ini adalah sahabat masa kecil.
  
Baiklah kembali lagi ke sekolah.
  
Dikelas kita bercerita riang dengan guru yang mengajar mata pelajaran bahasa indonesia, Dia begitu cantik, guru itu juga sikapnya sangat ramah, dia sangat sabar menangani sikapku yang begitu cerewet dan juga mudah menangis.
  
Jungkook menanyakan sesuatu yang sama sekali kalimat yang belum aku ketahui, kalimat itu rasanya asing ditelingaku. Akupun baru mendengar dari jungkook tadi.

"Ibu guru, apakah anak kecil laki laki dan anak kecil perempuan tidur di ranjang yang sama tidak akan terjadi apa apa?." ucapnya. Sementara anak-anak yang lain hanya bisa melongo mendengar pertanyaan jungkook.
  
Jungkook terkekeh saat melihat wajah cengo ku, kenapa dia sangat antusias mengamati wajah cengo ku. Aku sedikit kesal melihat dia tertawa kearahku, Sebisa mungkin aku menyenggol lengannya supaya untuk berhenti mengamati wajahku.
  
"Ibu guru, maafin jungkook ya. Lisa akan coba nasehati jungkook biar bicaranya ngga sembarangan kaya tadi." ucapku dengan tangan yang disatukan didepan dada tanda memohon.
  
Ibu guru itu tertawa saat mendengar permohonan maaf ku tadi, Apa yang salah, kenapa aku ditertawakan oleh ibu guru. Aku malu ya tuhan.
  
"lice, ibu tau kamu anak yang baik dan taat aturan. Tentang pertanyaan yang jungkook tanya tadi ibu bisa menjawabnya,untuk pertanyaan jungkook tadi memang bagus, tapi boleh ibu tanya?, siapa yang masih tidur berdua?." tanya ibu guru padaku.
 
Aku sedikit terkekeh, aku malu jika harus memberitahu kalo aku masih takut tidur sendiri.
  
"Oo, lisa mengerti sekarang bu guru. Kita berdua masih tidur bersama, karena lisa takut tidur sendiri." ucapku membalas pertanyaan ibu guru.
  
"Baiklah giliran ibu yang menjelaskan sekarang. Dalam agama memang jika perempuan dan laki laki itu tidak boleh tidur bersama, tapi itu bagi orang dewasa. Bagi anak kecil seperti kalian itu boleh karena kalian baru berumur 7 tahun, yang tidak diperbolehkan itu orang yang berumur 10 tahun ke atas yang artinya adalah orang dewasa." jelas ibu guru. Oke baiklah, itu berarti kita masih debolehkan untuk  tidur bersama karena kita masih anak kecil.
  
Aku kini mengerti apa yang dimaksud ibu guru tadi, Anak seusiaku mungkin saja masih belum bisa mengerti apa yang dibicarakan ibu guru tadi, karena aku anaknya cepat tanggap jadilah aku mengerti dengan cepat. Begitupun dengan jungkook.
  
"Untuk kalian semua, paham tidak penjelasan tadi?." tanya ibu guru. Semua anak yang ada dikelas itu, ada yang mengangguk ada juga yang diam.

'°°'

Beberapa tahun kemudian...

  
Tidak terasa, sudah beberapa tahun berlalu kita melalui pendidikan yang sama disekolah yang sama, Kali ini kita sudah menginjak kelas 2 SMP. Yang artinya, setelah lulus SMP nanti jungkook akan dijemput oleh kedua orang tuanya untuk pulang kembali ke busan.
  
Tentu kami akan merasa sangat kehilangan sosok jungkook yang notabenya adalah anak yang sering membuat mood keluargaku baik, dia akan melakukan segala cara untuk membujukku supaya tidak marah. Apapun cara yang dia lakukan untuk membujukku, cara itu pasti akan selalu membuatku luluh dan kembali memaafkannya. Seperti sekarang ini, dia baru saja menjahiliku dengan satu minuman susu putih yang aku kira hanya minuman biasa, soalnya dia bilang itu hanya minuman biasa dan tanpa susu. Tapi jahilnya itu kelewatan, Alhasil keesokannya aku jatuh sakit dan perutku merasakan sakit. Dia membohongiku dengan minuman sialan itu, entah kenapa aku begitu anti sama yang namanya susu. Semua jenis susu.

Dengan kejadian kemarin, dia masih berusaha terus untuk membujukku supaya aku mau memaafkan dia. Dalam hati sih aku mau saja memaafkan dia, tapi aku masih ingin marah lebih lama padanya, aku mau tau sampai mana kemampuan dia meluluhkan hatiku yang mudah ngambekan ini.
     
Aki tidak kuat dengan regekannya, rengekan dia persis seperti anak kecil yang baru saja menginjak dua tahun. Aku tidak kuat mendengar nada suaranya yang dai buat seimut mungkin, aku tau bagaimana ekspresi dia saat merengek seperti ini.

"Lice, ayolah maafkan aku. Aku tau aku salah, tapi harus selama ini ya kamu marah? Aku udah coba buat cara apapun buat bujuk kamu, tapi kamu malah nganggap bujukan aku ini mainan biasa."
  
Ucapan jungkook kali ini sepertinya terdengar serius, aku sama sekali tidak menganggap bujukan dia mainan, aku hanya marah biasa tapi dia menganggap hal ini serius. Masa iya dia mau mogok makan, kenapa fikiranku tertuju kesana. Oh ayolah aku sama sekali tidak mogok makan, aku hanya sedang malas makan saja walaupun mama akan menyuapiku juga aku tetap akan malas.
  
"Lisa-ya, apakah kamu akan tetap tidak memaafkan dia. Mama kasihan loh. kemarin dia hampir tidak mau makan kalo mama yang tidak memberi makan dia, mama juga suapin dia, dan akhirnya dia mau makan walaupun dengan bujukan." Ucapan mama membuat aku membeku, fikiranku kenyataan yatuhan. Hal gila seperti ini yang aku tidak suka dari dia.
  
"Mama kan tau aku ini orangnya gimana kalo udah marah, apapun akan aku lakukan jika aku sedang marah. Termasuk memusuhi dia. Ma, Sebenarnya aku mau maafin dia, tapi mengingat dia membuat kesalahan yang sama pada saat kita sekolah dasar dulu. Aku mungkin masih bisa memaafkan dia karena dia dulu benar benar tidak tau, Tapi kesalahan yang sekarang?, Dia bahkan sudah tau tentang kealergianku pada susu dan kejuz. Itu artinya dia yang memainkan kealergianku ma." jelasku.
  
Mama mengusap rambutku dengan penuh kasih sayang, "baiklah mama akan bicarakan ini pada jungkook, dan untukmu segeralah maafkan jungkook kasihan dia sudah kamu abaikan beberapa hari ini, berangkat sekolahpun dia selalu murung. Oh iya, kadang juga dia membanting pintu kamsarnya." aku sedikit kaget dengan penuturan mama diakhir kalimat, ternyata dia selalu murung jika dia akan ke sekolah. Baguslah, mungkin  itu sedikit pelajaran untuk orang jahil seperti jungkook.
 
Aku hanya mengangguk, mama pergi keluar kamarku dengan membawa nampan berisi bubur ditangannya, tapi buburnya tidak aku habiskan. .

Setelah aku memastikan mama keluar kamar, aku membaringkan badanku lagi, lalu memejamkan mataku dengan keadaan posisi badan yang terlentang, mungkin aku akan tidur.
 
Aku Sedikit memikirkan cara untuk memaafkan jungkook, jika dipikir lagi kasian juga dia. Aku jadi membayangkan, bagaiman ekspresi dia. Membayangkan aku yang da diposisinya juga, aku tidak mau mendapat amukan jungkook. Sekesal apa dia saat aku mengabaikan dia, haha tapi itu menyenangkan.

°°°

Tbc...

Hallo, EUPHORIA kembali dengan revisi yang baru. Semoga kalian tertarik dengan cerita ini dan semoga kalian mau membantu cerita ini dengan cara share ketemen temen kalian.

Jangan lupa vote and coment ya, see you next chapter.

Subang, 30 Agustus 2020

~Er

#liskook.

[Repost] EUPHORIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang