Intro

2.4K 175 18
                                    

Manusia melakukan perubahan untuk bertahan hidup. Tapi bagaimana jika ada yang berusaha bertahan dengan masa lalu.

Seseorang harus menyadarkan dia, orang-orang disekitarnya merasa lelah, kerepotan, semakin dia bertumbuh, semakin dia bertahan dengan zona nyamannya. Namun semakin tidak peka dengan banyak hal karena kebiasaan. Terbiasa itu berpeluang menumpulkan pikiran, dan jika dipikiran tiba-tiba itu akan terasa mengerikan.

Padahal jika dipikiran, manusia melakukan perubahan sekecil apapun. Tapi dia, manusia konservatif yang sangat kolot. Khawatir dan cemas dengan banyak perubahan di sekililingnya. Sayangnya kenyamanan ternyata menciptakan ketidakamanan.

Di dunia ini ada dua jenis ketakutan, ketakutan Rasional dan ketakutan Irasional. Kalian tahu, dia hanya seorang gadis berusia dua puluh delapan tahun yang telah menghabiskan sebagian besar hidup di rumah bersama didikan nenek dan kakeknya. Dua orang tua berambut putih yang setengah tahun lalu meninggal. Lalu dia kembali ke rumah orang tuanya. Dia menuliskan kesedihan dalam buku diary, bukankah dia sangat kolot? Dia sering tertawa jika membaca novel klasik yang amat membosankan. Dia bangga akan kehidupannya, menjadi penerjemah untuk beberapa novel luar. Dia juga seorang editor yang sangat tahu menerjemahkan sebuah karya agar menjadi sasaran penikmat buku.

"Aku tiba di rumah. Tunggu aku di ruang penyimpanan."

Kang Seulgi

Dia hanya anak gadis yang sangat menggemaskan. Baru menerima pesan singkat dari saudara laki-lakinya yang dua tahun ini berkuliah di London. Adik lelakinya akan menghabiskan libur semester di rumah mereka. Tentu saja dia senang, Seulgi menginginkan beberapa buku langka yang telah dia bayangkan sebelumnya.

Dengan kaki-kaki jenjang membawa langkah menuruni anak tangga melewati dapur membuka pintu belakang, Seulgi berlari membuka pintu kayu di samping bangunan utama. Pintu yang terhubung dengan ruang bawah tanah, ruang penyimpanan anggur dan beberapa buku serta barang milik anggota keluarga.

Menghabiskan waktu menunggu sang adik, gadis itu melihat-lihat isi ruangan. Tidak banyak yang bisa ia dapatkan dari ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan. Tapi mata sipitnya melihat sebuah buku hardcover cukup tebal tersusun di bagian atas. Susah payah gadis itu mencari bantuan dan dia hanya menemukan tangga di sudut ruangan. Dengan begitu banyak tenaga yang terbuang, Seulgi menyeret tangga kayu itu hingga menimbulkan suara gesekan pada lantai dingin.

Mungkin ia benar-benar tidak sadar telah menarik perhatian seseorang yang juga berada di dalam ruangan. Seseorang yang sibuk memilih wine untuk acara mereka.

Pria itu menemukan sosok Seulgi yang berusaha memanjat satu persatu anak tangga. Alisnya naik satu tingkat dan tanpa sadar berjalan mendekat. Ia telah berdiri di bagian bawah memperhatikan sosok yang membuatnya tersenyum kecil.

Seseorang mungkin akan benar-benar terpesona melihat Seulgi berada di atas tangga. Gadis itu menggunakan gaun putih berenda membuatnya seperti bidadari kecil dengan sorot cahaya menembus ventilasi udara, masih berusaha mengambil salah satu buku dengan susah payah.

"Owgh..."

Tanpa sadar pria itu mengeluarkan suara terkejut karena tidak sengaja melihat bagian dalam pakaian Seulgi membuat gadis itu menyadari kehadiranya. Ia ikut terkejut dan kehilangan keseimbangan.

"Woaghh~" Seulgi berteriak nyaring membuat pria itu kembali reflek menatapnya.

Seulgi tersandung kakinya sendiri, bergoyang dan terjatuh.

Contemporary || seulmin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang