Chapter 10 : Akhir dari Ketulusan [LAST CHAP]

2.2K 403 270
                                    

BERBAGAI pertanyaan berkeliaran dalam benak Itachi. Putra sulung Fugaku itu sungguh heran melihat sikap pemuda di hadapannya yang tampak murka. Terlebih, pemuda itu meminta kepada Itachi agar dipertemukan dengan Sasuke dan Sakura secara bersamaan.

"Untuk apa aku membawamu menemui mereka?" Dahi Itachi berkerut dalam. "Tidak. Lebih tepatnya; kenapa kau ingin bertemu dengan mereka secara bersamaan?"

"Ada sesuatu yang harus aku selesaikan." Sai menjawab sesingkat mungkin, dia tak bisa menjelaskan di sini. Apalagi jika hanya kepada Itachi. "Cepat," serunya seraya berjalan keluar kedai dan memasuki mobil.

Itachi yang masih kebingungan hanya bisa mengikuti apa yang pemuda itu inginkan. Dia juga mulai keluar dari kedai dan memasuki mobilnya sendiri.

Dalam perjalanan, Sai tak henti-hentinya mengumpat dalam hati mengingat apa yang sudah Itachi ceritakan padanya.

Berengsek! Kupikir dia mati sesuai keinginanku.

Sedangkan Itachi sendiri sesekali menatap mobil Sai melalui spion kiri, Sai tampak tak sabar mengikutinya sehingga Itachi pun sedikit mempercepat laju mobilnya.

Namun, tinggal melewati beberapa jalan lagi untuk sampai ke kediaman Uchiha, Sai terpaksa menepi ke pinggir jalan demi menerima panggilan telepon dari orang rumahnya. Di depan sana, Itachi juga ikut berhenti.

"Jangan hubungi dulu. Aku sedang ada urusan pen--"

"Maaf. Tapi, Hanare kolaps. Anda harus segera pulang, Tuan."

Panggilan terputus.

Sai yang mematikannya secara sepihak. "Sial!" umpatnya seraya turun dari mobil dan menghampiri Itachi.

Kaca mobil Itachi terbuka pelan saat Sai mengentuknya. "Ada apa?"

"Aku tidak bisa menemui mereka sekarang." Sai memberikan ponselnya kepada Itachi. "Tulis nomormu di situ. Aku akan menghubungimu setelah urusanku di rumah selesai."

"Kenapa?" Itachi bertanya seraya menyimpan nomornya pada ponsel Sai. "Bukankah tadi kau begitu tak sabar untuk menemui mereka?"

"Adikku kolaps. Aku harus segera pulang." Sai menjawab lirih dengan sorot mata yang meredup. Jika ada hal yang menyangkut Hanare, Sai tidak akan bisa mengabaikan, apalagi bila penyakit sang adik mulai kambuh. "Katakan pada Sasuke; pertahankan Naruto, bagaimanapun keadaannya jangan tinggalkan wanita itu hanya demi rasa tanggung jawab kepada Sakura atau dia akan menyesal. Sangat-sangat menyesal."

Tak ada lagi yang Sai ucapkan karena ia segera kembali ke mobilnya, meninggalkan Itachi yang masih diselimuti kebingungan.

Ada apa sih sebenarnya?

🥀

Sakura menggeleng ketika Sasuke terus memaksanya untuk pergi ke rumah sakit. Bulir keringat mulai membanjiri wajah diserta air mata yang mulai tergenang. "Kau keterlaluan, Sasuke," bisiknya sembari berusaha menepis cengkeraman sang suami. Tetapi, Sasuke tak goyah sedikit pun. "Lepaskan. Kau menyakitiku!"

"Sikapmu yang seperti ini membuatku semakin yakin bahwa bocah itu bukanlah anakku." Sasuke kembali berusaha menarik Sakura untuk keluar dari kamar. "Cepat ikut aku! Jangan membuatku semakin marah!"

Tangisan Sakura pecah. Bukan karena dia merasa terhina oleh perlakuan Sasuke, melainkan karena ia takut kebohongannya akan terungkap bila tes DNA itu dilakukan.

"Baiklah." Sasuke melepas cengkeramannya ketika istrinya itu terus melawan untuk tidak ikut. "Aku tidak akan memaksa."

Sakura yang hampir menghela napas lega harus kembali merasa ketakutan saat Sasuke melanjutkan ucapannya.

Aku Bukan Untukmu [SasuFemNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang