Tetangga baru

36 5 2
                                    

Ada tiga waktu dimana Lo harus tersenyum
Pertama saat Lo seneng.
Kedua saat Lo susah.
Ketiga saat Lo bersama gue.

~Adaftha Pradito~


Waktu sudah menunjukan pukul 21.30 namun Adaftha masih terduduk di balkon dengan laptop didepannya untuk mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan besok. Fokusnya tiba tiba teralihkan oleh orang orang yang sedang menurunkan barang dari sebuah mobil bak di depan rumahnya. Mungkin mereka akan menempati rumah yang baru saja kosong itu, yang letaknya berhadapan dengan rumah cowok berkulit putih itu.

Pandang cowok itu kini kembali terfokus pada laptopnya untuk segera menyelesaikan tugas. Tetapi lagi lagi ia terganggu, bukan karena orang orang yang sedang menurunkan barang melainkan oleh suara perempuan yang sedang teriak sambil marah marah.

"Tuh orang gak tau ini udah malem apa?! berisik banget." Gerutunya, Ia pun menutup laptop dan berniat untuk menyimpannya. Langkah cowok bercelana pendek itu terhenti, ia melihat sekilas perempuan yang sedang marah marah tadi. Rupanya gadis itu marah karena ia tak terima jika orang tuanya menyuruh dirinya untuk tinggal dirumah yang baru saja kosong itu bersama kakaknya.

Tanpa Adaftha sadari di sampingnya sudah ada Aghil yang dari tadi sedang tidur di kamarnya.
"Woy Lagi pada ngapain sih berisik banget, ganggu orang tidur aja!" Ujarnya setengah sadar.

Cowok itu menoleh kekiri "Ck. Ghil apa apaan sih lo, udah sana masuk tidur lagi!" Suruh Adaftha. Adiknya itu langsung nurut gitu aja, kayaknya nyawanya belum ngumpul.

Perempuan itu menatap ke arah balkon yang ada di depan rumahnya. Gadis itu sebenarnya kesal namun ia tahan karena ini adalah salahnya sudah teriak sambil marah marah di jam istirahat, jadi wajar saja jika calon tetangga barunya terganggu.

"Gua minta maaf yah kalo udah ganggu Lo." Ujar gadis itu sedikit berteriak.

"Iya gak papa, maafin adik gua juga." Gadis itu hanya menjawabnya dengan senyuman entah Adaftha melihatnya atau tidak.

Cowok itu kemudian berjalan masuk ke kamar dan menutup pintu balkonnya, namun sebelum pintu itu tertutup sempurna tatapannya bertemu dengan perempuan calon tetangga barunya itu yang berlangsung hanya beberapa detik. Setelah itu mereka pun mengalihkan pandangannya.

🎗️

Suara adzan subuh yang sudah berkumandang cukup menjadi alarm untuk membangunkan Adaftha, ia memang bukan tipe manusia yang harus gebrig sana gebrig sini dulu untuk membuatnya bangun. Ia pun segera menuju kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi, dan mengambil air wudhu kemudian bergegas pergi ke masjid yang tak jauh dari rumahnya untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Idaman banget emang.

Aghil? ah dia sangat susah untuk dibangunkan, kadang harus dengan suara yang tinggi, sentuhan yang keras, dan harus berulang ulang atau kadang Adaftha harus menyiramnya. Udah kayak tanaman aja

Sepulangnya dari masjid cowok berbola mata cokelat itu langsung membangunkan adiknya dengan menyiram wajahnya menggunakan air dingin. Cara itu memang cukup ampuh untuk membangunkan kebo seperti Aghil.

"Argh apaan sih bang, muka gue jadi basah nih ah elah, mana dingin lagi kek sikap dia!" Kesal Aghil yang baru saja terbangun.

"Kayak sikap cewek yang lo kasih surat kemarin ya?" Ujar Adaftha cengengesan.

"Tau dari mana Lo gue ngasih surat ke cewek?"

"Ada lah Lo gak perlu tai, Tapi Lo bener serius deketin tuh cewek atau cuma buat main main?"

IMPLIED FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang