BONUS I

15 3 0
                                    

Buat merayakan Karangan Rasa yang udah mencapai bab kelima, gue bakal post Bonus Chapter pertama. Buat bonus chapter, nanti ada banyak cerita tentang backstory, flashback, dan perspektif dari tokoh selain Adara. Nah, sampai bab kelima ini, gimana menurut kalian cerita Karangan Rasa? Masih banyak cerita juga rasa yang masih belum diungkapkan oleh para tokoh, jadi nantikan di bab-bab selanjutnya ya :)

***

Ini adalah cerita tentang persahabatan gue, Jeff, dan Dhito. Gue udah bersahabat sama mereka lebih dari 10 tahun. Gue lupa tepatnya dan gue udah berhenti menghitung karena sudah terlalu lama.

Gue kenal sama Jeff lebih dulu daripada Dhito. Waktu itu mungkin gue baru umur lima tahun, waktu Jeff main ke rumah gue untuk pertama kalinya, sama orangtuanya. Setelah Bunda menikah sama Papa, gue sama Bunda pindah dari Jakarta ke Bandung karena Papa baru merintis usaha restorannya di Bandung. Beberapa hari setelah kita pindah, Jeff sekeluarga mengunjungi kami. Om Agung, ayah Jeff, adalah teman dekat Papa sejak kuliah bisnis dulu. Om Agung juga kenal sama Bunda karena memang mereka semua satu universitas. Setelah itu, Jeff sering main ke rumah gue, apalagi setelah Papa kerja sama bareng Om Agung mengurus franchise restoran papa, juga membuka usaha makanan baru.

Jeff saat itu sebenarnya gak jauh berbeda dari sekarang. Masih pendiam dan pemalu. Meskipun menurut gue, Jeff juga berubah banyak. Ya, setidaknya sekarang dia lebih terbuka entah sikapnya dan juga mulutnya. Dulu penampilan Jeff juga sedikit berbeda, pipi chubby dan juga tingginya belum setinggi sekarang. Hal yang paling menarik adalah, ulang tahun gue sama Jeff itu hanya beda satu hari. Gue lahir satu hari setelah hari valentine yang menjadi ulang tahun Jeff, tapi selama kita berteman gue selalu bertindak selayakya seorang kakak buat Jeff, yah kecuali dalam beberapa hal.

"Hi Kresensia," begitu sapa Jeff setiap kali datang ke rumah gue.

Dulu memang Jeff manggil gue Kresensia, sama kayak cara Papa manggil gue. Entah sejak kapan dia mengubahnya jadi Ara, sama kayak orang lain. Mungkin dia tahu kalo sebenarnya gue gak suka dipanggil Kresensia.

"Adara, ayo kamu cari Jeff, hari ini Jeff pulang bareng kita," ucap Bunda setiap pulang sekolah.

"Jeff, ayo pulang," teriak gue memanggil Jeff, menggandeng tangannya dan mengajaknya pulang. Begitulah keseharian gue sama Jeff sampe SMP, minus gandengan tangannya, pulang bersama karena mama Jeff memang wanita karir jadi Jeff biasa menunggu di rumah gue sampe mama Jeff pulang. Waktu-waktu itu kita habiskan dengan banyak hal. Paling sering sih Jeff dengerin gue cerita atau nemenin gue nonton drama korea. Kadang gue nemenin Jeff main bola di halaman belakang atau belajar main gitar.

Karena Jeff dulu sangat pendiam dan pemalu, banyak banget tingkah Jeff yang menurut gue sangat konyol. Seperti waktu pertama kali Dhito pindah ke seberang rumah gue dan ketemu sama Jeff pas sebelum kita masuk SMP.

"Halo, nama gue Dhito, gue baru pindah tuh di seberang," sapa Dhito saat itu sambil mengulurkan tangannya.

"Hai gue Adara, tapi panggil Ara aja ya," ujar gue sambil menyenggol lengan Jeff memaksanya untuk ikut berkenalan.

"Jeff," sapa Jeff hanya dengan satu kata sambil ikut mengulurkan tangannya.

"Hai, Jeff. Diem amat lo," ujar Dhito sambil bercanda.

Jeff pun hanya menanggapinya dengan cuek. Setelah itu, Dhito juga sering main ke rumah gue dengan syarat tidak ada Jeff di rumah.

"Males gue, kayak ngomong sama candi," ujar Dhito kalau gue tanya kenapa.

"Ih, Dhito, mana ada candi yang mukanya kayak Jeff. Lagian dia jawab kan meskipun dikit," jawab gue.

"Kayak setan berarti,"

Karangan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang