Sekolah

19 5 2
                                    

    Alisa melengguh pelan, matanya terbuka perlahan. Dan mengerjapkan matanya untuk menetralisir silaunya sinar kuning yang menelusup masuk ke celah gorden kamarnya.

"Udah bangun, princess? Gimana tidurnya nyenyak?" Tanya seseorang dengan suara berat. Alisa menoleh dan ia mendapati Chanyeol disana.

Alisa mengangguk cepat dan tersenyum kecil. Sebuah estetika yang selalu diajarkan ibunya, tersenyum saat bangun tidur. Membuat ia lebih open mind.

"Bergegas mandi, terus kita makan bersama dibawah. Oh, ya seragam kamu di di wall closet sebelah wastafel. Aku tunggu di meja makan, princess"

Alisa tertegun. Seseorang berlaku hangat padanya. Alisa sadar dari first love on first time, ia lebih memilih untuk menunggu kedatangan perasaan Chanyeol, apa ia juga menyukainya?

Bodoh! Lo gak harus nunggu perasaan Chanyeol, toh kalau dia cinta ya, bersyukur. Tapi kalau dia sudah mencintai seseorang ya, itu wajar. Mencintai tanpa memiliki tidak akan buat gue mati, kan? Pikir Alisa.

"Princess.."

Ia terlonjak kaget, dan segera kabur ke kamar mandi. Ia melirik sebelum masuk, ternyata Chanyeol memerhatikan ia sampai masuk ke kamar mandi, dan berarti Chanyeol melihatnya salah tingkah tadi.

Malu, kuy

   Segera Alisa mandi, dan setelah ia memakai bathrobe. Ia beranjak ke wall closet. Ia lihat seragamnya.

"Dia menyiapkan semua ini untukku? Tunggu! What-! Apa yang dilakukannya kemarin? Apa dia menelanjangi gue? Please, kemarin- buset dah gue kenapa baru inget, gue pakai piyama bangun tidur. Dan seragam gue dah gak ada. OMG !! Bisa gila gue! Dia liat punya gue dong, huweee"

Alisa segera memakai baju seragamnya dan beranjak untuk dandan sedikit.
Ia menggerai rambut panjang berwarna coklat parau itu. Dan memberikan sedikit olesan natural powder, lalu natural lipstik.
Sempurna.

"Cha-Chanyeol!! Bagaimana bisa Lo ada disini?!"

Alisa kaget dengan keberadaan Chanyeol didepan kamarnya. Tengah bersedekap dada, dan menatap wajahnya.

"Princess kalo gak dikawal ketat oleh pangeran nanti hilang, ayo. Pangeran bantu bawa tas, ya?" Alisa mengangguk malu-malu. Chanyeol menatap wajahnya intens. Baru menyadari Alisa memakai make-up ringan, menarik dan cantik.

Ini dia tipe Chanyeol sekali. Cantiknya gadis dihadapannya. Bahkan Im Yoona atau Bae Irene, hingga Jisoo, Lalisa manoban, juga Ryujin kalah. Fix, Chanyeol terkekeh dalam hati.

"Manisnya princess Alisa, aku bahkan baru tau, kamu pintar berdandan. Dan cukup menarik. Aku suka dengan fashion mu"

Harusnya Chanyeol tidak memujinya sekarang. Heol, dia membuat Alisa berdebar kencang, memerah menahan malu dan senang, terpaku pada pujian Chanyeol.

Hingga kini ia bahkan sekedar mendongak saja malu. Ia canggung setengah mampus.
Bisa-bisanya ia tersipu sampai segitunya.
Alisa juga bingung.

"Ayo, princess makanlah, dan kita akan segera berangkat"

"Aku berangkat sendiri aja, aku ada sisa uang kemarin"

"Pangeran menolak untuk membiarkan sang princess pergi sendirian"

"Aku bisa menaiki kendaraan umum, lagipula aku tidak mau merepotkan mu. Tinggal disini saja aku masih segan. Lalu aku juga tidak mau ada apa-apa saat seseorang melihat aku nanti keluar dari mobilmu"

Chanyeol mendengus, ia memalingkan wajahnya dan dengan nada dingin ia berkata, "Jangan keras kepala, aku memaksa"

Alisa mengangguk cepat, sungguh diluar dugaan ia takut Chanyeol dengan ekspresi begini. Perempuan mana yang mau diberi ucapan sinis atau dingin dari teman barunya.

Chanyeol yang memerhatikan gelagat ketakutan didiri Alisa pun menghela nafasnya.

"Maaf, tidak bermaksud memaksa, tapi aku tidak suka penolakan, kamu mengerti?"

Alisa mengangguk, Chanyeol kembali tersenyum manis dan menyuapkan puding dengan Fla coklat terbaik kepada Alisa.

Alisa mau tidak mau harus mau. Ia pun memakannya dengan tatapan mata yang sayu namun meneduhkan. Dan Chanyeol bisa dengan mudah mengetahui sisi segan Alisa padanya.

Ia tersenyum maklum saja. Ini memang masih terlalu cepat untuk dapat memahami sifat-sifat di dirinya, Chanyeol akui itu.

"Masuklah, princess Alisa-ku"

"Pakai seat belt ya, bidadari"

"Aku princess atau bidadari sebenarnya?"

Chanyeol terkekeh lucu melihat wajah Alisa yang sudah memerah sebab ia goda terus-menerus.

"Kamu paket lengkap, dengan dasar princess, dengan ekstra hati selembut bidadari, kulit seputih salju, jiwa malaikat, dan ..."

Alisa mengerutkan keningnya. Chanyeol menatapnya gemas. Ia pun menangkup wajah Alisa yang sudah memerah sempurna.

"Dan- Aku, menyukai semuanya, semua yang ada di dalam tubuh gadis cantik berambut panjang sepunggung ini. Lihat bahkan senyumnya, bisa membuat es berlapis-lapis yang sangat tebal di dalam diriku, sebagai tameng, meleleh begitu saja"

Alisa menunduk sangat dalam. Dan jujur Chanyeol tak suka itu, jika orang lain yang melakukannya. Namun pada Alisa justru ia mengecup puncak kepalanya. Alisa menegang ditempat.

"Terima kasih atas perhatianmu, oh ya, Chan"

"Kenapa princess?"

Lagi-lagi Alisa tersipu, ia mulai bertekad untuk kuat dan tahan banting selama Chanyeol menggodanya tanpa perasaan. Sebab jika telah memiliki perasaan Alisa akan dengan senang hati tersipu.


"Emm... Siapa yang kemarin me-mengurus bajuku??"

Chanyeol mengangguk mengerti. Ia lekas tersenyum lebar.

"Aku, kenapa?!"

Alisa terkejut bukan main. Ia gelagapan sendiri. Chanyeol yang menyadari itu, memasang smirk. Tersenyum jahil.

"Aku .. menyuruh salah satu maid terbaikku, tentu saja. Jadi jangan khawatir, aku tidak melihat apapun. Dan tidak perlu dipikirkan seperti di kamar mandi seperti tadi."

Chanyeol tertawa jahat, sesaat melihat Alisa menatap wajah siempunya mata biru saphire itu, dengan tatapan ingin lenyap saat ini juga.


"Ah, jadi Chanyeol tadi mendengarnya??"


"Jangan suudzan dulu. Aku tidak sengaja curi dengar. Dan aku hendak memanggilmu karena jujur kau itu lelet sekali. Jadi aku menyusul, lalu ya itulah"


Alisa menahan kesal karena salah sendiri ceroboh bermonolog tapi sepertinya itu lebih terkesan mengghibah. Dan parahnya sang korban mendengarnya.


Hingga kini mereka ke sekolah dengan melaju ke arah sekolah. Suasana canggung, Chanyeol yang tengah menyetir mobil sport mewah kebanggannya menoleh dan kemudian satu tangan ia gunakan untuk mengusap wajah Alisa yang begitu lembut. Jelas Alisa sangat nyaman.

Chanyeol yang hangat sikapnya. Tampan alami. Ucapan dia tegas dengan khasnya.
Dan jangan lupa, sentuhan Chanyeol mampu buat Alisa berdesir nyaman, hangat dan bahagia.

Chanyeol...
Cinta pandangan pertama...

COWOK BERANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang