Part 1

293 27 4
                                    

“Lihat dirimu Sakura, kamu sudah berada ditingkat akhir SMA sekarang, jadi lakukan yang terbaik di tahun terakhirmu”

Gadis itu mematut dirinya didepan kaca sambil menepuk dadanya bangga. Sakura sangat bersemangat menyambut hari pertamanya setelah hampir sebulan libur panjang. Berkali-kali dia memastikan penampilanya rapi, hari ini harus jadi hari yang sempurna, senyum puas terukir diwajahnya setelah melihat penampilanya dan mulai turun untuk sarapan bersama keluarganya.

“Pagi Ayah pagi Bunda” Sakura mencium pipi orangtuanya satu persatu.

“Pagi juga sayang, segera makan sarapanmu, bunda bangun pagi-pagi sekali buat masakin menu favoritmu” ujar Mirae-Ibu Sakura pada anaknya, sebelum Sakura sempat menjawab, ibunya kembali menyela

“Kkura-ya, apa kamu ingat dengan keluarga Jeon?” Sakura yang ditanya hanya diam berpikir

“Keluarga Jeon, tetangga sebelah kita dulu” melihat Sakura yang mengernyitkan keningnya bingung, Mirae kembali mengingatkan

“Ketika kamu kecil, kamu sering main sama anaknya. Siapa ya namanya...” Mirae mencoba menggali ingatannya,
“Jeon Jungkook, iya Jeon Jungkook. Keluarga mereka baru pindah kesini lagi kemarin”.

Mendengar nama itu disebut, wajah Sakura terlihat masam, dia ingat siapa laki-laki itu.
“Jungkook satu sekolah denganmu sekarang, ibunya secara khusus memintaku agar kamu mau membimbingnya disekolah nanti. Kalian berdua bisa berangkat bersama ke sekolah”
mendengar informasi yang diberikan ibunya semakin membuat muka Sakura tertekuk masam, dengan terburu-buru sakura menyelesaikan sarapanya. Sakura dengan cepat menghabiskan sarapanya agar dia punya alasan untuk berangkat lebih dulu.
Cihhh, berangkat bersama denganya terdengar sangat konyol.
Kenangan yang dimiliki sakura tentang Jeon Jungkook tidak pernah bagus. Demi apapun dia masih sangat kesal dengan apa yang pria itu lakukan di masa lalu.

***

“Kkura-yaaa, miss you so much bebeh”
Gadis cantik dengan rambut sepunggung itu berlari kearah bangku Sakura dengan semangat dan langsung memeluk Sakura dengan erat.

“Yura-ya, lepasin malu tau, udah kek bocil aja kamu” gadis bernama Yura itu perlahan melepaskan pelukanya setelah mendengar kalimat pedas dari Sakura

“Ya abis gimana, kangen tau sama kamu, mana kamu kalo diajak nongkrong gak mau, gak bosen apa sebulan main game terossss, baca komik terossss. Pantesan gak punya pacar” sindir Yura tajam.

“Sarapan sana, kamu rese kalo lagi laper” ujar Sakura jengkel.
“Ya udah lah, aku mah laper gak laper tetep aja rese. Btw, kamu tau gak denger-denger ada murid pindahan dari Busan”
Yura memulai pembicaraan dengan wajah antusias. Sakura heran melihatnya, pasalnya Yura bukan tipe orang yang ekspresif ketika menceritakan tentang seseorang apalagi itu adalah orang yang belum mereka kenal, ralat hanya Yura yang tidak kenal sedangkan Sakura tau siapa yang gadis itu maksud.

“Kamu antusias banget kayaknya?” Sakura tidak dapat menyembunyikan rasa ingin taunya.
“Anak baru ini beda, denger-denger dia jago olahraga, lukis, beladiri juga kemampuan akademiknya pun bagus, dia juara pertama se-sekolahnya mana dia dari sekolah yang populer lagi, pinter banget pasti, dan yang bikin aku gak kalah antusias adalah gimana persaingan kalian nanti, aku gak sabar liat kamu kewalahan buat belajar” Yura tertawa puas apalagi setelah melihat wajah jengkel sahabatnya.

“Kalau dia memang sehebat itu, dia gak bakal pindah sekolah, apalagi di tahun terkahir SMA. Percaya deh sama aku, dia mungkin dikeluarkan dari sekolahnya karena peringainya buruk”
“Bisa jadi sih” Yura tertawa pelan membenarkan hipotesis dari Sakura.

Kelas  yang semula ramai dengan celotehan para siswanya seketika hening begitu pintu kelas mulai dibuka. Bu Eri sebagai wali kelas 12 A memasuki ruangan diikuti dengan pria tampan dibelakangnya. Fokus seluruh murid otomatis beralih pada pria tersebut.

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang