Memenuhi janjinya dengan Sakura, Jungkook akhirnya menjemput Yura malam ini. Yahh, walaupun dengan terpaksa.
Setelah dipersilahkan satpam rumah Yura untuk masuk, Jungkook segera memencet bel rumahnya. Alih-alih dibukakan oleh Yura, Jungkook justru asisten Rumah Tangganya yang menyambutnya."Non Yura lagi siap-siap den, mohon ditunggu sebentar". Jungkook hanya membalasnya dengan tersenyum.
Pandangan mata Jungkook menyapu keseluruhan ruang tamu. Rumah Yura tergolong rumah yang mewah dan besar, meskipun tidak semewah rumah Jungkook yang 'dulu'. Mata Jungkook berhenti pada objek persegi didepanya. Sebuah figura yang membingkai gambaran keluarga yang bahagia, sebesit rasa iri muncul dihati Jungkook, namun segera ia tepis perasaan mengganggu itu. Segera dia melangkah menuju potret keluarga Park, dilihatnya Yura yang tersenyum lebar diantara kedua orangtuanya. Yura anak tunggal ternyata.
Suara langkah kaki yang terburu-buru menuruni anak tangga mengalihkan perhatian Jungkook.
"Maaf aku telat dan bikin kamu nunggu Jungkook-ah" Ucap Yura sambil ngos-ngosan.
"Gak masalah, aku juga baru aja dateng"
Balas Jungkook sambil melihat jam tangan yang menunjukkan angka 7.10 pm, berarti sudah 10 menit Jungkook menunggu Yura untuk bersiap-siap. Dan itu bukan masalah, Jungkook cukup pengertian karena dia tahu wanita memang membutuhkan waktu lebih untuk merias diri.
Yura menggunakan dress selutut berlengan pendek warna krem dan flatshoes putih yang feminim. Make up tipisnya memberikan kesan natural dan fresh diwajahnya. Secara keseluruhan Yura cantik malam ini. Tapi tetap saja tidak dapat membuat Jungkook terkesan.
Yura hanya cantik, tidak lebih.
"Kamu luar biasa banget malem ini" Puji Jungkook basa-basi.
"Terimakasih" Yura menjawab pujian Jungkook dengan malu-malu. Padahal kalimat pujian itu sudah ratusan kali didengar oleh Yura, tapi ketika diucapkan dari bibir Jungkook, hal itu terasa berbeda.
Melihat Yura yang tersipu malu, mau tak mau membuat Jungkook menyeringai.
Naif sekali. Batin Jungkook mengejek.
***
Disinilah mereka sekarang, Yura duduk dibangku penonton dengan gelisah, berbanding terbalik dengan Jungkook yang tampak tenang menonton adegan berdarah didepannya. Sebenarnya Yura tidak begitu yakin untuk menonton film thriller, tapi karena Jungkook yang menginginkanya, Yura mencoba menghargai pilihannya. Dan sedikit banyak dia merasa menyesal, dia tidak terbiasa dengan darah.
Merasakan gadis disebelahnya merasa tidak nyaman, Jungkook tersenyum miring. Ini hukuman untuk Yura, siapa suruh dia menjadi batu sandungan untuk dirinya dan Sakura, kalau saja gadis ini tidak ada, malam ini dia bisa berduaan dengan Sakura. Bukan salah Jungkook yang pertama kali mengajak Yura pergi malam ini, tapi ini salah Yura yang dengan mudahnya meng-iyakan ajakan Jungkook. Wanita macam apa yang mau diajak pergi oleh orang yang baru saja dikenalnya. Pikirnya.
Setelah film selesai Jungkook memutuskan untuk mengisi perutnya di restoran yang dekat dengan tempat mereka menonton film.
"Yura-ya, kamu mau pesen makanan apa?"
"Aku mau pesan minum aja"
"Ya gak gitu dong, aku yang ngajak kamu buat jalan-jalan, aku bakal dinilai sama orang-orang gak bertanggungjawab kalo sampe ngebiarin perut kamu kosong. Atau emang kamu mau aku dinilai seperti itu? "
"Gak gitu.... "
"Ya udah, aku pesenin steak ya"
Yura hanya mengangguk, sungguh dia tidak berselera makan kali ini. Adegan di film tadi masih terngiang-ngiang dikepalanya, bagaimana adegan salah satu tokoh di film itu dibantai oleh psikopat yang mengincarnya. Mengingatnya saja sudah membuat perut Yura mual.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
Fiksi PenggemarMungkin caraku untuk mendapatkanya salah, tapi jika dengan cara itu aku dapat mendapatnya, kupikir itu setimpal. Apapun untuk gadis cantik ku, Sakura. Jeon Jungkook Aku benci dia, pria yang selalu ingin kutolak eksistensinya, semakin lama bersamany...