jihoon berbaris di barisan paling depan, ya kenapa lagi kalau bukan karena tinggi jihoon yang bisa dibilang sedikit minimalis.
dan bagi jihoon itu bisa saja sebuah keunggulan dan juga bisa menjadi sebuah kelemahan.
keunggulannya ya ia bisa melihat upacara yang berlangsung dengan jelas jadi ia tidak bosan.
kekurangannya ya ia tidak boleh berbincang dengan teman-teman sekelasnya karena berada dalam 'zona pengawasan guru'.
dan kekurangan lainnya adalah bila petugas upacara itu orang yang tidak ingin ia temui,
dan sepertinya hari sial bagi jihoon.
"siap gerak"
terdengar sang pemimpin upacara berkata dengan lantang serta tegas, dengan postur badan yang tegap dan seragam yang rapih.
dan jihoon tau orang itu siapa,
itu laki-laki yang ia 'tabrak' barusan.
wah, jihoon sampai harus mengedipkan kedua matanya beberapa saat untuk memastikan ia tidak salah lihat.
' wah, dia beda sekali ya dari dirinya yang tadi '
kata-kata itupun terlintas di benak jihoon.
nah, kalau begini dia tidak hanya penasaran kepada lelaki pemimpin upacara itu,
seprtinya ia tertarik padanya,
tapi ia juga tak tau dalam hal apa.
pertemanan atau perasaan ?
' ih apaan sih jihoon, kenal aja enggak masa udah suka, ih '
jihoon memarahi dirinya sendiri, tetapi pandangannya masih terkunci pada pemimpin upacara sipit itu yang tengah memimpin upacara.
' tapi gaada salahnya juga sih kalo kenalan.. '
jihoon itu bukannya siswa baru di sekolahnya itu,, hanya saja ia bukan tipe orang yang suka berinteraksi dengan siswa-siswa lain di luar kelasnya dan juga club ekstrakulikulernya.
tapi setelah hampir 2 tahun ia sekolah, baru ini ia memiliki suatu inisiatif untuk berkenalan dengan seseorang.
dan tentu saja ia tak mengira ia akan mau berinisiatif terlebih dulu, apalagi kepada seseorang seperti si pemimpin upacara itu yang memiliki duality seperti itu.
dan anehnya jihoon sangat tertarik dengan hal itu.
⠀⠀⠀⠀
saat upacara hari itu sudah hampir berakhir, alias pada bagian upacara dimana sang pembina upacara sedang memberi amanat,
jihoon tidak memperhatikan satupun kata yang diucap sang pembina.
ya bagaimana ia mau fokus? ia dapat merasakan pandangan intens dari si lelaki yang dari tadi ia perhatikan.
jihoon terlalu malu untuk membalas pandangan lelaki itu, jadi ia membawa pandangannya pada pembina yang tengah memberi amanat diatas podium itu.
"wah jihoon dilihatin cogan tuh"
jihoon sedikit merona saat diejek oleh teman sekelasnya yang berada di barisan belakangnya,
"apaan sih, engga ada cogan tuh"
jihoon berkata tanpa menolehkan kepalanya, masih takut kalau nanti dimarahin sama guru,
"itu si hoshi dari tadi liatin elu terus"
"hoshi?"
"iya, yang jadi pemimpin upacara ituloh"
'hoshi..'
jihoon mengulang nama itu di dalam benaknya.
sepertinya nama itu tidak terlalu asing di telinga jihoon, ia pernah mendengarnya, tapi ia tidak dapat memetik kapan dan dari siapa ia mendengarnya.
"ciee jihoon~"
goda teman sekelasnya lagi setelah melihat kedua pipi jihoon yang sedikit memerah,
"diem gih,"
dan dengan itu pembicaraan mereka ditutup,, jika jihoon sudah menggunakan suara dinginnya semua orang pasti takut.
![](https://img.wattpad.com/cover/220953801-288-k986944.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
risak [soonhoon]
Fanfiction𝙧𝙞𝙨𝙖𝙠 :: merupakan kata kerja yang berarti mengusik atau mengganggu.