Chapter 8 : Sebuah Kenyataan

1.5K 230 118
                                    

MENGUSIK Naruto memang memiliki risiko besar bagi Sakura. Dan ia menyadarinya sejak awal. Bahkan sebelum sang ibu memberi peringatan.

Oleh karena itu, setelah mendatangi Naruto, Sakura segera bergegas menuju kediaman Uchiha untuk mengadu pada Mikoto dan Fugaku.

"Ada apa?" Fugaku bertanya dengan tenang ketika Sakura memasuki rumahnya disertai wajah sendu.

Fugaku bisa menebak bahwa kehadiran Sakura di sini pasti antara dua alasan; karena Sasuke atau ibunya. Sebab, Sakura hanya akan berkunjung ke kediamannya jika ada yang ingin dibicarakan mengenai Sasuke yang masih bersikap dingin kepada dirinya atau tentang ibunya yang membutuhkan uang.

"Sasuke." Sakura menjawab dengan suara selirih mungkin agar terdengar menyedihkan di telinga Fugaku. "Dia masih saja--"

"Berhubungan dengan Naruto?" tebak Fugaku.

Sakura mengangguk.

Ketika Fugaku hendak berbicara lagi, sentuhan lembut pada pundaknya membuat Fugaku kembali menutup mulut.

"Kau masih harus istirahat, Anata." Mikoto menginterupsi. "Biar aku saja yang bicara dengannya."

Fugaku yang memang sedang tidak sehat hanya bisa menurut. Toh, ia pun sedang terlalu malas untuk banyak bicara, terutama membahas masalah rumah tangga anak bungsunya yang tak kunjung selesai.

"Ayah sedang sakit?" Sakura bertanya seraya berjalan mendekat, hendak membantu Mikoto untuk memapah Fugaku menuju kamar. Tetapi Mikoto menolak dengan cepat, membuat Sakura kembali diam di posisinya dan memilih untuk terduduk di sofa.

"Mikoto." Fugaku memanggil sang istri yang hendak keluar dari kamar mereka.

Mikoto melirik sang suami yang sudah terduduk, bersandar pada kepala ranjang. "Ya?"

"Katakan pada Sasuke, bersikaplah lebih tegas dan dewasa. Penuhi tanggung jawabnya."

Fugaku dan Mikoto memang tak tahu peristiwa yang sebenarnya, sehingga mereka selalu mengasihani Sakura. Karena di mata mereka, Sakura hanyalah korban dari kebodohan anaknya.

"Kasihan Sakura dan Sarada. Dia sudah sepatutnya menghargai dan menjaga mereka berdua." Fugaku diam sebentar sebelum melanjutkan dengan suara yang sarat akan kemarahan, "Jika apa yang dikatakan Sakura benar. Bahwa dia masih berhubungan dengan Naruto, aku sendiri yang akan turun tangan. Aku yang akan membuat gadis Uzumaki itu pergi dari kehidupan anakku."

Mikoto terdiam sebentar dengan pandangan kosong. Anak bungsunya benar-benar memberi beban pikiran kepada mereka. "Aku mengerti," sahutnya seraya berlalu.

Selepas kepergian Mikoto dari kamarnya, Fugaku mendesah lelah. "Kurasa, sejak ia kecil aku selalu mendidiknya dengan baik. Tapi, kenapa sekarang dia tumbuh menjadi pria yang sangat bodoh?" Fugaku memejamkan mata. "Benar-benar mengecewakan."

🥀

"Ada apa, Sakura?" Mikoto bertanya lembut setelah kembali ke ruang tamu dan duduk di sebelah sang menantu.

"Ada apa, Sakura?" Mikoto bertanya lembut setelah kembali ke ruang tamu dan duduk di sebelah sang menantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Bukan Untukmu [SasuFemNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang