XXXVII... Chaos and Sword

3.5K 319 4
                                    

Orlan meletakkan map berisi tentang laporan warga pack yang melihat ada beberapa vampire yang berkeliaran saat malam di sekitar perbatasan hutan dengan dunia manusia. Membuat warga pack resah dibuatnya.

"Aku yakin, para vampire itu bukanlah dari Appalachia. Raja Carlen selalu memastikan tidak ada vampire yang mendatangi teritorial kaum werewolf, mereka semua juga menurut." Lucia menggenggam erat tangan Orlan --memberikan kekuatan.

Orlan tersenyum tipis, lalu mencium kening Lucia yang duduk di sebelahnya. Setidaknya, sekarang ada Lucia yang membuat hatinya lebih ringan. Mungkin seperti ini rasanya, memiliki seorang kekasih yang selalu berada di sisimu. Hanya melihat wajah Lucia saja, membuat ia sejenak melupakan masalah yang terjadi di pack.

"Apa yang akan kita lakukan, Alpha?" Dafa memandangi wajah lelah Orlan. Ia juga lelah, semalaman menemani Devin berkeliling pack yang sangat luas ini. Tetapi setelah ada Lucia, Orlan terlihat lebih hidup dan wajahnya berseri-seri bagaikan bintang di kegelapan.

"Perketat penjagaan." Orlan terdiam sejenak, ia menatap Lucia dalam. Semenjak berita menghebohkan tentang Lucia, warga pack mulai mengeluh dengan adanya vampire berjubah hitam yang berkeliling di sekitaran perbatasan. Sepertinya ia tahu, asal muasal para vampire itu. "Mereka tidak mengicar warga pack. Sepertinya mereka hanya ingin memastikan sesuatu. Tentang aku dan Lucia?" Orlan tidak yakin dengan pemikirannya ini.

Lucia berkedip. "Sepertinya, iya. Ferin pasti ingin tahu apa aku ada di sini atau tidak."

Dafa mengangguk paham.

"Saya pikir juga seperti itu." Darren berdiri di daun pintu. Mereka bertiga terkejut. Darren terkekeh kecil. "Maaf, telah membuat kalian terkejut dan maaf juga, saya sedikit menguping." Ia berjalan masuk ke dalam ruang kerja Orlan dan duduk di atas sofa.

"Kau mendapatkan informasi terbaru?" tanya Lucia.

Darren mengeleng. "Vander dan Nancy sudah berada di dunia manusia, semoga saja ada informasi terbaru dari mereka. Setidaknya, mereka dapat memberitahu kelemahan anak buah dia."

Lucia menaikkan alisnya. "Bukankah kau tahu?"

Darren tertawa kecil. "Masih saja curiga padaku." Ia bersidekap. "Kau bisa memastikannya pada Nancy, dia masih dapat membaca pikiran. Oh, aku iri padanya." Darren tertawa diakhir kalimat. Ia menatap Lucia dan Orlan bergantian. Bila ia tidak terpengaruhi segel itu --seperti Nancy--, ia bisa membaca pikiran Lucia. Apakah Lucia mencintainya atau tidak. Supaya dahulu, ia tidak perlu berharap lebih pada Lucia. Darren menggeleng, kenapa pikirannya melantur ke mana-mana?

Dafa memandangi Darren yang duduk di sebelahnya. Mulutnya gatal ingin bertanya, 'Kenapa para vampire terdahulu, melakukan ritual penghapusan kemampuan membaca pikiran?' Karena ini masih menjadi misteri. Tidak ada satu pun makhluk immortal, selain para vampire itu sendiri yang tahu alasannya. Ia tidak berani bertanya, ini merupakan salah satu rahasia bangsa vampire.

Orlan melirik Lucia sekilas dan melihat Dafa yang memandangi Darren begitu intens. Orlan tahu, pasti Dafa ingin bertanya tentang alasan kenapa bangsa vampire kemampuan membaca pikirannya dihapus. Sebenarnya, ia juga penasaran.

Lucia menatap Darren memberikan kode, karena suasana menjadi canggung saat Darren datang dan ucapan Darren barusan. Darren menanggapi kode Lucia dengan anggukan.

"Kalian berdua penasaran, ya?" Darren tersenyum samar. Ia memakan anggur yang ada di atas meja. "Lucia gunakan kekuatanmu." Lucia memutar bola matanya, lalu ia mengangguk. "Tahun 1200, tepat 50 tahun setelah bangsa penyihir meramal. Ada beberapa kelompok vampire yang tersulut emosi, mendengarkan pikiran dari semua bangsa immortal yang membicarakan tentang ramalan itu dan dilain sisi, ada beberapa vampire yang tidak mempermasalahkan. Ingat, bukan? Dahulu vampire sempat terpecah menjadi dua golongan yang saling bersinggungan." Darren memakan buah kelengkeng. "Sebab itu, Raja Austin, Raja Cirrillo, Raja Oberon, dan tiga dewan vampire lainnya melakukan ritual penghapusan kemampuan membaca pikiran. Karena mereka takut, kemampuan ini akan menimbulkan perpecahan lagi ke depannya."

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang