chapter 10

2.4K 187 2
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Seokjin sudah menyelesaikan pekerjaan nya,hari ini seokjin bisa pulang cepat karena dokter Hoseok tiba-tiba datang dan ingin menggantikan pekerjaan nya, padahal hari ini bukan jadwal dokter Hoseok untuk bertugas.

Seokjin menyentuh bibirnya dengan lembut, bayangan saat Namjoon mencium nya terus terngiang di benak seokjin.

"Aish!apa-apaan ini, kenapa aku malah memikirkan hal seperti itu" gerutu seokjin sepanjang jalan.

'tin tin'

Seokjin menghentikan langkahnya saat sebuah mobil merek BMW M4
Menghalangi jalannya. Seokjin menatap supir yang menurunkan kaca mobil dengan pandangan malas.

"Masuk. Biar ku antar pulang"

"Tidak terimakasih. Aku naik bus" tolak seokjin,ia kembali melangkah kan kakinya cepat.
Namun mobil itu terus mengikuti seokjin dan berusaha menyamakan langkah seokjin.

"Hei ayo masuk"

"Tidak terimakasih" tolak seokjin ketus.

"Ayolah aku tidak ingin pacar ku sakit karena kelelahan"

Seokjin menghentikan langkahnya secara tiba-tiba,telinga nya sudah sangat panas mendengar ocehan pria jangkung yang sejak tadi mengikuti langkah nya.

"Jangan tunjukkan wajah seperti itu Namjoon. Wajah itu tidak cocok untuk preman seperti mu dan berhenti memanggilku sebagai pacar mu,kau bahkan belum pernah menyatakan cinta pada ku!"

"Kalau begitu mau tidak jadi pacar ku?" Seokjin menatap Namjoon malas,jika boleh jujur Namjoon terlihat sangat cute jika saja sifatnya memang seperti itu, ditambah wajah nya yang berusaha menunjukkan pupy eyes dan dimple di kedua pipinya yang terlihat sangat manis.

"Tidak" tolak seokjin kembali melangkahkan kakinya.

"Kalau begitu penolakan mu ku anggap iya" seokjin menatap kesal kearah Namjoon yang dengan santai nya membuat keputusan sendiri.

"Enak saja"ketus seokjin kesal.

"Eh? Yoongi?" Seokjin terkejut menatap Yoongi yang sudah berdiri tepat di depannya entah sejak kapan.

"Ayo kita pulang" Yoongi menarik tangan seokjin dan berusaha menjauhi seokjin dari Namjoon.

Rahang Namjoon mengeras,pria dengan kulit putih pucat itu selalu mengganggu nya.

"Yaa!jangan membawa pacar ku!"
Buru-buru Namjoon turun dari kendaraan mewahnya demi menghentikan Yoongi.

Yoongi menghentikan langkahnya saat telinga nya mendengar sebaris kalimat yang membuat telinga nya panas. Namjoon tersenyum puas saat Yoongi membalikkan tubuhnya dengan rahang yang mengeras.

"seokjin itu pacar ku" ucap Namjoon menekan setiap katanya.

"Dia bahkan tidak ingin menjadi pacar mu bagaimana bisa kau menganggap nya sebagai pacarmu?" Tanya Yoongi tajam.

Namjoon terkekeh mendengar pertanyaan Yoongi yang teramat dingin.

"Lalu bagaimana dengan mu? Apa hubunganmu dengan pacar ku? kenapa kau selalu berusaha seakan-akan melindungi pacar ku?"

"Berhenti menyebutnya sebagai pacar mu!" Geram Yoongi menatap nyalang mata tajam Namjoon.

"Sudah Yoongi ayo pulang" bujuk seokjin saat ia merasa akan ada keributan sebentar lagi.

"Apa jangan-jangan kau menyukai seokjin Hyung?" tepat sasaran, jantung Yoongi berdetak dua kali lipat saat bocah di hadapannya mengatakan kebenaran. Yoongi menatap seokjin sekilas, dapat Yoongi lihat mata seokjin seakan-akan mendambakan sebuah jawaban dari Yoongi atau itu hanya perasaan Yoongi saja?

MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang