Happy reading📝📝
Budayakan Follow dan Vote terlebih dahulu dan jangan lupa krisarnya!
.
.Peringatan
Cerita ini hanya fiktif belaka. Sifat dan karakter tokoh hanya karangan author semata. Typo bertebaran. Jika, part 1 kurang memuaskan, mohon sarannya dan jangan lupa ikutin terus setiap part-nya.
.
.Enjoy Reading ...
"Kamu ikut papa, Kania!" Gertakan dari pria paruh baya tersebut berhasil membuat anaknya yang bernama Kania, tertekan.
"Tidak! Kania ikut Mama!"
"Rosnindar, kamu jangan egois, Kania akan bahagia jika bersama saya yang kaya raya!"
"Aku yang melahirkannya aku berhak mendapatkannya! Kau Diontara, hanya mengandalkan kaya, tetapi kau tak punya kasih sayang!" kilah Rosnindar, berusaha meyakinkan hati sang anak, jika ayahnya itu tidak patut di pilih.
Kania Adina Lamia. Anak semata wayang dari sepasang suami-istri pengusaha -Bunga Rosnindar dan Pangestu Diontara.Pasangan yang kini telah berada di ambang perceraian, hanya tinggal menunggu waktu saja.
Perceraian mereka disebabkan karena, Rosnindar kurang memperhatikan Diontara dan Kania.
Jarang berkumpul bersama, menikmati kebersamaan keluarga. Membuat mereka bertanya-tanya, rumah tangga seperti apakah ini? Jika berkumpul, tak pernah tidak ada perkelahian antara mereka berdua.Saling salah menyalahkan.
Hingga Diontara muak dengan sikap sang istri yang tak menghormati ia sebagai suami.Akhirnya Diontara memilih berselingkuh di belakang Rosnindar secara diam-diam dengan sekretarisnya.
Namun, siapa sangka? Ternyata Rosnindar juga berselingkuh secara diam-diam di belakang Diontara dengan bos-Nya.
Jika disuruh memilih antara hidup miskin dan hidup bergelimang harta, Kania lebih memilih hidup miskin karena di saat itu ia sering merasakan bahagia dan nikmatnya kebersamaan keluarga.Terkadang ia merasa tertekan, terisak berada di tengah-tengah perkelahian kedua orang tuanya.
Gertakan demi gertakan yang dilontarkan seakan menusuk ke jantung. Perih, sakit, itulah yang ia rasakan.
"Nak, kamu ikut mama aja," bujuk Rosnindar, lembut.
"Ikut Papa aja ya, Nak, Papa jamin kamu akan bahagia jika bersama papa,"bujuk Diontara.
Mereka saling menatap Kania yang berada di tengah-tengah mereka yang tengah duduk, tersimpuh, sambil memeluk lutut dengan kepala tertunduk.Kania berusaha menahan tangis di dalam dekapan dirinya sendiri. Ia bangkit dari duduknya, melirik orang tuanya secara bergantian.
"Kania, enggak bisa memilih antara Mama sama Papa!" bentaknya, membuat Diontara dan Rosnindar mendelik.Dengan bola mata memerah dan cairan bening menggenang di pelupuk mata, Kania melontarkan apa yang sedari dulu ia ucapkan.
Ucapan yang dulunya tercekat. Walaupun logikanya seakan mengatakan ungkapkan saja isi hatinya.Namun, hatinya seolah berkata, tahan-tahan ini belum saatnya. Hening di antara keduanya mendengar ucapan sang anak.
Rosnindar menghela napas, perlahan mendekati Kania, lalu mengelus-elus kepala Kania yang ditutupi oleh hijab.
"Sudahlah, jangan ganggu Kania saat ini!" sentak Kania, menepis keras tangan Rosnindar. Kemudian berlari ke luar rumah.
Diontara yang melihat, mendengkus kesal, sembari meremas-remas rambutnya, sedangkan Rosnindar ia menghela napas sembari melipatkan kedua tangan di depan dada menatap lekat punggung Kania yang semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIALANG (Cinta Segitiga)
Roman pour AdolescentsBlurb Kania Adiba Lamia. Seorang gadis berusia 12 tahun. Ia hidup bersama keluarga yang bercukupan, tetapi kedua orang tuanya sering bertengkar, hingga akhirnya memilih berpisah. Namun, suatu hari ia disuruh memilih akan mengikuti ayah atau ibunya...