- Tiga -

39 2 0
                                    

Dengan langkah malas, Revan berjalan di koridor sekolah. Tatapan kagum dari para siswi yang berpapasan dengan nya membuat risih saja, belum lagi teriakan teriakan yang mampu memecahkan gendang telinga. Padahal baru dua hari bersekolah disini tapi,sudah membuat nya pening bukan main.

Merasa jengah, revan berhenti sejenak sekedar memasang earphone yang sudah terpasang ke hp demi mencegah teriakan lagi "mendingan" setelah itu ia berjalan kembali ke kelas. Namun, baru beberapa langkah cewek berambut pirang menghampiri dengan gaya kecentilan nya.

"Eh revan" menyapa dengan tangan yang sudah bergelayut manja dilengan sang empu

"Lepas"

"Ih gak mau van"

Semua siswa/i yang mulanya kembali kegiatan mereka masing masing, mendadak urung karena mendengarkan cekcok antara mereka berdua. Ada yang langsung nge videoin, berbisik bisik, atau hanya melihat dalam diam.

"Lepas gue bilang!" menghempaskan begitu saja lengan milik gadis itu

"Kok kasar sih?" dengan hati dongkol, riana mengelus lengan yang habis di hempaskan revan

"Terserah" tanpa ambil pusing ia langsung berjalan kembali.

Kedua sahabat riana yang sedaritadi sembunyi, memutuskan untuk muncul dari tempat persembunyian mereka"Sabar na jangan diambil pusing. Ntar juga bakal luluh" salah satu dari mereka menyemangati nya. "Bener tuh" timpal yang satu nya lagi.

"Kesel ihh dia kenapa gitu sih? Padahal kan gue cantik, kurang apalagi coba" ia merengut kesal dengan perlakuan lelaki itu. "Lo semua ngapain masih pada disini? Bubar!" baru tersadar bahwa banyak orang di sekeliling, dengan lantang riana menyuruh kerumunan membubarkan diri.

Dari arah berlawanan terlihat 3 gadis menghampiri kerumunan "iya CANTIK, tapi MURAH. Percuma kali" salah satu diantara 3 gadis menimpali dengan penuh penekanan

"Heh! Maksud lo apaan?"

"Gak ngerti? Angkat tangan sana di perapatan haha" balas yang satunya

"Oline, mega udah ayo, ngapain sih malah adu mulut sama mak lampir"

Kerumunan yang hendak bubar mendadak  kembali lagi mengelilingi kedua grup cewek ter famous disekolah itu, lumayan kan tontonan gratis lagi.

"Gue gak terima yah lu bilang kaya gitu" mendorong kasar bahu lawan bicaranya.

"Santuy atuh, kalo gak merasa ngapain lu kesulut emosi?" setenang mungkin mega menghadapi dedemit satu ini.

"Karena lo bilang gue murah, dipikir cabe kiloan dipasar apa?!" sebagai geng lonte disekolah



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang