Hari yang melelahkan
Rutinitas yang memabukan
Oleng kepala tak mampu menahan beban
Langit biru membangunkan malam
Bosan berenang bebas di hati
Jangan ditanya lelahnyaSemakin lama membuat puyeng kepala
Lembar demi lembar terbuka
Berharap isi pindah ke memori kecil didalam tubuh
Yang dapat menyimpan beribu kata dan gambar tak akan habis dan terhapusHasrat semakin menuntut
Otak haus akan ilmu
Pikiran dan hati menjadi kalut
Walau berulang kali membuka tetap tak masuk
Ntah apa yang ada di otak
Sulit sekali menerimaPadahal china telah menunggu
Beserta empat musim membuat badan kaku
Mata menikmati indahnya
Dunia apa ini sebenarnya?
Bagai dogeng yang terlihat sempurnaOtakku kembali
Melawan lelah hati dan jiwa
Demi ingin terwujud nyata
Tekad seperti tahu bulat
Telah matang dengan beribu pertimbanganBekal terbaik sedang dipersiapan
Demi sampai pada tujuan akhir
Doa terbaik telah mengudara tiap malam
Kening tak pernah absen dari sajadahAllah
Pasrah diri ini
Aku ingin berjodoh dengan kehendakku
Jika memang tidak, gantikan dengan yang jauh lebih baik
Itulah suara hati seorang pendosa semacam akuCina: Suatu Saat Nanti
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia di Bumi
PoetrySeiring dengan waktu si biru seolah-olah mengetahui Biru berganti kelabu terkadang cenderung menghitam Bumiku kau merasakan Merasakan apa yang selama ini aku rasakan Semakin menua seiring berkurangnya usia Semakin liar seiring perkembangan Tumbuh su...