Sang Pejuang

21 1 3
                                    

Luangkan waktumu dan duduk disampingku, kusiapkan secangkir kopi panas dan cemilan favoritmu.

Tak usah lagi kau pura-pura tertawa, ku lihat dengan jelas air menggenang di kelopak mata.

Seberapa parahnya kisah pahit mu?
Ceritakanlah semua keluh kesahmu, telinga setia ku tak bosan mendengar.

Apa yang sedang engkau lamun kan?
Mengapa begitu berat untuk di ungkapkan. Begitu banyak makna di dalam tatap nya.

Sejenak kau memejamkan mata, selalu menghela napas panjang. Dan lagi, dengan sombongnya kau tunjukkan senyuman bahagia.

Sudahlah berhenti meratapi sesuatu yang telah terjadi, dengan sangat yakin ku percaya kau bisa hadapi.

Tak sedikit yang khianati mu, dengan tulus dan kuat nya hatimu menjadi pemaaf. Walau terkadang kau juga melakukan hal dengan khilaf.

Engkau lah sosok yang ku anggap paling terkuat, begitu besarnya rasa kagum ku pada hati besarmu bernasehat.

Ayah, sungguh dirimu terlalu kuat untuk dikalahkan rasa sakit.
Jangan pernah lelah berdiri dikala angin kencang menerpamu sengit.

Sajak-sajak SemukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang