Sepanjang perjalanan menuju rumah, jennie kembali terngiang dengan ucapan chaeyoung di apartemennya. Otak jennie bekerja ekstra lagi, memilah-milah dimana titik kesalahan yang jennie telah perbuat kepada chaeyoung. selama ini jennie merasa ia sudah melakukan yang terbaik dan memberikan apapun sesuai kemampuannya. bahkan ia memberi hari-hari nya dihabiskan bersama chaeyoung.Jennie bukan gadis yang dengan mudahnya terbuka dalam sebuah hubungan. baginya momentum indah yang ia miliki itu hanya boleh ia dan orang yang bersangkutan yang mengetahuinya. untuk apa berbagi kebahagiaan milik pribadi kalau nantinya akan ada yang merengutnya. egois dan aneh itulah jennie. ia tak suka kebahagiaannya di ketahui orang lain.
terkadang chaeyoung suka salah mengartikan sikap jennie yang seperti ini. sangat jarang sekali jennie mengekspresikan perasaannya kepada siapapun. bahkan disaat moment mereka berlibur bersama dimana itu adalah hal yang paling jennie sukai, jennie tak sedikitpun membagi momentum itu ke publik atau menceritakannya ke teman-temannya. bukan ingin diakui, chaeyoung paham betul jennie bukan gadis yang tertarik dengan publikasi dan karena itulah menimbulkan pertanyaan yang sering muncul di benak chaeyoung.
'orang asing katanya' batin jennie
"bagaimana bisa ia mengatakan kalau dirinya itu orang asing untukku?!" jennie mengerang pelan, supir taxi yang sedari tadi hanya fokus menyetir pun terhentak kaget tentu saja ia mendengarnya, hanya ada dua orang didalam mobil ini tanpa ada nya suara lain
"ne nona?" tanya sang supir yang melirikan matanya ke kaca spion memastikan bahwa sang penumpang baik-baik saja
jennie yang tersadar telah mengagetkan sang supir, ia mengusap-usap dahinya untuk menutupi wajahnya yang kini memanas menahan malu
'great, alasan apa yang harus kukatakan' batin jennie
"ah. maaf tuan saya sedang merekam suara untuk teman saya, sekali lagi saya minta maaf sudah mengagetkan dengan suara yang mendadak seperti itu"
"oh tidak apa nona saya fikir nona berbicara dengan saya. apakah nona baik-baik saja?"
Jennie hanya menganggukan kepala nya, sang supir pun membalasnya dengan senyuman.
Sesampai di kediamannya, jennie sibuk mempersiapkan jawaban yang akan menghujani nya ketika bertemu dengan keluarganya saat ini. dengan kaki yang mulai lemas ia mencoba menguatkan tubuhbya untuk membuka pintu rumahnya yang sudah tak terkunci dan betul saja sepasang mata dengan picingan tajam mengarah kearahnya sudah sedari tadi menunggunya disitu.
'shit' umpat jennie
sang pemilik mata yang tajam itu menonggakan kepala nya dan telah bersiap memberi hujanan pertanyaan untuk jennie
"dari mana saja nona kim?"
baru saja jennie ingin mengeluarkan jawabannya yang sudah tersusun rapih, seseorang dari balik tubuhnya menyela nya
"maaf granny tadi malam aku mengajaknya ke theme park sampai sangat larut lalu aku meminta nya menginap di rumahku karena tak mau menggangu waktu tidur granny" jelas orang itu
"lisa?" jennie terkejut dengan kedatangan lisa yang muncul tiba-tiba, lisa hanya memberi isyarat agar jennie mengikuti maksud dari pembelaannya
"astaga apakah ini kau lalisa? kemana saja kau ini apa kau tak tahu granny merindukan cucuku yang satu ini" sang granny sudah berdiri dan langsung memeluk tubuh jangkung lisa.
"jennie, harusnya kau katakkan pada granny kalau kau menginap ditempat lisa, mungkin aku tak akan khawatir semalaman" sambung sang granny yang melepaskan pelukkannya dari lisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Your Heart Belongs | CHAENNIE
FanficAku ingin memilikimu jen, seutuhnya. tidak hanya tubuhmu. Aku ingin hatimu, bisa kau beri itu juga? gxg! no futa! | TopSé • JenBot | start: 10 april 2020 end: ? mature content - 21+