Penasaran

37 21 2
                                    

    Chanyeol POV

    Pagi yang membosankan. Tak ada yang istimewa. Hanya saja sekarang ini terlihat banyak orang yang baru. Ya, tentu ini adalah penerimaan siswa siswi baru.

   Aku mulai menghisap putung rokok yang disimpan disaku. Dan mulai melangkah menuju ke bagasi mobilku.

   Aku melajukan mobil dengan cukup cepat. Bukan takut telat namun rasanya gue seperti ada yang mengganjal. Dan untuk memastikan entahlah pergi untuk kali pertamanya di pagi hari. Ya, jam 7 pagi, jika bagi orang-orang telat, tidak denganku. Itu terlalu pagi malah.

  Aku memarkirkan mobil kebanggaan aku di ujung parkiran yang nampak kosong. Atau orang-orang memang tahu bahwa itu adalah parkiran favorit aku. Dan barangsiapa berani memarkirkan kendaraannya disitu dapat dipastikan ia akan habis oleh aku.

   Siapa orang sialan seperti aku? Arrogant. Urakan. Kejam. Tapi dapat dipastikan gue tampan. Dan alasan dibalik semua ini, aku adalah anak dari pemegang saham terbesar disekolah ini. Ayahku presiden disekolah ini.

Tapi siapa yang peduli. Aku bahkan tak jarang mengganggap dunia ini hanya tentang materi. Aku hanya ingin mendapatkan kebahagiaan yang tersalurkan lewat kefoya-foyaanku.

.

    Tunggu aku telah sampai didepan gedung sekolah terdepan. Dan aku melihat suasana yang tidak asing. Tentu, bukan hal menarik karena yang kulihat hanya segerombolan anak OSIS yang tengah menertibkan anak-anak yang lalu lalang. Terutama para murid baru.

Dan ya, aku mendapatkan objek yang sebenarnya tidak ada alasan kenapa aku harus tertarik. Namun aku melihat sesuatu yang sangat asing. Gadis berambut sepunggung dengan warna coklat parau.

   Bukan. Aku tidak tertarik pada rambutnya. Hanya saja saat tatapan kami bertemu ia bahkan terciduk menatapku dengan tatapan memuja dan penuh ketertarikan. Aku tidak melebih-lebihkan. Hanya saja itu yang dapat  aku simpulkan.

Aku mengunci tatapan itu. Jujur gue sudah terbiasa dengan mereka yang menatap gue sedemikian rupa. Jadi aku anggap biasa saja. Dan aku berjalan menuju tempat biasa untuk nongkrong.

Tentu bukan tempat yang ramai. Toh, kami gerombolan berandal sekolah. Markas kami digudang yang berada dibelakang gedung pertemuan. Tak terlalu jauh. Artinya tidak butuh waktu lama untuk sampai.

"Hai, bossqu" sapa karibku. Aku hanya menepuk pundaknya.
"Tumben pagi-pagi dah Dateng aja. Biasanya kebo. Hahaha."

Pletak

Aku menyentil dahi seorang lelaki berkulit Tan. Siapa lagi kalau bukan si Kai. Dan disampingnya ada Kyungsoo yang memang sedari tadi menungguku.

"Sakitttt.. bego dasar"

"Lo yang bego, curut"

"Udahlah, sama-sama bego juga." Si Kyungsoo menengahi. Kai manyun.

Chanyeol POV end

Bel masuk berbunyi sudah sekitar sejam yang lalu. Tapi Chanyeol dkk lebih memilih untuk duduk di markas luas mereka. Toh, dah biasa mereka bolos.

"Gua laper ah, gua pen ke kantin. Ikut gk?" Tawar Chanyeol. Kai dan Kyungsoo menggelengkan kepalanya. Kai yang sibuk stalker cewek bernama Hyuna yang semoknya minta ampun. Dan Kyungsoo lagi liat Blogger favoritnya.

Chanyeol pun pergi sendiri. Dan berjalan biasa dengan gaya angkuhnya.

Tapi tiba-tiba dia berhenti, saat dia lewat toilet dia liat gadis berambut hitam kecoklatan itu. Dia menatapnya intens. Dan berkata dengan nada dinginnya.

"Eh, Lo! Anak nyasar, ya?"

Gadis itu nampak mengerutkan keningnya. Dan lagi-lagi dia menunduk. Chanyeol tidak suka komuk begini. Dia lancang jika seorang Park Chanyeol bicara malah menunduk.

Chanyeol menarik tangan si gadis yang tidak lain adalah Alisa. Dan mencengkeramnya. Alisa meringis sakit.

"Jangan jadi pengecut. Gak usah nunduk kalau liat gue! Lemah Lo!" Chanyeol mendorongnya ke dinding. Dan berlalu pergi.

Ko lu diem aja sih, Lis. Di Indonesia lu bisa ngalahin siapa aja dia yang berani sama lu. Lah, disini. Ishh, bego lu Lis. Alisa merutuki dirinya sendiri.

"Eh, bngst! Gua gak takut yah." Fix, ini keterlaluan. Alisa pun bingung, dia mau bentak tapi gak sekurangajar ini.

Chanyeol tentu gak tinggal diam. Dia berhenti dengan tatapan datarnya.
"Lo manggil gue apa, huh?"

Itu pertanyaan membuat Alisa merinding sendiri. Hingga tanpa sadar, Alisa lagi-lagi teriak, fix ini lebih gak sadar,oke?

"Bngst Lo! Walaupun gue tau gue bukan orang Korea asli. Tapi gue gak bakal mau dibully ya?! Gue berani ma Lo!"

"Emang ada yang ngomong orang Korea suka bully orang non-Korea? Pede Lo!"

"Dah menyeruak kemana-mana bego!"

"Sialan Lo!"

Fix, Alisa mau bersiap lari. Namun langkahnya terhenti kala tiba-tiba tangan kekar Park Chanyeol menahannya.

"Bodo. Lo mulai detik ini punya urusan ma gue!" Dan lagi-lagi dia menyeringai. Dan tiba-tiba dia ngehempasin tangan kecil Alisa.

"Gue gak peduli!" Sumpah gua takut banget sekarang. Rutuk Alisa.

Chanyeol pergi dengan seringaian khasnya.
Dan meninggalkan Alisa dengan keterpakuannya. Tunggu, jantung Alisa, terasa terpompa kuat. Ia merasa ada yang mengganjal di dadanya. Ia tadi berbicara dengan Park Chanyeol. Ya, orang yang menyita perhatiannya. Tapi itu bukan obrolan yang Alisa inginkan. Itu justru bukan kesan awal yang bagus untuknya.

.

VOMENT gaes.

COWOK BERANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang