"Noo." Panggil Ohm saat di jalan menuju pulang.
"Eumh?" Fluke yang tengah asik memandang arah jalanan, hanya menjawab dengan gumaman.
"Bagaimana dengan teman fakultasmu? Apakah semuanya memperlakukanmu dengan baik?" Tanya Ohm.
"Noo rasa mereka baik. Noo belum terlalu mengenal mereka. Hanya Earth saja tadi yang selalu bersama Noo." Sahut Fluke. Kali ini mengubah posisi duduknya menyamping sehingga menatap ke arah Ohm. Diusapnya pipi kiri Ohm yang muncul sedikit keringat.
"Noo heran." Ucap Fluke.
"Heran kenapa?" Tanya Ohm.
"Kenapa P' Ohm selalu berkeringat seperti ini?" Tanya Fluke sambil masih tetap mengusap keringat Ohm.
"P' selalu olah raga. Jadi, selalu berkeringat. Tidak apa. Ini pertanda P' sehat." Jawab Ohm sambil mengacak rambut Fluke.
"P' Ohm." Gerutu Fluke sambil merapikan rambutnya yang diacak-acak Ohm.
"Na rak." Ucap Ohm.
"P', bisakah Noo ikut P' olah raga?" Tanya Fluke.
"Tumben ingin olah raga. Ada apa?" Tanya Ohm.
"Noo ingin punya badan seperti P'." Jawab Fluke. Ohm diam-diam tertawa. Fluke yang melihat itu langsung mempoutkan bibirnya. Ohm menyadari itu, segera meminta maaf ke Fluke.
"Noo, P' khotod na." Ucap Ohm.
"Mai." Sahut Fluke merajuk.
Drama itu terus terjadi, hingga tidak sadar mereka sampai di rumah. Flukepun segera keluar dari mobil dan berlari meninggalkan Ohm.
Sementara itu, di dalam rumah seorang wanita paruh baya tampak kebingungan melihat menantu kecil kesayangannya masuk rumah tanpa menyapa dirinya. Ditambah lagi, mukanya cemberut. Setelah itu, disusul oleh Ohm yang tampak mengejar si kecil.
"Ohm." Panggil sang ibu.
"Oh, Mae khrub." Jawab Ohm terkejut ketika dilihat ada ibunya di rumah.
"Ada apa dengan Fluke?" Tanya Ibunya.
"Oh, Fluke ingin membentuk badannya. Tidak sengaja aku menertawakannya. Lalu dia seperti itu." Jawab Ohm.
"Kau ini. Sudah tau menantu Mae seperti itu, masih saja kau goda. Kau lupa, istri kecilmu itu. . ."
Tiba-tiba. . .
BRAK
"P' Ooohhmm. . ."
"Ini yang aku takutkan, Mae. Menantu kecilmu itu sangat ceroboh. Jika dia ikut olah raga sepertiku, bukan bebannya yang diangkat. Tapi dia justru akan melukai seluruh tubuhnya. Dan aku tidak mau melihatnya terluka. Sekecil apapun lukanya itu." Ucap Ohm. Setelah itu berlari ke lantai dua untuk menghampiri Fluke.
Sementara itu di kamar, Fluke tengah meringis menahan kepalanya yang terantuk meja. Tidak lama kemudian, Ohm masuk dan menghampiri Fluke.
"Noo. Apa yang terjadi?" Tanya Ohm.
"Noo terpeleset. Kepala Noo terantuk meja, P'." Adu Fluke.
-Bagaimana bisa?- tanya Ohm dalam hati.
"Ayo, P' bantu naik ke tempat tidur dulu." Ohmpun menggendong Fluke ala bridal style. Setelah itu meletakkan Fluke ke tempat tidur dengan hati-hati. Kemudian masuk ke kamar mandi, tidak lama kemudian keluar dengan menenteng handuk kecil.
"Katakan pada P'. Bagaimana Noo bisa terjatuh?" Tanya Ohm sambil membantu mengeringkan rambut basah Fluke menggunakan handuk.
"Noo tadi mandi. Tidak sadar kalau baju kotor Noo jatuh di depan kamar mandi. Noo tidak sengaja menginjaknya, lalu Noo terpeleset." Jawab Fluke.