BERBAGI KENIKMATAN KOPI

4 0 0
                                    

Cuaca malam ini memang benar-benar sangat dingin. Padahal baru saja lewat isya’, namun angin terasa menyayat kulit. Dinginnya merasuk hingga ke bagian dalam kulit. Guna mengatasi cuaca yang amat dingin, Rio sahabat Dopi yang koki handal katanya digunung segera memasak air. Teh dan kopi pun siap dinikmati.

Baru akan meneguk secangkir teh, “Flowy, kemarilah! Tendanya sudah jadi!” seru Dopi memanggil. Gagal deh, aku harus segera menuju ke tenda yang dibuat oleh Dopi.
“Masuklah!” serunya dari dalam. Terlihat ada para kawan pendaki lainnya. Sontak aku masuk kedalam tenda. “Kau pasti kedinginan kan?! Tenang saja, kita akan buat kopi!” imbuhnya kemudian.
Dopi segera mengeluarkan kompor mini yang memang diperuntukkan bagi pendaki. Dengan sigap ia memasak air. Dibantu oleh Vira yang menuangkan air ke dalam panci. Sementara aku hanya menyaksikan mereka.
Tak lama kemudian air mendidih. Dopi lekas menyiapkan dua gelas. Satu untuk segelas susu, satunya lagi untuk segelas kopi. Lagi-lagi aku hanya melihatnya saja.
“Nah, sekarang minumlah ini! Biar tubuhmu hangat!” ia menyodorkan segelas susu itu padaku. Aku langsung meneguknya secara pelan-pelan. Namun bukan untuk dihabiskan sendiri. Sebab ketika berada digunung, apapun yang menjadi milik kita, maka itu juga milik orang lain.
Ya, baik segelas susu maupun segelas kopi. Keduanya digunakan untuk berbagi satu sama lain. Bahkan teman dari tenda lain pun juga boleh ikut menikmati.

“Beginilah kalau digunung!” kata Dopi berbisik di telingaku. Karena dialah aku mengerti hal lain lagi. Seperti berbagi kepada yang lain.
Candaan Dopi membuatku dan kawan lainnya yang berada dalam satu tenda tertawa terbahak-bahak. Kami tak bisa berhenti dibuatnya tertawa. Ya begitulah Dopi, sedari dulu tidak ada yang berubah darinya. Ia memang suka sekali membuat candaan yang tak masuk akal. Sampai ujungnya siapapun yang diajaknya mengobrol pasti terpingkal-pingkal.

PETUALANGAN DOPI & FLOWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang