epilog

344 36 10
                                    

"Mama, kita jadi kan ke tempat ayah?" tanya seorang gadis berumur lima tahun dengan gigi kelincinya.

Jungnay, gadis kecil dengan gigi kelinci dan senyum manisnya.

Nayeon pun tersenyum melihat Jungnay. Ia mengangguk. "Iya sayang. Kita jadi tempat ayah," balas Nayeon.

"Kak, jadi kan?" tanya Soobin yang tiba-tiba datang dari kamarnya.

"Iya jadi," balas Nayeon.

Soobin dan Nayeon tidak lupa Jungnay pun langsung keluar dari rumah bercat hitam putih itu.

***

"Ayah!!"

Jungnay berteriak senang. Ia menghampiri sang ayah, ya sang ayah yang sudah berada di bawah sana.

Terlihat sebuah batu nisan bertuliskan 'Jeon Jungkook.'

Jika kalian bertanya apakah Jungnay anak Jungkook? Jawabannya tidak. Jungnay adalah anak Nayeon, bersama pria yang dulu pernah membuatnya jatuh cinta, Oh Sehun.

Nayeon sengaja menyuruh Jungnay memanggil Jungkook dengan panggilan 'ayah.'

Nayeon sangat ingat kejadian beberapa tahun yang lalu, kejadian yang membuatnya bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Namun Sehun datang dan menyemangati nya hingga sekarang ia malah menikah dengan pria itu.

Flashback

Seorang dokter keluar dari UGD.

Jessica, gadis itu tersenyum.

Tidak lama, hanya beberapa detik senyuman itu berganti dengan kesedihan.

"Maaf. Dia telah pergi."

Flashback end

Jungnay terlihat berceloteh panjang ke batu nisan yang mengubur seorang pria yang sangat Nayeon cintai.

"Eoh, mama lihat ada papa," ujar Jungnay sambil menunjuk ke arah seseorang yang datang ke arah mereka, Oh Sehun.

"Halo putri ayah," sapa Sehun sambil menggendong putrinya.

Jungnay terlihat senang saat ada Sehun.

"Eh Soobin, gimana kerjanya? Lancar?" tanya Sehun pada Soobin.

"Lancar kok kak," ujar Soobin sambil tersenyum.

"Syukurlah. Maaf ya Nay, tadi ada jadwal operasi," ujar Sehun bersalah.

"Nggak papa hun. Aku ngerti," balas Nayeon.

Ya, suami Nayeon itu sekarang bekerja sebagai seorang dokter. Terkadang pria itu terpaksa pulang malam karena jadwal operasi dan lain sebagainya.

"Papa ada kerjaan lagi?" tanya Jungnay.

"Enggak emang kenapa? Mau beli es krim?" tawar Sehun.

"Boleh hehe," balas Jungnay sambil tersenyum menunjukkan kedua gigi kelincinya.

"Tapi jangan banyak-banyak ya. Nanti Jungnay sakit," ujar Nayeon.

"Siapp," balas Jungnay sambil tersenyum kecil.

" Kak Sehun bawa mobil kan?" tanya Soobin dan di balas anggukkan kepala Sehun.

"Kalo gitu Soobin duluan ya kak. Soalnya ada kerjaan," ujar Soobin.

"Hati-hati ya bin," ujar Nayeon.

Soobin pun mengangguk dan pergi dari sana.

"Kamu mau di sini sebentar atau kita langsung berangkat?" tanya Sehun lembut.

"Aku mau di sini sebentar," ujar Nayeon.

"Kita ke mobil aja dulu yuk nay, biar mama di sini sebentar," ajak Sehun.

"Ayo!!"

Setelah kepergian Sehun dan Jungnay, Nayeon menatap makam di depannya. Ia berjongkok di pinggir makam itu sambil tersenyum lirih.

Nayeon mengusap batu nisan itu lalu berdiri.

"Makasih untuk semua, walau akhirnya lo harus pergi," ujar Nayeon lirih.

Nayeon pun melangkahkan kakinya menjauh.

Ya, semua yang berawal indah tidak selalu berakhir indah pula, ada kalanya yang indah itu adalah jalan untuk ke jalan yang sangat jauh dari kata indah.

- The End -



Tarik UlurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang