Hello i'm back!
Baca ulang ya, ada tambahan nya, hmm Rifal manis banget ke Syafa, Syafa pun begitu sebaliknya.
uwuuuu.Syafa sangat lupa akan ucapan nya di sekolah, ia malah ketiduran di sofa, dan di gendong oleh Devano ke kamar Syafa.
Devano sedang duduk di sofa ruang tamu, dengan tv yang menyala dan buket-buket milik Syafa yang masih tergeletak di atas meja.
Tok... Tok... Tok...
Alis Devano mengerut, siapa yang datang jam segini? Ia tau, ini memang masih jam 7 malam, teman-teman Devano? Ah tidak mungkin, atau teman Syafa, mungkin?
Lalu ia membuka pintu rumah nya, dan melihat siapa yang berdiri di depan pintu. Ternyata. Arkan.
"Sini masuk," kata Devano menyambut nya halus. Arkan pun mengangguk dan tersenyum.
Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu.
"Ada apa? Tumben?" tanya Devano. Karna tidak biasanya, Arkan datang jam segini ke rumah nya.
"Gue mau nyelesain tugas bareng dia, di kafe deket-deket sini," ucap Arkan
"Tugas apa?"
"Tugas osis Van." Devano hanya manggut-manggut mengerti.
Arkan belum bertanya Syafa di mana, tapi Devano sudah menjawabnya. "Syafa nya lagi di kamar."
"lagi siap-siap?" tanya Arkan.
"Tidur. Bangunin gih," suruh Devano.
"Gue ke kamar Syafa gitu?"
"Iya. Inget gaboleh macem-macem."
Devano percaya Arkan adalah anak baik-baik, jadi ia percaya dengan Arkan.
Arkan pun langsung berjalan menuju kamar Syafa.
Ketukan pintu yang pertama masih belum ada respon dari dalam. Lalu ketukan yang kedua masih sama. Arkan memberanikan diri untuk masuk ke kamar Syafa.
Terakhir Arkan masuk ke kamar Syafa, waktu ia menjenguknya. Setelah itu ia tidak pernah lagi untuk masuk ke kamar Syafa.
Begitu Arkan masuk, ternyata isi kamar Syafa sudah di renofasi dengan sebaik mungkin. Semuanya berubah drastis, dan ada tambahan ruangan khusus membaca, belajar, dan bersantai di samping kamar tidur, yang hanya di batasi oleh hordeng.
Kenapa Arkan bisa tau kalau di balik hordeng besar itu ada ruangan tambahan? Karna waktu ia masuk, hordeng itu sedang terbuka lebar.
Rata-rata hampir semua parabotan di kamar khusus tidurnya, berwarna pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You
DiversosSyafa Prasetya Putri Prawijaya Dia harus menjalani apa itu arti kehidupan yang sebenarnya, tanpa ada dukungan dari orang-orang terdekat. Dia, bagaikan pohon tanpa daun, dominan ranting, yang harus berdiri tegar sendiri. Apakah ia mampu menjalani...