soulmate 1.0.5

23 5 0
                                    

"Aras."

"Aras!"

"Aras?"

"Halo, Sayang?"

Saking seringnya Kak Taeyong memanggil, sekarang di otak Aras hanya terus berputar suara Taeyong yang memanggilnya.

"Pusing huhu," keluh Aras ke dirinya sendiri.

"Kenapa, Sayang?"

Aras terkejut lebay karena dia emang orangnya kagetan. Lalu dia melirik Taeyong kesal. "Apa sih," katanya ketus.

Sekarang Aras lagi sendirian ke perpustakaan. Lagi pengen ngadem, pusing mikirin tugas. Apalagi mikirin Taeyong, makin pusing.

"Nih."

Taeyong mengeluarkan belanjaannya dari tasnya. Yakult dan Beng Beng. Beng Bengnya yang sekotak isi 20. Yakultnya pun satu bar.

"Buat kamu biar semangat belajarnya. Jangan langsung habis ya!" pesan Taeyong.

Dengan malu Aras menatap Taeyong. "Makasih, Kak."

Taeyong tersenyum senang sambil mengelus rambut Aras. "Sama-sama, Soulmate-ku."

hUHU ARAS MAKIN GA TEGA JAHATIN ORANG SEBAIK SETAMPAN SEGANTENG INI.












Aras lagi nongkrong di kantin sama the chingu deulnya. Dan Taeyong, yang benar-benar bersama Aras kalau dia memang punya waktu dan sempat. Lagian sekarang dia lagi skripsi, jadi sering bolak-balik kampus. Makin betah bolak-balik karena ada soulmatenya.

"Aku udah gabisa ngikutin kegiatan ukm lagi. Kamu masih, kan?"

"APA SIH INI KOK PAKE AKU KAMU AN KAK TAEYONGNYA SJKSKWHELBSKSHI HSISJJEGRHW GUE GELI DENGERNYA BHSISJSKEJ," heboh Aras dalam hati.

Soalnya selama ini Aras mana pernah ketemu orang yang lembut gini. Kalo yang lembut tuh si Jaemin doang, tapi lama-lama gumoh denger suara dia hhhhh

"Ga pernah ikut lagi. Dulu kan masuk sana karena si Jinyoung doang," jawab gue.

Ketauan ga sih Aras menghindari kata ganti orang pertama dan keduanya hshsh. Soalnya aneh kalo pake gue ke orang selembut ini, Aras ga tega.

Aras melirik Aisah dan Renjun yang fokus menonton pemandangan di depan mereka. Padahal udah sering tapi liat Kak Taeyong seganteng ini terus dia pula yang berusaha meluluhkan soulmatenya yang kepala batu, jadi mereka berdua yang kesal.

"Jinyoung, makan," suruh Aras.

Jinyoung masih ada, karena Aras yang maksa. Padahal kalau Aras udah ketemu soulmatenya yaudah. Jinyoung sendirian aja udah biasa.

"Perhatiin tuh soulmate lo sendiri," kata Jinyoung.

Aras melirik Taeyong dengan ujung matanya lalu kembali ke Jinyoung. "Makan," katanya lagi sambil memaksakan suapan ke mulut Jinyoung.

Sabar bentar lagi Taeyong! Taeyong bisa! Taeyong kuat!

Sementara soulmate duo cina itu menggeleng-geleng kepala melihat drama yang mereka lihat.









Berkali-kali Taeyong menawarkan tumpangan untuk Aras, berkali-kali pula Aras menolaknya. Dia lebih milih naik motor sama Jinyoung daripada naik mobil sama Taeyong.

Taeyong mengelus rambut lalu menjalar ke pundak Aras. Lalu memakaikan jacket denimnya ke bahu Aras. "Hati-hati, ya."

Mau tak mau Aras menganggukkan kepalanya dengan kaku.

Lama-lama Aras ga punya alasan untuk malas dengan persoulmate-an ini.

Saat di atas motor, Aras dan Jinyoung diam. Tidak ada yang membuka suara. Saat sudah sampai di rumah Aras pun masih belum ada yang membuka suara. Memang sering mereka hanya diam seperti ini, tapi kali ini, beda.

"Hati-hati ya, Young," kata Aras setelah turun dari motor Jinyoung.

Bukannya langsung tancap gas pulang, seperti biasanya, Jinyoung malah melepas helmnya.

"Siniin helm gue," kata Jinyoung meminta helm yang ada di genggaman Aras.

"Kan buat gue-"

"Mau dipake sama soulmate gue nanti, Ras."

Soulmate gue

Soulmate

Soulmatenya Jinyoung...

Dengan menahan sedih Aras kembalikan helm Jinyoung.

Jinyoung menerima helm lalu menyantolkannya dicantolan motor.
"Utu utu, soulmatenya Bang Taeyong sedih ya? Sini Jinyoung peluk dulu."

Tanpa basa-basi Aras langsung memeluk Jinyoung setelah Jinyoung merentangkan tangannya.

"Nanti Aras kangen Jinyoung," katanya menahan tangis.

"Gue ga hilang, palingan jadi temen aja."

"Aras ketemu soulmate."

"Iya, nanti gue ketemu soulmate gue juga."


















soulmate 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang