PENYEMANGAT LANGKAH

9 0 0
                                    

Perjalanan pun kami lanjutkan lagi, sebab aku tak ingin ketinggalan jauh dari tim. Sebab para pendaki terlihat berjarak beberapa meter didepan kami. “Yok jalan lagi!” seruku.
Dopi bukannya berjalan di depanku, ia justru memilih di belakang. Selang beberapa puluh meter dari tempat sebelumnya. Lagi-lagi aku harus menghentikan langkahku. Kejadian itu pun sontak membuat Dopi dan kedua temannya ikut berhenti. Melihat situasi itu, pikirku dipenuhi beragam pertanyaan. “Duh, aku jadi penghambat nih. Gara-gara aku, mereka harus berhenti,” kegelisahan muncul begitu saja dalam pikiranku.
Bagaimana tidak sementara yang lain tetap melanjutkan pendakiannya. Aku malah menyita waktu Dopi dan temannya, untuk menemaniku beristirahat. Di tengah hutan dalam gunung ini, tak bisa kupungkiri, rasa bersalah pun muncul dalam pikiranku. Aku takut, jika fisikku yang ternyata lemah ini, tak mampu melanjutkan perjalanan seperti yang lain. Melainkan butuh waktu berkali-kali untuk istirahat.

“Dopi, kemarilah!” Dopi lekas mendekatkan . “Pasti gara-gara aku ya? Mereka jadi ikut-ikutan berhenti. Dan bisa terlambat sampai puncak,” bisikku tepat didepan hadapannya.
“Tenanglah. Jangan khawatir… Di dalam gunung, kita tidak akan tau apa yang akan terjadi. Tapi ada banyak hal, yang akan kamu ketahui. Bahkan hal yang tidak pernah kamu duga sekalipun,” kata dopi. Menimbulkan sejuta pertanyaan di pikiranku, apa maksud ucapannya.
Tapi sudahlah, itu tidak penting sekarang. Aku kembali meneguk air mineral yang menggantung di ranselku. Kami bergegas melanjutkan perjalanan lagi.

PETUALANGAN DOPI & FLOWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang