Suasana didalam UKS hening saat ini, hanya ada mereka berdua sekarang. Jungkook yang duduk ditepi ranjang UKS menatap lekat Sakura yang sedang fokus meneliti luka di tanganya.
"Kamu ngrokok?"
Jungkook yang semula menatap Sakura kini menunduk, dia kebingungan harus menjawab apa.
"Kamu ngrokok?!!"
Tanya sakura dengan suara yang lebih keras karena Jungkook tidak kunjung menjawab pertanyaanya.
"Sedikit. Aku ngrokok kalo lagi banyak pikiran aja"
Bohong Jungkook. Yang banar saja, Jungkook merokok setiap hari, entah sedang ada pikiran atau tidak. Dia menganggap rokok itu sama halnya dengan makanan. Tapi hal itu tidak mungkin diungkapkan kepada Sakura, dia tidak mau Sakura semakin menjauhinya.
"Setidaknya, kalo kamu ngrokok, gunain asbak bukan gunain telapak tanganmu"
"Mau nemenin aku beli asbak nanti malem? Sekalian jalan-jalan, udah lama kayaknya kita enggak keluar bareng" Ajak Jungkook.
"Kayaknya bukan cuman tanganmu yang luka, tapi otakmu juga. Kamu lupa kalo nanti malem kamu ada janji sama Yura? Gak usah aneh-aneh deh" Sakura mencibir.
"Aku gak bakal selalu di ranking 1 kalo aku orang yang pelupa Sakura. Aku cuman lebih milih jalan bareng kamu dari pada sama dia. Jadi gimana? Mau gak?". Sakura yang ditanyai hanya diam.
"Kamu diem itu berarti 'ya' kan?"
"Gak, aku gamau" Sakura buka suara akhirnya.
"Kenapa, kita udah lama gak keluar bareng lho, nanti aku beliin apa aja yang kamu pengen" Mata Jungkook penuh harapan.
"Jangan gila kamu, tadi pagi kamu ngajakin jalan Yura, siangnya ngajakin aku, terus nanti kita jalan bertiga gitu. Nanti kalo Yura mikir yang gak-gak gimana? Gak waras emang".
Mendengar makian Sakura, Jungkook hanya tersenyum simpul. Dia perlahan merogoh ponsel disakunya."Mau ngapain kamu?" Sakura penasaran
"Mau nelfon Yura, ngasih tau kalo gak jadi nonton malem ini. Aku ada kencan sama kamu soalnya"
Jawab Jungkook yang tengah sibuk mencari nomor Yura yang entah kenapa tidak ada didaftar kontaknya. Ahh, Jungkook ingat sekarang, dia memang tidak pernah menyimpan nomor gadis itu. Pantas saja. Sebelum sempat mencari lebih jauh, Sakura dengan cepat menarik ponsel Jungkook dari tanganya."Kamu apa-apaan sih! Pengen banget aku dapat masalah ya?!" Sakura berteriak kesal.
"Lah ya gimana? Kamu gak mau jalan bareng gara-gara aku ada janji sama Yura kan? Aku cuma ngilangin batu sandunganku aja. Sini hapenya"
"Janji dulu, jangan batalin acara nontonya, aku gak enak sama Yura" Minta Sakura, yang sepertinya tidak digubris oleh Jungkook.
Jungkook bangkit dari posisi duduknya hendak merebut ponselnya. Adegan tarik menarik ponsel pun terjadi, yang mengakibatkan Sakura hilang keseimbanganya, Sakura memejamkan mata bersiap merasakan sakit yang akan menimpanya. Namun setelah beberapa detik, dia membukanya kembali karena tidak merasakan sakit sediktpun. Dan pandangan pertama yang dilihatnya adalah, Jungkook dengan posisinya yang sedang menindih pria itu sekarang. Sadar dengan posisinya, Sakura memberontak.
"Jungkook-ah, lepasin!!!" Tentu saja tidak dihiraukan teriakan itu, Jungkook malah lebih mengeratkan lagi pelukanya.
"Biarkan seperti ini, sebentar saja".
" Jungkook-ah, kalo ada murid lain yang masuk gimana?"
"Aku masih merindukanmu. Jadi tolong, biarkan seperti ini" Suara lirih Jungkook membuat Sakura menatapnya kembali. Sinar matahari yang mengenai wajah rupawan didepanya membuatnya lebih bisa melihat dengan jelas mata itu.
Mata yang menatapnya dengan penuh pemujaan.
Ditatap seperti itu membuat tubuh Sakura terdiam. Dia tidak tau harus berbuat apa.
Keterdiaman Sakura dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Jungkook. Dipeluknya erat tubuh gadisnya, seolah-olah tidak ada lagi hari esok. Dihirupnya dalam-dalam aroma Sakura seolah-olah dia hanya dapat bernafas dengan itu. Jungkook mulai rileks sekarang.
"Aku mencintaimu, Sakura"
Mendengar pernyataan itu, Sakura langsung bangkit dari posisinya, beruntung Jungkook membiarkanya kali ini. Dia bergegas meninggalkan UKS.
Setalah keluar menutup pintu UKS, Sakura memgang dada kirinya, dia berdebar. Pernyataan cinta Jungkook membuatnya terenyuh, pria itu tidak berbohong ketika dia bilang perasaanya masih sama seperti dulu. Sakura dapat melihat dimatanya tadi.
Sakura berjalan dengan riang menuju kelasnya, dia bergembira, Jungkook masih mencintainya dan dia masih menjadi pilihan utama bagi pria itu. Sakura yakin, Jungkook tidak akan membatalkan kencanya dengan Yura, itu bukan karena pria itu lebih peduli dengan sahabatnya. Pria itu hanya tidak kuasa menolak permintaanya.
Sedangkan Jungkook masih terdiam ditempatnya, pikiranya masih terbayang-bayang dengan Sakura. Bagaimana tubuh gadis itu begitu mungil didekapanya, bagaimana harum nafas yang mengenai wajahnya, dan jangan lupa tubuh Sakura yang semakin berisi di tempat yang seharusnya. Membayangkan itu membuat Jungkook lebih gila.
Sakura tumbuh menjadi gadis yang sangat sempurna.
Jungkook melepas seragamnya perlahan, dihirupnya dalam-dalam sisa-sisa aroma Sakura yang menempel diseragmnya. Perpaduan antara aroma miliknya dan Sakura sungguh sempurna. Jungkook akan menyimpan seragamnya yang ini.
Sakura hanya miliknya, hanya untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
FanfictionMungkin caraku untuk mendapatkanya salah, tapi jika dengan cara itu aku dapat mendapatnya, kupikir itu setimpal. Apapun untuk gadis cantik ku, Sakura. Jeon Jungkook Aku benci dia, pria yang selalu ingin kutolak eksistensinya, semakin lama bersamany...