Dentuman keras musik yang memekakkan telinga itu ternyata ampuh untuk mengusir kegundahan Thomas. Walaupun sebenarnya diragukan, apakah sebotol Scotch tadi atau musiknya atau malah ajakan Lana yang membuat kakinya sekarang kepayahan untuk bangkit ke toilet kamar hotelnya.
Errrgh. "That lady is strong like a horse... I barely can't handle her dance", ujarnya dalam hati.
DRRDDRTTTTDRTTTTT. Handphonenya bergetar sedaritadi. Terlihat 46 missed calls di display handphone nya, vibrasi yang tak cuma membuat Thomas buru-buru mengangkat telepon, tapi secara bersamaan memompa deras aliran darah ke otaknya.
"H...Hola amigo?" jawabnya pelan.
"Where the hell on earth were you!!" bentak Kevin diujung sana.
"I... I am at Jakarta now..."
"WHAT??? Kamu bilang masih di Bandung?"
"Iya hanya sehari saja saya di sini... Siang ini langsung ke Bandung lagi sama Bima" jawab Thomas.
"Kapan?" tanya Kevin memburu.
"Secepatnya, Amigo."
"Kamu nggak usah tinggal di hotel lagi, langsung ke apartemenku saja"
"Gracias mi amigo..."
CLICK. Rasanya Thomas masih ingin berlama-lama mendengar suara Kevin. Melihat langsung wajah Kevin, memeluk pundaknya seperti yang biasa ia lakukan. Thomas yang Kevin kenal adalah Thomas yang dengan mudah bergonta ganti pasangan perempuan. Tapi dari hati yang paling dalam, hal itu ia lakukan semata untuk mengaburkan keinginan memburu Kevin lebih jauh. Ia tak ingin terlalu dalam terjebak di palung pengharapan yang tak memiliki jalan keluar. Ia menyukai Kevin tapi tidak laki-laki lain. Ia tak pernah terfikir untuk move on dan mencoba relationship dengan pria lain, justru ia mencari kesenangan dengan perempuan yang sama membutuhkan jalan keluar seperti dirinya.
Thomas menutup mukanya dengan bantal. Berharap dalam sedetik ini sudah pagi, dan ia bisa bertemu Kevin.
BANDUNG, KEESOKAN HARINYA...
"Macet tadi di Cipularang?" sambut Kevin sambil menurunkan barang Thomas.
"Not really... Pak, ini uangnya ya... Terima kasih"
"Wow, satu minggu disini dan kamu sudah mahir bahasa Indonesia?"
"Saya kan sudah lama belajar bersama kamu, Kev..." sergah Thomas.
"Besides... You know me...." Sambungnya lagi.
"Yeah I know, should I make it clear now? That you ...."
"No, Kevin... Ugh..." balas Thomas sambil merangkul pundak Kevin.
"Wah, Sudah sampai Thomas?" sapa Victor.
Kali ini Thomas yang menaikkan satu alis. Ia seperti linglung sedang berada di dimensi mana di apartemen Kevin.
"Last time I check, you live... alone...amigo?" bisik Thomas ke Kevin.
"Iya, dan Victor sudah lama satu apartemen denganku. Aku baru sadar kemarin lusa"
"Such a funny coincidence, right?" tiba-tiba Victor menyeletuk.
"You're a man with hell of a twist, Saragih..." tiba-tiba Thomas berseloroh.
Victor menaikkan satu alis, mencerna apa yang ia lewatkan kali ini.
"What?" tanya Kevin.
"Siapa Saragih? Kamu?" tanya Victor.
"Iya, itu kalau Thomas lagi bete, dia manggil margaku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger's Circle
RomanceThis Is Gay Story Jika cerita ini bukan cerita yang akan anda sukai, silahkan skip Terima kasih Takdir seringkali menertawai kita, menjanjikan semuanya tapi pada kenyataannya tidak memberikan apa-apa. Kita bisa memilih jalan cerita kita, tapi apa ya...