SUNRISE HANYA WACANA

7 0 0
                                    

Seperti Biasa bangun pagi hanyalah wacana, pagi begitu cerah yang tadinya ingin melihat sunrise pun sudah tidak ada. Ketika Aku dan Dopi terbangun Rio dan beberapa teman sudah selesai membuat sarapan.
Usai menikmati keindahan gunung dan berfoto-foto selfie bersama. Akhirnya kami memutuskan untuk turun. Kami para pendaki telah membereskan barang-barang termasuk sampah yang ada di sekitar sana. Siang ini kami memutuskan untuk turun. Saat aku akan melangkahkan kakiku. “Sreekkk…” tiba-tiba saja, ada seseorang yang menarik tanganku. Sehingga langkahku harus tertunda.
“Dopi!” sentakku saat menoleh dan menyadari kalau orang itu adalah Dopi.
“Iya, kita jalan belakangan aja,” ujarnya.
Entah apa yang kupikirkan waktu itu. Rasanya aku tak mampu menolaknya. Jadi aku hanya menurut. Benar, Dopi baru mengajakku berjalan, ketika kawan pendaki yang datang bersama kami jalan lebih dulu. Lagi-lagi dia berdiri di depanku, tangannya pun sudah melayang di hadapanku. Tanpa pikir panjang lagi, aku sudah tau maksudnya. Dia memintaku untuk memegang tangannya. Meskipun tanpa berucap apapun.
Jelas saja, aku meraih tangannya. Dia mulai menggenggam erat tanganku. Dapat kurasakan dari kekuatannya memegang tanganku. Ia terus menunjukkan jalan padaku. Kemana aku harus menapakkan kakiku, dialah yang menuntunnya.

PETUALANGAN DOPI & FLOWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang