Doa makan

24 3 1
                                    

Vote dulu yuk sebelum membaca.

Adaftha kini tengah mengerjakan tugas di sebuah Cafe di depan taman yang tidak jauh dari rumahnya bersama dengan Dave. Di depannya sudah ada secangkir cappucino hangat dimalam yang dingin, kayak sikap dia. eh apaan sih.

Waktu sudah menunjukan pukul 20.30 Adaftha dan Dave membereskan tugasnya untuk segera pulang. Berhubung rumah Adaftha dan Dave berada di arah yang berbeda itu artinya mereka tidak bisa bersama. Pulang bersama maksudnya. Jadi mereka berpisah di parkiran Cafe.

Adaftha pulang menggunakan sepeda kesayangannya. Baru saja menggowes beberapa menit, ia sudah berhenti di taman yang tidak begitu luas. Pandangannya tertuju pada dua orang laki laki dan perempuan yang ia kenal sedang duduk bertiga dengan setan, ya kan kalo cewek sama cowok berdua duaan yang ketiganya setan. Ia tak dapat mendengar perbincangan mereka karena jaraknya dan dua orang itu cukup jauh. Ia masih terus memperhatikan mereka, kali ini dalam jarak yang lebih dekat. Namun ia hanya mendengar dengan suara yang tidak begitu jelas kayak hubungan kita yang gak jelas.

Perbincangan mereka sepertinya berakhir, saat sang laki laki menawarkan tumpangan pada gadis itu namun ia menolak. Gadis itu malah memilih berjalan sendirian. Sang laki laki itu pun akhirnya pergi.

Adaftha lebih tertarik pada sosok perempuan tadi dibanding sang laki laki, diam diam ia mengikuti dari jarak jauh. Jalanan komplek mulai sepi, hampir tidak ada motor atau mobil yang lewat. Gadis itu masih berjalan dengan santai.

Entah kenapa gadis itu berhenti. Pandangan Adaftha berkeliling namun tidak ada siapa pun yang memata-matai atau yang mengikutinya selain dirinya. Tiga detik kemudian gadis itu malah lari tunggang langgang. Adaftha bingung kenapa dia lari? Apa dia tau Adaftha mengikutinya?

Tanpa fikir panjang cowok itu langsung menggowes sepedanya untuk segera menyusul Gadis itu.

"Neng!"

Gadis itu tidak menghiraukan.

"Neng!"

Tadinya ia sudah jalan seperti biasa lagi namun karena ada suara itu ia pun mempercepat laju kakinya.

"Arsyla!"

Gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh. Dahinya mengernyit heran "Kak Adaftha?" Ujarnya seraya menghela nafas lega.

"Kenapa Lo lari lari? lagi olahraga malem?"

Mereka mengobrol sembari jalan dengan santai "Ya kali olahraga malem, tadi tuh aku lewat rumah, tapi kayaknya rumah itu kosong deh soalnya gak ada lampu yang nyala, terus tiba tiba aku merinding dan aku denger suara orang nangis tapi lama lama suaranya berubah jadi orang ketawa yaudah aku lari aja, takut doanya hehehe." Jelas Arsyla dengan nafas cape.

Adaftha ingat jika di tempat tadi Arsyla berdiri sebelah kanannya adalah rumah kosong."Iya itu emang rumah kosong."

Arsyla melotot "SERIUS?"

Adaftha terkekeh "Iyaa emang kenapa? Lo takut yah?"

"Sedikit takut sih. Udah berapa lama kosongnya?"

"Sekitar satu tahun yang lalu."

"Lama banget dong, pantesan feeling aku dari tadi gak enak banget pas lewat rumahnya.

Oh iya Kak Adaftha dari mana?" Lanjut Arsyla.

"Abis ngerjain tugas di cafe deket taman sama Dave." Arsyla hanya ber-oh ria.

"Lo sendiri habis dari mana?"

"Aku habis dari taman."

"Ooh sendirian?"

IMPLIED FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang