3. KEJADIAN TAK TERDUGA

232 27 13
                                    

{Vote sama coment nya jangan lupa ya 😊}

Mikir buat ngetik cerita nya itu cape kalian cuma pencet tanda bintang dibawah doang apa susah nya,itu tanda kalian menghargai author terima kasih💕
______________________________________


"Apa aku salah mencintaimu yang dicintai banyak orang?jika salah,tolong katakan letak kesalahan ku dimana," -Revana anggita.

Vana menatap bingkai foto keluarganya yang beranggota 4 orang.Papahnya, Mamahnya, Abangnya dan dirinya.Sambil memeluk bingkai foto itu penuh rindu.

"Mah, Pah, Vana kangen," ucapnya lirih.

"Kangen sama mamah yang selalu ngajarin Vana masak,kangen omelan mamah juga, kangen bantuin mamah bikin kue Ali kesukaan Vana,"

"Vana juga kangen sama papah yang dulu ngasih uang tambahan banyak banget buat Vana,beliin keperluan Vana,beliin Album kpop buat Vana,intinya Vana sayang kalian. Apa Vana harus nyusul mamah sama papah yaa." Ucap vana polos.

"Eh bentar kalo Vana nyusul mamah sama Papah nanti abang gimana," koreksinya.

vana merasa bahu sebelah kirinya ada yang menepuk,vana menoleh kearahnya. Siapa lagi kalo bukan Abangnya dia Anggara atau bisa disebut Gara. Anggara dan Vana mereka hanya terpaut 3 tahun.

Anggara juga tidak kalah cakep dengan adiknya,Pipi  tirus,alis tebal bagaikan ulat bulu,tinggi,apalagi terdapat ABS diperutnya yang bisa membuat kaum hawa berteriak karenanya.Tapi satu hal yang Vana tidak suka dari sikap Abangnya menyebalkan.

"Ngomong apa lo barusan? mau nyusul mamah papah?" Tanya anggara saat masuk ke kamar Vana.

"Lho abang udh pulang? kok ga ketuk pintu dulu sih," ucap Vana mengalihkan pembicaraan. pintar syekali kamu nakkk.

"Dih lu aja yang budeg anjir gue udah ketuk pintu tapi kaga ada yang nyaut."

"BTW BANG LIAT DEH KAKI VANA BANGG SYAKIDDD BANG SYAKIDDDD JATOH DI SEKOLAH BANG GA KUADDHHHH DEDEQ," Ucapnya dramatis

"SAYUR PARE SAYUR TOMAT I DON'T CARE BODO AMAT JHAHAHAHAHA," jawab gara sambil berjalan ke luar kamar Vana.

"DASAR ABANG BIADAB," teriak Vana sambil melempar bantal nya ke Anggara.

***

Sebenarnya Anggara sudah berdiam diri lama di depan pintu,dan mendengar semua apa yang Vana katakan kepada bingkai itu. Anggara juga tau Vana sedang menangis tadi,terdengar isakan kecil di telinganya.

"Seharusnya gue bisa bikin Vana bahagia. Vana tanggung jawab gue. Gue cuma punya dia,"

"Maafin abang Van,abang ga bisa buat kamu bahagia,"

"Mulai sekarang gue harus bikin Vana bahagia harus!"

***

"DEVAN!" panggil Hendra, papahnya Devan. Yang sedang duduk ruang tamu.

Devan yang dipanggil seperti itu menoleh kearahnya. Hendra menghampiri Devan.

"Papah kecewa sama kamu!" ucap Hendra.

"Karna kamu ikut-ikutan balapan motor dijalanan," ucap Hendra.

Devan tersenyum sarkas, "Sejak kapan Papah peduli sama Devan?"

"Bukannya Papah lebih mentingin kerjaan Papah? Sampe ga punya waktu buat keluarga," Sarkas Devan.

"Devan Kalo kamu jadi Anak yang urak-urakan gini. Nanti siapa yang nerusin Pekerjaan papah?" ujar Hendra.

DEVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang