chapter 4

3.8K 259 4
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Seokjin mengerjapkan matanya perlahan,nuansa pertama dalam penglihatan seokjin adalah ruangan serba putih,bau obat-obatan tercium jelas saat kesadaran seokjin sudah kembali.

"Aigo seokjin!"seokjin menolehkan kepalanya kearah samping,ibu yang sudah lama tidak mengunjungi nya sekarang tepat berada di sampingnya.

"Eomma?" Suara seokjin terdengar lirih.

"Hyung kau baik-baik saja?"kali ini suara milik Jungkook terdengar.

"Nee, kepalaku sedikit sakit ssh.."seokjin meringis menahan sakit di bagian kepalanya yang dibalut oleh perban.

"Kenapa aku bisa ada disini?" Tanya seokjin bingung,ia mencoba mengingat sesuatu yang menyebabkan dirinya berada di rumah sakit.

"Dokter seokjin apa kepala mu masih sakit?" Seseorang berpakaian bernuansa putih datang menghampiri seokjin dengan senyum kuda ciri khasnya.

"Dokter hoseok?"

"Tadi malam kau terluka cukup serius,kepalamu mengeluarkan banyak darah karena sesuatu menghantam kepalamu sangat kuat sehingga kau terkena gegar otak ringan, untung saja kau cepat dibawa kesini" ucap dokter Hoseok menjelaskan.

"M-mwo?" Penjelasan Hoseok kembali mengingat kan potongan memori dalam otak seokjin,benar. Bagaimana seokjin bisa lupa dengan tiga brandal di gang sempit, lalu pembegalan dan ciuman pertama miliknya diambil secara paksa oleh pria berdimple tadi malam,oh dan jangan lupakan pukulan tepat dikepala nya yang menyebabkan nya terbaring dirumah sakit dengan keadaan gegar otak.

Seokjin menggeram marah, jika saja ia bertemu ketiga brandal itu ia pasti akan membunuh ketiga brandal itu.
Perlahan seokjin memegang bibir nya yang sudah tidak legal, pipinya memanas mengingat kejadian malam itu, hampir saja ia dilecehkan oleh seorang namja.
Yang benar saja!

"Mereka?"

"Maksud Hyung tiga brandal itu? tenang saja mereka sudah dimasukkan kedalam sel tahanan" Jungkook menyela ucapan seokjin seakan tahu apa yang seokjin pikirkan.

"Siapa yang membawa ku kesini Jungkook?"

"Yoongi Hyung"

"Yoongi?lalu dimana dia sekarang?" Seokjin mengedarkan pandangannya ke segala arah tapi tidak menemukan sosok seorang Yoongi. Jungkook mengangkat kedua bahunya dan menggeleng pertanda ia tidak tahu.

"Baik dokter seokjin aku tidak bisa berlama-lama berada diruangan mu, masih banyak pasien ku yang butuh perhatian ku,aku sudah memberikan obat pereda nyeri dan obat lainnya kepada ibumu, jangan lupa diminum karena dokter tidak boleh sakit,kan?" Hoseok mengedipkan sebelah matanya mencoba humor dengan rekan sesama dokter sekaligus sahabat jauhnya.

"Gumawo Hoseok" seokjin tersenyum melihat kepergian dokter Hoseok.

"Bagaimana keadaan mu?eomma sangat takut terjadi sesuatu saat Jungkook menelpon eomma tadi malam jadi eomma langsung kesini,apa kau lapar mau eomma belikan makanan,Hem?" Seokjin tersenyum senang, sosok eomma yang selalu ia rindukan sekarang tepat berada di samping nya, karena tugas nya sebagai seorang dokter dan dipindahkan ke rumah sakit M.K ia harus berpisah dengan eomma nya.

"Kenapa cuman tersenyum?" Tanya nyonya Kim masih dengan raut khawatir diwajahnya.

"Aku tidak ingin apa-apa eomma, mungkin Jungkook yang ingin makan,dia terlihat kelaparan" seokjin menunjuk Jungkook dengan dagunya,ia terkekeh melihat Jungkook fokus dengan dunia game nya entah sejak kapan.

"Eoh,eomma melupakan anak itu. Jungkook ingin ajumma belikan sesuatu?" Tanya nyonya Kim menghampiri Jungkook.

"Nee ajumma aku ingin kimchi dan kimbab sepertinya enak. Ah,mian ajumma aku merepotkan mu" masih fokus dengan dunia game nya, nyonya Kim tersenyum sembari menggeleng maklum pada Jungkook yang tidak pernah berubah kalau sudah menyangkut dengan game nya.

"Harusnya ajumma yang minta maaf karena putra ajumma ini selalu merepotkan Jungkook,ah iya ajumma harus berterima kasih pada teman kalian siapa tadi namanya yoonsi? yoonbi?" Nyonya Kim memegang dagunya mencoba mengingat nama seseorang yang sudah menyelamatkan putra semata wayangnya.

"Yoongi eomma" seokjin membenarkan ucapan nyonya Kim.

"Ah,iya Yoongi. Jja eomma pergi dulu"

Terdengar pintu tertutup perlahan pertanda nyonya Kim sudah pergi.
Seokjin mengubah posisinya menjadi duduk dengan perlahan, dasar perawat bocah itu bukannya membantu nya malah asyik dengan dunia game nya, percuma saja ada seseorang diruangannya kalau begitu.

"Hyung butuh sesuatu?" Gumam Jungkook tanpa melihat lawan bicaranya,mata indah nya lebih memilih menatap layar smartphone daripada wajah prihatin seokjin.

"Tidak,terima kasih" jawab seokjin ketus, penawaran Jungkook sangat terlambat.

"Hyung"

"Hem?"

"Tadi malam Yoongi membawamu kerumah sakit..."

"Aku sudah tau" seokjin dengan cepat memotong ucapan Jungkook.
Jungkook berdecak kesal,bukan kah tidak sopan saat kau sedang bicara lalu dipotong begitu saja?

"Aku belum selesai bicara Hyung"

Seokjin memutar bola matanya malas,bukankah baru saja Jungkook bilang kalau Yoongi memang membawa nya kerumah sakit lalu kenapa Jungkook ingin membahas nya lagi.

"Nee katakan"

"Dia tampak marah tadi malam" seokjin memilih bungkam mendengar ucapan Jungkook selanjutnya.

"Dia memarahi ku Hyung, katanya aku tidak berguna dalam mengurus mu aku meninggalkanmu sendiri pulang. Yoongi Hyung hampir menghabisi nyawa ketiga brandal itu jika saja polisi tidak menahannya" Jungkook mematikan ponsel ditangannya,ia menatap seokjin dengan mata berkaca-kaca.

"Mwo? Yoongi..."

"Mian Hyung, Yoongi Hyung benar  aku tidak berguna dalam mengurus mu"

"Ani. Jungkook ini bukan salah mu,dia berkata begitu karena sedang marah jangan dengar kan ucapan nya. Kemari kook" dengan langkah cepat Jungkook memeluk tubuh seokjin erat. Jungkook sangat takut Hyung kesayangan nya yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya ini terluka barang sedikit saja.

"Hyung"

"Nee?

"Yoongi Hyung seperti nya menyukai mu" seokjin membulatkan bola matanya terkejut, apa-apaan dongsaengnya satu ini.

"Apa yang kau katakan Jungkook?aku menganggap nya seperti aku menganggap mu. Kalian adikku"
Jungkook menatap mata seokjin dalam.

"Belum tentu Yoongi Hyung menganggap mu juga begitu Hyung, selama ini aku bahkan belum pernah mendengarnya menyebut nama mu dengan panggilan Hyung dan tadi malam aku hampir mati dihabisi oleh nya karena aku tidak becus menjaga mu" gerutu Jungkook sembari mengerucutkan bibirnya.

"Mana mungkin seperti itu Jungkook, itu tidak mungkin,aku rasa otak mu bermasalah karena kebanyakan bermain game." Sangkal seokjin memalingkan wajahnya yang mulai memanas.

" Terserah Hyung mau bilang apa, lebih baik aku melanjutkan bermain game di ponsel ku dari pada memberi tahu Hyung yang keras kepala"

Seokjin kembali mencerna ucapan Jungkook, tidak mungkin pria semanis gula itu menyukainya kan?
Tapi jika dipikir-pikir pria itu memang tidak pernah memanggil nya dengan sebutan Hyung meski jarak usianya dan Yoongi hanya terpaut satu tahun, tapi bagaimana pun juga ia yang lebih tua kan.
Seokjin memejamkan matanya perlahan saat sakit dibagian kepalanya kembali terasa.
Kenangan-kenangan laknat itu kembali terngiang dibenak seokjin, bagaimana dirinya hampir dilecehkan.

Ck. Sialan!

Seokjin kembali membuka matanya tidak ingin kejadian itu menguasai pikiran nya.
Seokjin menatap Jungkook dengan pandangan malas, Jungkook kalau sudah bermain game pasti akan melupakan dunia nyata.

MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang