7. stupid

292 119 0
                                    

Hello i'm back!

Sungguh malam minggu yang campur aduk, mulai dari makan satu piring dengan Rifal, berbagi cerita satu sama lain, Syafa di kerjain habis-habisan, bahkan sampai dibuat nangis. Dan masih banyak lagi.

Syafa sengaja bangun jam 3 subuh, untuk bersih-bersih rumah. Setelah itu, ia masak sarapan untuk semuanya.

Dan tak terasa adzan subuh sudah berkumandang, dia langsung mengambil wudhu, dan membangunkan abang dan yang lainnya, untuk sholat subuh berjama'ah.

Mereka sholat subuh di ruang tengah, ruangan paling lega dan sangat wangi di rumah ini. Ruangan ini memang di khususkan untuk sholat berjama'ah, ataupun untuk kumpul-kumpul keluarga.

Setelah sholat subuh berjama'ah, Syafa langsung menuju dapur, dan menyiapkan semuanya, untuk sarapan bersama di meja makan.

•••••••
Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, dan yang lainnya pun, berpamitan pada Syafa dan Devano, untuk pulang ke rumah.

Syafa dan Devano duduk bersama di sofa, Syafa hampir saja lupa, kalau hari ini dirinya dan Devano akan full day.

"Dev, lupa ya sama omongan yang kemaren?" Tanya Syafa, pada si muka datar. Ya, siapa lagi kalau bukan, Devano?

"Padahal gue berharap kalau lo lupa," Kata Devano masih dengan tatapan datarnya

"Makannya kalau berharap itu yang pasti, ga pasti kok di harapin sih, Dev Dev."

"Sadar diri geulis." Syafa menunjuk dirinya sendiri, lalu keningnya berkerut. Seperti sedang bertanya, Devano yang mengerti maksud Syafa, mengangguk.

"Gue gak pernah berharap ama siapa-siapa ya, enak aja," Ucap Syafa ketus.

"Boong aja terus." Devano berdiri dari sofa, dan melemparkan bantal sofa ke arah Syafa, sudah melempar bantal, Devano malah berjalan meninggalkan Syafa sendiri di ruang tamu.

"Eh kuda, tega lo ya ninggalin gue sendirian." Lalu cepat-cepat Syafa mematikan televisi dan mengikuti Devano.

"Bodo! Gue kan mau tidur dulu, mau semedi dulu, mau ngegame dulu, pokoknya banyak," Ucap Devano, ketika sudah di depan pintu kamarnya. Syafa mengerucut kan bibir kesal.

"Dev, terus kapan keluarnya ish," ujar Syafa, sambil menahan tangan Devano, Ketika Devano sudah membuka pintu kamar,

Devano menutup pintunya kembali, dan berjalan menuju kamar Syafa, lalu masuk, dan duduk bersama di kasur Syafa.

Devano dan Syafa duduk berhadap-hadapan, Syafa hanya bisa diam dan membisu, tak lama, Devano membenarkan rambut Syafa, yang sedikit berantakan. Lalu keduanya saling diam.

"Kenapa sih?" Tanya Syafa serius. Karna Syafa sedari tadi, merasa sangat diperhatikan sangat intens oleh Devano.

"Lo kan jelek nih, berarti lo harus dandan yang cantik, dan kalau dandan dari jelek ke cantik itu kan lama, jadi gue bisa ngelakuin apa yang gue sebutin tadi." Setelah berkata seperti itu, Devano langsung lari dari kamar Syafa, masuk ke kamarnya, dan tak lupa untuk mengunci pintu kamar.

Syafa sangat marah saat itu, benar-benar marah, enak saja si kutil badak itu ngatain dirinya ini jelek. Emang dia cakep apa? Najisong.

"RESE LO DEV. RESE!!!" Teriak Syafa dari depan pintu kamar Devano. Sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Devano, sedangkan Devano yang ada di dalamnya, malah tertawa terbahak bahak. Syafa masih bisa mendengar suara tawa Devano dari luar kamar.

Lalu Syafa punya cara, supaya Devano berhenti tertawa.

"KEMAREN AYAM TEMEN GUE ADA YANG KETAWA NGAKAK, GA BERENTI-BERENTI, BESOKNYA LANGSUNG MATI." Ternyata tidak mempan.

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang