Pertandingan di hari pertama sudah selesai kemarin. Karl, zora, dan tiz kembali lagi ke Acheiver Academy untuk menyaksikan pertandingan di hari ke- dua.
Flashback on
Setelah pertandingan selesai , orang-orang segera meninggalkan Acheiver Academy, begitu juga mereka, mereka berjalan meninggalkan sekolah sambil berbincang-bincang.
"Tiz apakah kau ada tempat tinggal di kota ini?" Tanya karl.
"Ada kok",senyum tiz. "Pamanku memberikan sebuah rumah untuk hidup di kota ini, karena aku memutuskan untuk meninggalkan hutan karena tujuanku untuk belajar sihir di Acheiver Academy. Sebenarnya keluargaku tidak memperbolehkan aku keluar dari hutan karena itu akan sangat berbahaya.
"Tiz apakah boleh kami menginap dirumahmu?", zora sambil memainkan kedua jari telunjuknya malu.
"Zora apa yang kau katakan?, Aku bertanya karena khawatir tiz tidak punya tujuan di kota ini.
"Boleh kok". Ucap semangat tiz, "jika kalian ingin aku akan menerima kalian dengan senang hati. Lagipula aku tinggal sendirian di rumah cukup sulit untuk hidup sendiri, aku baru pindah sekitar seminggu yg lalu disini. Jadi tidak terlalu mengenali daerah kota Ristar".
Karl menaikan sebelah alisnya, tampaknya gadis itu sedang berfikir menerima tawaran tiz apa menolaknya.
Zora yang melihat ekspresi wajah karl mulai khawatir apakah karl mau menerima usulannya.
Setelah lama berpikir akhirnya karl menerima untuk tinggal bersama.
"Aku tidak bisa menolaknya tiz:) senyum karl , lagipula kami seperti gelandangan tidak memiliki rumah dan zora kau harus bekerja untuk mendapatkan uang agar kita bisa makan, kau menghamburkan uang yg kita peroleh hanya untuk membeli banyak gaun, dan apa kau bisa menjadikan gaun itu makanan?". Karl menarik nafas, karena dia hampir kehabisan nafas berbicara panjang lebar. Karl sangat irit ngomong paling banyak biasanya karl mengucapkan 20 kata.Flashback off
Tidak heran mengapa mereka sudah sangat akrab dengan tiz, selain menyenangkan tiz juga enak diajak bicara dan jangan lupa tiz seorang Dryad.
"Para hadirin sekalian Battle war di hari ke- dua akan segera mulai. silahkan kedua tim masuk ke arena". Ucap lelaki Elf itu.
Pertandingan berlangsung, saat ini yg sedang bertanding kedua tim itu anggotanya semua laki-laki.
Api mengelilingi seluruh arena, dan tampak salah satu tim kewalahan banyak dari mereka yang sudah luka-luka. "Sangat lemah"ucap datar si pemilik elemen api, dia cukup kuat karena dia sudah menggunakan kekuatannya pada tingkat 2 yaitu Bleze.
"Lumayan, dia sudah bisa menggunakan elemen tingkat dua", karl senyum sinis "tapi aku bisa menggunakan elemen apiku di tingkat 3 kurasa itu sangat mudah hahaha".
Para murid dan penonton yg duduk di samping karl tampak kaget.
Apa yang gadis itu katakan?
Bagaimana dia bilang dirinya bisa menggunakan elemen tingkat 3
Aku saja tingkat 1 belum sampai tahap maksimal
Hanya orang tertentu yang bisa menggunakan elemen tingkat 3
Karl mendengar ucapan para murid yang membicarakannya. "Aku memang bisa menggunakannya, tidak sulit bagiku untuk menghancurkan arena ini" jawab karl dengan wajah datar.
"Hahaha kau gila? Lihat tampangmu kau hanya manusia! Bagaimana manusia bisa menggunakan elemen tingkat 3, tingkat 1 saja sangat kesulitan". Ujar seorang wanita yg duduk tak jauh dari karl.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEFANISH
FantasyNegara sihir?, kedengarannya membosankan. Namun karl bisa membuat perjalanannya sangat menantang dan menyenangkan. Mereka berpetualang demi mencari apa arti sebenarnya "ZEFANISH". Dan apa rahasia dibaliknya.