Tiga.

388 20 2
                                    

"boleh aku tanya? Seperti apa gadis tipe idealmu?"
~Lalisa Manoban~

Enjoy reading, jangan lupa vote and koment ya temen temen.

°°°
  
Setelah jungkook menyadari apa kesalahannya kemarin, dia hari ini meminta maaf secara langsung padaku maupun pada mama. Dia juga berjanji tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu lagi, betapa khawatirnya saat dia tau aku tidak mau berdamai pada saat itu. Keadaanku sekarang sudah mulai sedikit membaik, terlebih sakit perutku juga sudah sembuh cuma tubuhku masih agak lemas saja. Istirahat beberapa hari lagi juga mungkin akan meras baikan.
 
Sekarang kita sedang berada dibalkon kamarku, kalian tau apa yang kita sedang bahas kali ini?.

Aku mencoba menarik nafasku sedikit dalam, saat ini kita sedang membahas tentang kepindahan jungkook setelah lulus SMP nanti. Berat sekali rasanya saat akan melepas jungkook nanti, terlebih lagi mama yang mengurus jungkook dari umur 5 tahun. Mama sendiri sudah menganggap jungkook anknya, apakah mama akan merelakan jungkook untuk pindah kembali ke busan. Belum bisa menerima rasanya harus membiarkan mama sedih, mengurus anak sampai sebesar ini itu sulit, apa yang mama rasakan juga mungkin akan aku rasakan nantinya. Aku hanya bisa berdoa, semoga mama tidak terlalu larut dalam kesedihan saat ditinggal jungkook nantinya.
  
"Huftt, aku membayangkan bagaimana reaksi mama yang akan menyaksikan kamu pindah ke busan lagi, secara kamu sudah mama anggap sebagai anak kandung sendiri. Aku juga tidak berani yakin bahwa aku akan merindukan sahabatku yang jail ini, rasa sayangku padamj sudah melebihi sebagai kakak beradik. Tidak rela harus membiarkan kamu pergi, itu akan menyiksaku rasanya." ucap ku dengan keadaan yang menahan tangisan.
 
Jungkook tahu sekali gelagat diriku jika akan menangis seperti apa, Secepat mungkin dia meraih kepalaku untuk dia sandarkan pada dada bidangnya. Dada bidang? Ya, tubuh dia lumayan besar. Aku saja yang gendut kalah telak dengan tubuh besarnya.
 
"kamu harus berani janji, akupun selama dibusan akan selalu mengabarimu sebisaku. Bagaimanapun juga kamu sudah aku anggap sahabat sekaligus adik kesayanganku, Jangan bersedih lagi. Jelek jika terus bersedih seperti ini, mama biar aku yang urus." ucap jungkook
  
Aku menganggukan kepalaku dengan lemah, bagaimana bisa dia menganggapku hanya sebagai sahabat ataupun adik kesayangannya. Sementara aku menganggap dia sebagai laki laki yang aku cintai, Jika boleh aku ceritakan, sakit sekali saat dia tadi membicarakan tentang perasaan. Apa aku coba tanya saja padanya, semoga saja dia akan menjawab.
  
"Boleh aku tanya?." dia mengangguk dengan antusias.

"Tanyakan apapun yang mau kamu tanyakan princes." Ucap jungkook, aku sedikit tersipu. Princes dari mananya heh, aku ini jelek tidak pantas jika harus dikatakan begitu.
  
"seperti apa wanita tipe ideal mu kook." tanyaku, semoga saja apa yang dia bicarakan sesuai ekspetasi otak ku dan hatiku.
  
Dia terlihat seperti enggan memikirkan jawaban untuk pertanyaan ku tadi.
  
Dia menghela nafas, "Aku suka gadis yang tingginya hampir menyamaiku mungkin saja sebahu untuku, sedikit kurus tapi tidak kurus juga, putih, rambut sebahu, gigi rapi dan mata sedikit besar. Ah iya jangan lupakan juga aku suka perempuan yang mempunyai lipatan dimatanya double." Sirna sudah penantianku.
  
Apa yang jungkook katakan tentang tipe idealnya sangat jauh sekali dengan keadaanku yang hanya gadis pendek, gendut, hitam dan juga rambut tidak terarur. Mataku juga sipit, tidak ada yang namanya lipatan mata double dimataku, Yang ada hanya mata yang kecil dan sipit.
  
Aku mencoba tenang saat mendengar penuturan jungkook, mungkin saja suatu saat nanti aku bisa merubah diriku menjadi diri apa yang jungkook inginkan. Sekarang fokuslah kepada pendidikanmu.
   
Lisa, umurmu baru saja 14 tahun tapi sudah memikirkan tentang cinta mau jadi apa nantinya, itu tidak baik. Aku hanya akan fokus pada pendidikanku saat ini.

°°°

Sekarang kita sedang ada di salah satu hiburan pasar malam, sekarang ini seoul sedang mengadakan acara pasar malam untuk setiap hari sabtu malam.
  
Aku iri sekali saat melihat sepasang kekasih yang sedang berjalan dengan pasangannya, Temanku saja yang masih kelas 6 sekolah dasar sudah mempunyai pacar, Tapi apa daya untuk hidupku ini, aku hanya gadis 14 tahun yang masih menjomblo. Mana ada pria yang mau mendekatiku, sedangkan wajahku jelek tidak terawat.
  
Bukannya tidak mau berpacaran sih, pacaran itu dilarang keras oleh papa. Kata papa juga bicara 'buat apa pacaran, umurmu saja masih 14 tahun. Pacaran itu diwajibkan bagi orang yang sudah bekerja ataupun kuliah, anak seusiamu masih seharusnya belajar bukan pacaran'. Huftt, menurut mama saja diumurku yang segini sudah diperbolehkan pacaran tapi ya memang seharusnya begitu ya mau apa?, Tidak bisa membantah apa yang sudah papa katakan.
  
Jungkook menggandeng tanganku menuju salah satu permainan yang bisa saja sedikit menguji kesabaranku, Dia mengajakku untuk menaiki permainan bianglala dengan ketinggian yang akupun tidak tau berapa meter tingginya itu.
  
Salah satu ketakutanku juga adalah ketinggian, Jika aku diajak untuk menaiki permainan yang berbau ketinggian, lebih baik aku mengamankan diri dengan cara duduk ditempat yang aman sambil membaca buku dan menunggu mereka.
  
"Lice kamu harus berani menaiki itu, disini juga ada aku yang selalu menjaga kamu, tidak usah khawatir." aku menggeleng tapi tidak dengan jungkook.

Dia terus menarik tanganku tanpa mau melihat kearah wajahku, Sekarang ini tanganku merasakan panas dingin karena takut jika akan menaiki permainan dengan ketinggian yang tidak tau berapa meter itu.
  
Jungkook memang sudah gila, bisa bisanya dia mengajakku menaiki permainan ini tanpa mau menerima persetujuan dariku terlebih dahulu.
   
"Jungkook jangan pikirkan hal gila, aku tunggu dibawah saja, Sungguh aku takut kook." aku memohon padanya, semoga saja dia mau menuruti apa yang aku omongkan. Namun dia malah mengeratkan pegangan tangannya pada tangan ku.
  
Belum juga aku bicara kembali, sialnya biang lala tersebut sudah maju. Demi apapun aku sudah berteriak sekeras mungkin, masa bodo tanggapan orang lain apa tentang diriku, yang penting sekarang ini aku mau turun.
  
Aku merengutkan badanku dalam badan jungkook, Sialnya lagi jungkook malah tertawa melihat aku yang tersiksa dengan permainan ini.
  
Akhirnya penderitaanku sudah selesai, Bianglala tersebut akhirnya sudah berhenti, itu artinya kita akan turun.
  
"Kook kepalaku pusing, sungguh"ucapku dengan lemas.
  
Jungkook memberikan air padaku, entah sejak kapan dia sudah membeli minuman itu, akupun tidak tahu.
  
"Sekarang kita beli makanan, setelah itu barulah kita pulang. Kasian mama, pasti sudah menunggu" jungkook menuntunku untuk ketempat salah satu makanan pedas, tapi aku tidak mau memakan apapun saat ini. Yang aku inginkan hanyalah tidur dan bangun pagi diesok hari dengan keadaan badanku yang segar kembali.
  
Entah jungkook membeli apa untuk makan malam bersama mama, yang aku tahu sih dia membeli beberapa potong daging ayam. Tapi aku juga sedikit tidak tahu, aku mencoba acuh pada makanan yang jungkook beli. Kepalaku pusing, mau muntah tapi tidak keluar juga.
  
Kita kepasar malam ini menggunakan bis, karena anak seusia jungkook tidak diperbolehkan untuk membawa mobil kemanapun. Selama di bis yang kita tumpangi, aku selalu menyandarkan kepala pusingku kedada bidang jungkook.
  
Sudah aku katakan, walaupun jungkook masih SMP tapi badan dia sudah bisa terbilang bagus dan terawat. Bagaimana tidak!, disekolah saja dia mengikuti ekstrakulikuler basket, Pantas saja jika badan dia bagus.
  
Kita sampai dirumah dengan baik dan selamat, Aku pamit untuk kekamar sementara mereka akan melanjutkan makan malam, termasuk jungkook.
  
Soal jungkook yang akan pindah saat SMA nanti, papa sudah mengurus itu dengan baik dari sekarang agar nanti saat jungkook akan pindah SMA tidak akan ada yang tertinggal, Seperti berkas penting lainnya.
  
Bolehkah aku nangis sekarang, aku belum siap ditinggal jungkook, Aku pasti akan rindu padanya, aku belum siap.
 
Lisa hanya bisa mengucapkan itu dalam hati, jika teriak, Akan malu sendiri dia, walau sekalipun dirumahnya sendiri. Tapi tetap saja disana masih ada jungkook.

Mau ditaruh dimana mukanya saat ini?.

°°°

Tbc...

Euphoria kembali, cerita ini aku revisi ulang lagi demi mendapatkan kata yang sesuai dan enak untuk dibaca.

Ingat ya, kalo kalian bantu share cerita ini, berarti kalian sangat membantu cerita ini untuk dikenal lebih luas lagi.

Subang, 3 september 2020.

~Er

#liskook.

[Repost] EUPHORIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang