Dara merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya, dia memandang langit dinding kamarnya.
"untung ganteng! Gue nggak jadi jahat deh.. Nggak boleh mendzolimi ras ganteng dar, takut dikutuk malaikat!" gumamnya
"hm.. gimana ya cara jitu deketin si babon? Namanya aja nggak tau. Mesti jadi detektif kayaknya buat cari informasi." Menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Gadis itu tertidur dengan pulas, sepertinya dia memiliki rencana besar besok pagi. Apakah dia akan berbuat ulah lagi dengan pria tampan itu. Dia terlihat begitu antusias hingga dia tersenyum dalam tidurnya.
Keesokan harinya saat di sekolah
"woy wewegombel, lo pernah ngga sih liat anak cowok yang mukanya kek lee minho?" tanya dara pada sahabatnya.
"L-i-n-t-a-n-g. Bukan wewegombel!" jelasnya dengan kecut.
"iya iya maaf. Serius lo tau nggak?"
"mau ngapain? mau lo pelet ya?"
"mana ada cewek cantik kek gue melet orang, lo nggak tau ya justin bieber aja pernah gue tolak!"
"alah lo! jomblo dari lahir aja. Emang kaga laku kan!" memandang rendah dara.
"plis ya kembarannya dora, standar calon imam gue di atas rata-rata, yang ecek-ecek mah ngga akan nyantol."
"dasar bocah! Udah sana... anak emak mending berlindung di ketek nyokap."
"lama-lama gedek juga gue ama lo." Dara pergi meninggalkan sahabatnya sambil ngedumel sendiri.
"gue merasa lintang lebih mirip kayak emak harimau dibanding jadi sahabat gue, tiap hari doyannya ngajak ribut gue mulu." Gumam dara.
Lintang berjalan menuju toilet sekolah, dia hanya ingin bercermin. Karena kaca kesayangannya pecah akibat insiden kemarin dan tiba-tiba diluar terdengar keributan. Seketika dia mencari pusat keributa tersebut.
"sibyan adu jotos.. si biyan adu jotos." Salah seorang siswa yang berteriak melewati dara.
Orang-orang berlarian menghampiri keributan itu, termasuk dara. Karena dia super kepo akhirnya dia mendekat menuju keributan. Saat hendak mendekati keributan tak sengaja seseorang mendorong dara.
Bruk..
Satu kepalan tangan melayang ke pipi dara, seketika dara jatuh dan tak sadarkan diri. Dara langsung dibopong menuju UKS, semua orang terlihat kaget.
"aduh..." lirih dara.
"lo udah sadar?" khawatirnya.
Dara bangun dan berjalan keluar dari UKS tanpa menghiraukan pria itu.
"biar gue anter? Lo mau kemana?"
"berisik lo! kayak ibu-ibu PKK!" tukas dara.
Dara berjalan menuju toilet sambil memegang pipinya yang sakit. Setibanya di toilet dara menangis.
"udeh kek korban KDRT aja gue. Sakit... Hiks.." Sambil memegang pipinya yang terkena jotos. Tak lama tangisannya semakin membesar hingga terdengar keluar pintu toilet.
Krek...
Suara pintu toilet terbuka
"lo baik-baik ajakan?" cemasnya.
"woy ini tempat kaum hawa? Ngapain lo disini? Kelamin lu berubah jadi ganda?" Terbata-bata
"ayo keluar, biar gue obatin."
Dara menoleh ke arah kaca toilet lagi dan terus menangis. Pria itu menarik lengan dara keluar toilet dan membawanya ke UKS.
"duduk, biar gue bawain kompresan." Ujar pria itu.
Dia pun bergegas pergi untuk membawa kompresan untuk dara. Dan tak lama kemudian pria itu kembali muncul dan membawa kompresan di tangannya.
"memarnya bakal ilang ngga sih?" sambil cegukan akibat tangisannya.
"ilang lah, jangan nangis terus nanti tambah sakit,"
Pria itu mengompres pipi dara dan sesekali menghapus air mata gadis itu.
"maaf kejadian tadi, gue bener-bener ngga sengaja nonjok lo. Lagian kenapa tiba-tiba lo bisa di situ?"
"gue didorong orang. Lo juga! kenapa sih sok sok-an berantem di sekolah? emangnya sekolah di ciptakan buat ajang turnamen tinju?" Sindir dara dengan sinis. "dasar babon!" umpat dara.
"gue bukan babon, gue punya nama. Byan." Jelasnya.
"byan... babon.. HAHA nama kalian huruf awalnya kembar, sama kayak mukanya...eh!" tertawa geli
Byan menatap tajam dara, seakan bola matanya akan keluar.
"bercanda kali. Serius banget kayak lagi lamar anak perawan."
Pria itu hanya terdiam dengan wajah datarnya.
"biar gue anter pulang ayo!"
Dara diam membeku, syok.
"ayo pulang!" menarik lengan dara dengan lembut
"tas gue masih di kelas."
mereka pun berjalan menuju kelas dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYAN & DARA
Teen Fictionwalau aku tidak yakin, awalnya. Tetapi aku malah jatuh cinta kepadanya.