IV|Never Same

1.3K 136 5
                                    


Never Same
Eps. 4
i need you

🍁Happy Reading 🍁

Darren menghentikan motornya di depan gerbang rumah Fara. Selama perjalanan tadi mereka hanya diam, Fara hanya berbicara untuk menunjukkan arah rumahnya saja. Darren berpikir jika mungkin gadis itu sedang shock dengan apa yang terjadi tadi. Darren juga sempat menanyakan keadaan kaki Fara. Dan gadis itu bilang bahwa itu bukanlah masalah besar. Ia juga menjelaskan jika matanya tadi perih karena kemasukan sesuatu, makanya ia menangis. Darren tentu tak semudah itu untuk dibohongi.

Fara turun perlahan saat mereka akhirnya sampai. Langit sudah berubah menjadi hitam. Sepertinya ini perjalanan pulang paling lama yang pernah dia alami. Mau bagaimana, dia tidak bisa protes pada Darren yang mengendari motor dengan amat pelan. Lagipula dia tidak terlalu memikirkan itu karena sibuk menenangkan dirinya dari tangis.

"Makasih."

"Makasih aja gak cukup."

Fara menaikkan salah satu alisnya mendengar penuturan Darren.

"Lo mau jadi pacar gue?" Lanjut Darren yang membuat Fara tercengang.

Gila! Orang waras mana yang berani menembak seorang gadis yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu? Benarkan, pendapat Fara?

"Gue emang gak suka hutangbudi, tapi kalau balasan kebaikan lo mintanya kaya gitu gue gak bisa." Fara berusaha memberikan jawaban terbaiknya. Menahan diri untuk tidak memaki orang yang baru saja menolongnya itu.

Darren meringis, "yah, masa gak ada upahnya sih."

Fara menggaruk rambutnya yang tak gatal dengan raut kesal. Apa yang harus ia berikan agar Darren segera pergi dari rumahnya?

"Ini."

Fara menyerahkan buah mangga yang tidak ia sadari terus saja ia genggam bagai harta karun yang amat berharga.
Dan Darren menatap buah mangga itu dengan tatapan kecewa, lalu menatap Fara dengan tatapan aneh yang tak bisa Fara artikan. 'Apa-apaan?!' Entahlah, Fara merasa Darren mengatakan hal seperti itu walau mulutnya bungkam, tertutup rapat. Jangan bilang Darren menginginkan lebih, nomor teleponnya mungkin?

Ah, mengapa Fara menjadi seperti berharap begini?!

Sudahlah, Fara tak perduli. Ia lalu memutar tubuhnya, memasuki gerbang yang sudah sedari tadi terbuka untuknya. Tapi baru beberapa langkah, ia berhenti kala mendengar gumaman Darren dibelakangnya.

"Entah harum mangganya atau harum tangan kamu, baunya bener-bener bikin berasa di surga."

Fara hanya menahan napas, berusaha tak ingin terpancing. Benar-benar sudah malas melihat wajah Darren. "Monyet gila."

"Makasih." Balas Darren dengan tawanya. Dia masih berdiri dengan sedikit menyandarkan tubuh, kedua tangannya bersedekap dengan mata yang masih mengawasi langkah Fara.

"Lo tau jalan pulang?" Fara segera menghentikan langkah saat mengingat hal itu. Pasalnya rumahnya melalui banyak jalan berbelok-belok, Fara takut Darren tersesat.

"Jalan ke hati lo aja Gue tau." Darren lalu mengedipkan matanya yang membuat Fara gagal menahan emosi.

"Bye, my love." Ujar Darren penuh penekanan lalu segera menancap gasnya saat melihat Fara yang sudah berancang-ancang melemparkan tasnya.

"MATI AJA LO!" Teriak Fara yang masih sepertinya masih bisa terdengar jika melihat dari bahu Darren yang bergetar oleh tawanya. Lalu kemudian Fara melihat Darren mengangkat tangan kirinya dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya.

NEVER SAME 'DAFARA' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang