Bagai Melodi

39.1K 2.9K 511
                                    


Hitam diatas merah
Menutupi hingga tak Terlihat...
Ku persembahkan teriakan ini
Untukmu
Sebagai melodi tidurmu
Dan darah ini
Sebagai bukti bahwa
Aku mencintaimu.








-
|||
-








Dengan rahang yang mengeras, gigi yang bergemelatuk, dan tangan yang mencengkram kuat. Amarahku sudah sampai di titik tertinggi, dimana tidak ada seorang pun yang dapat mengehentikanku saat ini.

Ku tatap manusia biadab yang telah berani menyentuh milikku dengan tatapan dingin, wajahku mengeras antara senang dan marah setiap kali melihatnya mengerang kesakitan. Manusia kotor ini yang telah berani menyentuh kekasihku...


Mataku terpejam, mengingat dengan beraninya tangan kotor itu menyentuh milikku, dan kembali amarahku memuncak saat mengingatnya.

Aku menyeretnya di tengah gelap malam yang sunyi, menuju tempat dimana akhir dari dunia terang tidak akan pernah terlihat lagi olehnya. Sebentar lagi aku akan bisa meluapkan semua ini...

Tempat gelap, sempit, dan pengap. Tempat di mana aku melenyapkan manusia-manusia kotor yang telah mengusik milikku. Perlahan namun pasti, aku menyeret rantai yang mengikat lehernya hingga dia tercekik setiap ku seret. Aku tidak boleh terlalu mengikuti emosiku, sehingga memberikan dia bebas dari hukuman begitu saja dengan cepat.


Setelah puas melihat wajah menderitanya, ku dudukan dia di sebuah bangku dengan meja di depannya. Aku menarik kedua tangan kotor itu ke atas meja dan memakunya disana.

'AARRGGHH!'

Kau dengar sayang?

Betapa indahnya teriakan itu mengalun di telingaku, senyum kecilku terbit ketika rintihan-rintihan kesakitan menyertai penderitaannya. Tidak puas, aku pun memotong satu persatu jarinya yang berani menyentuh milikku. Dia kembali berteriak....

'Sayang? Apa kau mendengarnya?'

Teriakan itu menggambarkan bahwa hatiku secara terus menerus meneriakan namamu dengan pilu.

'Sayang, kuharap kamu bisa tidur dengan nyenyak malam ini.'

Kataku dalam hati...

Kemudian sebagai persembahan cintaku padamu, aku menguliti semua bagian tubuhnya hingga hanya daging tanpa kulit yang tersisa, tak akan ku biarkan dia beristirahat dari rasa sakit walau hanya sebentar.

'Sayang? Apa kamu melihatnya? Dalam mimpimu?'

Lihatlah semua darah ini, begitu kental walau redam oleh gelapnya malam, menggambarkan cintaku padamu...

'Aku mencintaimu... Sungguh!'

Sangat! Sampai membuatku semakin gila.

Ku potong semua bagian tubuhnya menjadi potongan kecil, dia sudah mati ketika aku memenggal kepalanya tadi. Anjing kesayanganku pasti akan sangat kenyang saat ku beri makan malam ini.

'Sayang, lihatlah!
Betapa aku mencintaimu.
Betapa aku takut kehilanganmu.
Betapa aku tak rela kamu di sentuh oleh orang lain, walau hanya seujung kuku!'

Sayangku? Kasihku?

Kamu hanya 'milikku.'
Hanya 'milikku.'
Untuk 'diriku.'

Aku mempersembahkan satu nyawa kotor ini sebagai tanda bahwa aku mencintaimu.
Ku persembahkan semua ini hanya untukmu.



"Huang Renjun. Kekasihku..."

BAD Jaemren [✔] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang