Part #2 : Waktu yang Salah

293 83 124
                                    

Hari ini perhatian ingin kucurahkan
Namun, waktu tak memberi kesempatan
Mengapa harus demikian?
Apakah aku melakukan kesalahan?

-Natasya Asica

Ayam berkokok menandakan pagi, dering alarm menghentikan mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayam berkokok menandakan pagi, dering alarm menghentikan mimpi. Di pagi buta Natasya terbangun, bergegas cepat menyelesaikan rutinitasnya. Hal itu ia lakukan agar nantinya bisa meluangkan waktu untuk Benny. Mengirim izin melalui pesan teks, itu yang dilakukan Natasya untuk mengabari rekan-rekannya bahwa hari ini ia tidak ikut dalam melaksanakan kegiatan organisasi.

Setelah selesai melakukan semuanya, barulah ia membangunkan Benny melalui perantara telepon. Tertulis berdering, tetapi tak ada jawaban. Itu sedikit membuat Natasya takut karena khawatir jika kekasihnya marah padanya. Telepon dan telepon terus ia lakukan. Tak akan pernah menyerah walau pun nantinya akan diabaikan.

Tujuh kali sudah panggilan dilakukan. Namun, tetap saja Benny belum memberi jawaban, tetapi saat panggilan kedelapan diluncurkan, di sanalah Natasya kembali mendengar suara Benny. Suara khas layaknya orang yang baru terbangun dari tidurnya. Seketika itu Natasya mengelus dada dan mengucap syukur karena pikiran buruknya tak jadi kenyataan.

"Hoaaam ... halo," sahut Benny dengan jiwa yang belum terkumpul sepenuhnya.

"Ben bangun, jangan tidur terus," suruh Natasya menasihatinya.

"Lima menit lagi ya, hoaam ...," tawar Benny.

"Bangun atau aku siram," balas Natasya menggoda kekasihnya.

"Kalau kamu yang siram enggak apa-apa, aku rela," goda balik Benny.

Canda gurau sering mereka lakukan, dan tak hanya sampai di situ, mereka juga sering bertukar cerita. Romantis serta humoris, begitulah pandangan orang-orang terhadap hubungan mereka. Namun, tak selamanya demikian, Benny dan Natasya juga sering kali melakukan pertengkaran-pertengkaran kecil.

Waktu berlalu begitu cepat, Benny hampir lupa kalau ia harus pergi kerja kelompok di rumah Karina. Meminta izin dengan berat ia lakukan. Benny sebenarnya tidak menginginkan hal itu, mengingat mereka berdua belakangan ini benar-benar jarang mengobrol, tetapi ia juga harus tetap melaksanakan kewajibannya.

"Natasya, aku mau pergi kerja kelompok dulu ya. Pulangnya kayaknya sore," ucap Benny meminta izin.

"Em, iya hati-hati ya," balas Natasya kurang semangat.

"Kalau gitu enggak jadi aja deh."

"Loh, kenapa?" tanya Natasya.

"Kamu cemberut gitu," jawab Benny.

"Enggak cemberut kok, tapi enggak bisa ditinggalin lama-lama," ucapnya dengan nada rendah.

"Nanti sambilan kok, kita tetap bisa chatan,"

"Enggak usah ish! Nanti ganggu." Natasya sedikit kesal karena ia sudah meminta izin agar bisa meluangkan waktunya. Namun, sekarang malah Benny yang sibuk.

***

Benny dan Karina mengerjakan tugas kelompok dengan cukup lancar. Sore pun tiba dan pekerjaan kelompoknya telah selesai. Benny berpamitan pulang, tetapi ia dicegah oleh Ibu Karina, beliau tidak mau jika Benny pulang dengan keadaan perut kosong. Maka dari itu, Benny diminta tinggal sampai jam makan malam tiba. Benny tak kuasa menolaknya, dengan berat hati, ia harus menerimanya walau lagi-lagi membuat Natasya menunggu.

Benny

Sayang. Maaf ya, aku pulangnya telat. Soalnya disuruh tinggal makan malam, enggak enak juga kalau ditolak.

Natasya

Iya, pulangnya hati-hati ya.

Benny tidak terlalu menikmati hidangan di rumah Karina karena pikirannya cukup terganggu. Setelah selesai makan malam, ibu Karina menyarankan untuk Benny pulang secepat sebelum terlalu larut. Menerima saran tersebut, Benny bergegas pulang ke rumah dan kemudian menelpon Natasya.

Panggilan Benny mendapat jawaban dengan sangat cepat karena Natasya memang menunggunya. Ucapan maaf dilontarkan Benny diiringi napas yang terengah-engah. Natasya menerima ucapan maaf Benny dengan lapang dada, kemudian mengalihkan topik dan merencanakan pertemuan mereka di hari esok.

 Natasya menerima ucapan maaf Benny dengan lapang dada, kemudian mengalihkan topik dan merencanakan pertemuan mereka di hari esok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak, salam dari author

Prioritas Kedua [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang