Siang itu tidak panas, sedikit berawan dengan angin dingin yang bertiup dari arah selatan. Archen terkantuk-kantuk sambil membaca buku biologi di tangan kiri dengan kepala yang berbantal pada paha Nai. Archen tidak ingin ketiduran, dia ingin membaca pelajaran biologi karena seminggu lagi ujian nasional. Namun tangan Nai yang mengelus-elus sayang rambut Archen tidak membantu sama sekali untuk menghilangkan kantuk Archen.
"Ya udah sih Chen, tidur aja di kamar." ujar Nai. Archen menjawabnya dengan gelengan. Bibirnya mengerucut.
"Masih mau belajar kak." kata Archen, membuat senyum simpul terkembang pada wajah Nai.
Mereka sedang berada di ruang tamu apartemen Nai sekarang, sama-sama belajar untuk persiapan ujian. Biasanya Archen malas sekali untuk belajar, tetapi saat seminggu lalu Nai bilang bahwa ada kemungkinan jika dirinya kembali ke Amerika setelah lulus SMA, Archen jadi kelabakan.
Dipandanginya lagi tawaran beasiswa prestasi berkat dirinya memenangkan kejuaraan basket nasional yang diadakan beberapa bulan lalu. Tawaran untuk kuliah di New York yang sempat dia tertawakan karena dirinya yang tidak begitu jago bahasa inggris, kini kembali ia pertimbangkan.
Archen dan Nai memang baru berpacaran selama beberapa bulan saja, tetapi selama beberapa bulan ini, Archen begitu menyesal kenapa tidak dari dulu saja dia berpacaran dengan Nai. Kenapa dia baru menyadari bahwa dirinya pansexual di tahun terakhir SMA-nya. Archen merasa telah membuang-buang waktu selama tiga tahun terakhir dia mengenal Nai.
Kalau Archen boleh jujur, beberapa bulan terakhir adalah bulan-bulan penuh kebahagiaan bagi Archen. Dirinya yang tidak jomblo lagi adalah salah satu faktor terbesar akan kebahagiaannya. Dan bukan karena ini adalah pertama kalinya Archen berpacaran dengan laki-laki, tetapi karena pacarnya adalah sahabat baiknya sendiri.
Berpacaran dengan sahabat baikmu sendiri mempunyai banyak sekali kelebihan. Salah satunya adalah, tidak ada yang perlu berubah dari semuanya karena mereka sudah saling mengenal satu sama lain luar dan dalam. Status pacaran tidak lantas membuat mereka menjadi pribadi yang lain. Hanya kadang-kadang mereka akan berciuman dan saling melepas hasrat di ranjang, itu saja. Dan, jujur saja, yang terakhirlah yang membuat Archen menyesal tentang kenapa baru sekarang dia berpacaran dengan Nai. Namun selebihnya, Nai tetaplah Nai dan Archen tetaplah Archen.
Karena itulah, saat tiba-tiba Nai bilang ada kemungkinan dia akan kembali ke Amerika setelah lulus SMA, Archen begitu stress. Masa, baru dia merasakan kebahagiaan, tiba-tiba sudah harus menjalani LDR? Archen bukannya meragukan mereka, tapi Archen mana kuat?
Tidak bertemu Nai di akhir pekan saja dia begitu rindu, bagaimana jika berbulan-bulan atau bahkan dalam waktu yang tidak ditentukan?
Karena itulah, Archen mempertimbangkan tawaran beasiswa itu. Seberarti itu Nai baginya. Bukan Archen berani mengorbankan seluruh hidupnya untuk Nai seorang, bukan seekstrim itu. Tetapi Nai membuatnya berani untuk mengambil risiko. Dan berkuliah di New York adalah risiko yang ingin ia ambil agar bisa bersama Nai sekaligus membuat masa depannya menjadi sedikit lebih cerah.
Tetapi beasiswa prestasi itu mempersyaratkan satu hal, yaitu rata-rata ujian akhir sekolahnya yang harus di atas 8.5. Jadi, inilah yang dilakukan Archen selama berhari-hari setelah Nai mengatakan kemungkinan dirinya kembali ke Amerika: belajar.
Belajar sampai ia lelah. Belajar sampai otaknya tak sanggup lagi. Belajar sampai Nai merasa kasihan padanya.
"Waktunya istirahat, Archen..." kata Nai memohon. Seperti tidak sanggup untuk melihat Archen lebih lama lagi memakai otaknya. Dia yang paling tahu kemampuan Archen menyerap seluruh pelajaran.
"Bentar lagi kak..." rajuk Archen.
"Percuma kalo kamu maksain gini, nanti malah nggak masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Worse than Nightmare (J9 version)
Romance"Hidup sebagai gay di Indonesia itu sungguh nggak mudah. Apalagi kalau sahabatmu sendiri adalah cowok populer di sekolah. Terlebih lagi jika sahabatmu itu homophobic." Nai dan Archen bersahabat baik sejak kelas 1 SMA. Tetapi apa yang terjadi kalau m...