III|Never Same

1.5K 149 1
                                    

Never Same
Eps. 3
Jangan lupa kasih bintang⭐🥸

🍁Happy Reading🍁

Fara berjalan mondar-mandir di halte kecil yang berada tepat di depan SMA Garuda. Jam pulang sekolah telah berbunyi satu jam yang lalu. Tadi ketika baru saja ingin pulang bersama Irene, Ia malah dipanggil oleh wali kelasnya untuk membahas materi-materi pembelajaran yang dia lewati saat mengambil izin tidak masuk. Fara banyak tertinggal materi yang membuatnya mendapat peringatan, karena seberapa banyak pun prestasi yang dia raih di luar sana, pembelajaran di dalam sekolah juga seharusnya tidak boleh terlewatkan.

Sebenarnya Fara juga mengkhawatirkan hal yang sama, tapi di lain sisi dia juge mempercayai dirinya. Dia yakin bisa mengejar ketertinggalannya melalui metode belajar yang selama ini dia terapkan, hanya saja dia harus menekan dirinya lebih keras lagi. Dia tidak ingin nilainya turun semester ini. Sepertinya dia akan banyak merepotkan Irene, temannya itu sangat berguna jika Fara meminta penjelasan akan materi pelajaran. Dan tulisan-tulisan di buku catatan Irene tidak boleh diragukan kerapiannya, amat rapi dan cantik karena dihiasi beragam warna stabilo untuk menandai bagian yang penting. Predikat sebagai sekretaris memang pantas di sandang oleh Irene.

Fara mendesah pelan, bis sekolah sudah pergi sedari tadi, dan lebih buruknya baterai ponselnya habis. Harapannya saat ini hanyalah mengandalkan taksi yang lewat. Sebenarnya Fara juga tidak yakin hal itu terjadi, karena taksi di daerah ini biasanya hanya berseliweran saat jam-jam pulang. Jalan di depan sekolahnya itu memang bukan jalan utama, jadi sedikit jarang di lalui. Fara malas sekali jika harus berjalan sedikit ke depan, tubuhnya lelah sekali rasanya. Fara menoleh saat sebuah motor sport hitam berhenti di sampingnya. Fara langsung memutar bola matanya ketika melihat siapa pemiliknya, Darren.

 Fara langsung memutar bola matanya ketika melihat siapa pemiliknya, Darren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belum di jemput?"

"Udah tau masih nanya." Jawab Fara tanpa menoleh pada Darren. Kehadiran Darren membuatnya teringat kejadian di kantin. Fara kembali kesal gara-gara Darren, teman-temannya tak berhenti mengolok-oloknya.

"Mau ikutan gak?" Tawar Darren setelah meredam senyum.

"Makasih. Gue gak semiskin itu sampai gak bisa bayar taksi." Tolak Fara dengan senyum sarkasnya diakhir. Sungguh, sebenarnya ia tak pernah bersikap sangat tidak ramah seperti ini ketika berhadapan dengan seseorang. Tapi mau bagaimana lagi? Melihat wajah Darren saja Fara malas.

"Oh, yaudah." Darren bersiap pergi, tetapi sedetik kemudian ia kembali membuka kaca helmnya."Oh, iya, entar kalo ada yang manggil lo tapi orangnya gak ada, gak usah diladenin. Dia emang suka jahil."

"Dasar monyet!" Umpat Fara setengah berteriak pada Darren yang segera menancapkan gasnya. Huh, benar-benar memancing emosi. Belum tahu saja kalau Fara tidak takut hal-hal semacam itu.

Kruk kruk

Fara meringis kecil sambil memegangi perutnya. Ia begitu lapar saat ini. Tadi di kantin, ia benar-benar tak bernafsu. Entah mengapa melihat teman-temannya makan dengan lahap tadi sudah membuatnya terasa kenyang. Bodohnya, ketika istirahat kedua ia malah memilih tidur di kelas, baru sekarang ia menyesal. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Fara saat tatapannya jatuh pada pohon mangga yang ada di samping pintu gerbang. Ah, mangganya terlihat enak. Fara menginginkan mangga itu namun satu sisi hatinya mengiyakan dan satunya lagi menolak dengan keras. Lama Fara berkutat dengan pikirannya sebelum ia mengambil keputusan. Mungkin memang benar ucapan Alex kala itu,

NEVER SAME 'DAFARA' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang