7. Langkah Pertama

45 14 4
                                    

Happy Reading....

Part ini masih Menceritakan tentang kisah awal perubahan Mona ya.. Masih Flasback

°°°°°
Perjuangan dan perubahan yang lakukan hari ini adalah satu-satunya cara untuk membangun masa depan yang lebih baik.

-Mona Ririntyas-

***
Diliriknya jam tangan yang ada di pergelangan tangan Mona yang menunjukan pukul 15.00 yang artinya bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 30 menit yang lalu.

"Oke, gue harus berubah. Itu pasti, ini saatnya gue bergerak"
Ucap Mona sambil mengusap air matanya.
Mona langsung pergi ke kelas untuk mengambil tas, namun saat Mona berlari dari taman ke kelas Dia tidak sengaja bertubrukan dengan punggung seseorang, karena dia berlari terlalu terburu-buru jadi dia tidak fokus.

"Aww~, maaf gue nggak sengaja" Ucap Mona sambil berusaha berdiri karena dia jatuh terjerembam ke lantai.

"jangan lari-larian kek tadi, Entar malah celaka sendiri" Ucap seseorang yang tadi di tabrak Mona, dia kemudian mengulurkan tanganya untuk membantu Mona berdiri.

Tapi tak ada respon sekali dari Mona, ia malah menatap orang tadi dengan muka cengo.

"Hmm, lo denger gue kan" Ucap orang itu sambil mengibaskan tanganya di depan wajah Mona.

"Ehh, iya gimana-gimana" Ucap Mona berusaha untuk kembali fokus seraya berdiri sendiri, tak menghiraukan seseorang ada di hadapanya yang mengulurkan tangan sedari tadi.

"Kalo Jalan Hati Hati, jangan lari-larian"

"oh iya, aku lagi buru-buru banget soalnya, aku juga Minta maaf tadi nggak sengaja nambrak kamu"

"Iya nggak papa"

"Kalo gitu, aku ke kelas dulu makasih ya ren"

"Ya"

Mona kembali berjalan dengan ekspresi yang sulit diartikan, dia senang sekaligus malu.
Orang yang tadi tidak sengaja di tabraknya adalah orang yang selama ini Mona suka, teman satu angkatanya yang Mona sukai secara diam diam dari awal masuk sekolah ini. Lebih tepatnya dari awal MOS. Dia Reno Adi Prayoga, kelas 10 IPA 1, Kelas Mona dan Reno terpaut jarak 3 kelas, karena Mona berada di kelas 10 IPA 5.

"Ya allah mimpi apa gue sampe bisa ngomong sama Reno, aduh kenapa ini jantung deh degan terus dari tadi" Ucap Mona sambil senyum-senyum sendiri.
Mona mengambil tas dan langsung buru- buru pulang, Dia Harus segera sampai dirumah.

~~~~

Mona Pov

Gue berjalan masuk ke rumah dengan tergesa-gesa. Gue harus ngomong sesuatu ke ayah dan bunda gue.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, udah pulang nak" Jawab ayah dan bunda gue bersamaan

"Yah, Bun Mona mau ngomong serius"

"Lah kok? baru pulang langsung mau ngobrol kayak lagi buru buru banget sih" kata bunda

"Duduk dulu Mon, atur nafas" kata ayah

"Bun, yah Mona mau pindah ke Rumah nenek, Mona mau sekolah di sana, Mona mau ngerasain suasana Baru di Bandung"

"Loh kok kenapa tiba tiba" tanya bunda

"Ya ngga ppa bun, Mona cuma mau kesana nemenin nenek juga, Nenek disana sendirian Kasian lah bun, yah"

"Hmm, kamu serius mau pindah kesana? Nggak takut gaada bunda sama ayah? " tanya bunda

" Ya Nggak lah bun, Mona kan udah besar. Lagian Mona masih kelas 10 ini, misal pindah juga ngga papa ko sebelum terlanjur"

"Jujur, sebenernya kamu kenapa sih, tiba tiba pengin pindah" tanya ayah serius

"Nggak papa ayah, ihh Mona cuma keinget sama nenek yang sendirian di Bandung, kasian. Mona mau nemenin nenek dan belajar disana, Nglanjutin SMA di Bandung, Entar kalo Mona mau Kuliah Mona janji bakal Nglanjutinya di sini deh " Jawab gue seserius mungkin biar ayah nggak curiga.

" Oke kalo itu mau kamu, selama ke inginan kamu masih positif" Jawab ayah

"Makasih Yah, jadi Mona pindah mulai kapan? "

" Minggu depan" Jawab bunda

"Yah bun itu mah kelamaan, Kalo besok aja gimana. Boleh ya ya ya " Kata gue sambil menampilkan wajah memelas

" Hmmm, Besok kita antar kamu ke Bandung"

"Yeih, Terimakasih ayah bunda. Mona sayang deh muachh" Ucap gue sambil mencium Pipi ayah dan bunda. Setelahnya gue memutuskan untuk pergi ke kamar.
Pas gue naik ke Atas di tangga gue sempat noleh ke arah bunda sama ayah, senen gue juga nggak tega ninggalin ayah dan bunda sendirian di sini. Wajarlah gue anak tunggal kalo nggak ada gue rumah ini tambah jadi sepi. Ayah sama bunda cuma di temenin pak ujang - tukang kebun, sama Bi imah Asisten Rumah tangga di rumah gue.

Tapi gue juga nggak tau harus gimana lagi, gue rasa keputusan ini adalah yang paling tepat.

Keputusan buat langkah awal perubahan gue. Gue harus memulai perubahan ini segera, gue udah jengah di pandang sebelah mata sama orang lain. Gue pengin membuktikan bahwa gue itu layak di akui dan di anggap ada.

Dan keputusan gue buat pindah ke Bandung gue berharap itu adalah keputusan yang tepat. Yang akan menjadi awal dari perubahan gue, Aamiin.

[Bersambung]

Aduh gimana gengs, Mona mau pindah ke Bandung, Kira-Kira di Bandung ada banyak Cogans ngga yah, hehe..

Eh iya, Btw 1 part lagi masih Menceritakan tentang kisah awal perubahan Mona ya..
Pas Mona udah pindah di Bandung
Comment "Next" biar aku semangat Update


Terimakasih kasih, Salam Author abal-abal 🐣

#21 April


Truth Or Dare [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang